Sebuah kondisi yang pincang.Â
Di Satu sisi dia sangat di hormati oleh para pemimpin negara  lain, sementara di negaranya sendiri selalu di hina dan di caci.
Tak ada yang bisa aku perbuat selama bulan April ini.Â
Ber medsos, hampir tiap hari. FB, tiktok, Ig, YouTube seperti makanan wajib yang harus aku santap.
Sayangnya, ketika hiruk pikuk politik memuncak, aku tak memiliki daya untuk bisa membela kehormatan presiden ku.
Di ujung bulan April, dunia sepakbola harus menelan pil pahit atas kekalahan U23 dari Urbekhistan yang ditengarai akibat ulah sang wasit.
Aku sedih, aku menangis dan aku berdoa bersama harapan tersimpan dalam hatiku.
Aku dan seluruh rakyat Indonesia, berharap pertolongan Allah di penentuan pemenang ke tiga yang akan datang.
Sepakbola memang luar biasa. Mampu menyatukan ratusan juta hati bangsa Indonesia untuk duduk bersama menyaksikan bagaimana para pemain berlaga.
Detik demi detik, dia tulus terpancar dari bibir seluruh penikmat bola. Walau akhirnya harus ada airmata di penghujung taqdir.
Allah sedang menguji kami. Allah sedang ingin mendengar rintihan tangis bangsa ini. Allah sedang ingin melihat keteguhan dan tekat semua bangsa Indonesia untuk bersatu kembali setelah terkoyak oleh hiruk pikuk politik.