Ribuan rakyat Palestina memadati sepanjang jalur Gaza Jumat (21/05) atas klaim kemenangan melawan Israel. Rakyat merasa perjuangan mereka selama berhari-hari terbayar sudah. Sambil membawa atribut khas Palestina, mereka memberi pose V di jari-jemari sebagai tanda kemenangan.Â
Pasalnya, rencana penggusuran pemukiman Palestina di Sheikh Jarrah oleh tentara Israel berhasil digagalkan menyusul gencatan senjata yang diserukan oleh Israel.Â
Sebelum membahas soal gencatan senjata, apa benar Palestina telah menang dari Israel? Sementara ratusan nyawa di pihak Palestina tidak sebanding dengan puluhan korban jiwa di sisi Israel.Â
Jumlah pasti kerugian di masing-masing pihak tidak dipublikasikan sehingga kita tidak akan pernah atau bisa tahu siapa sebenarnya pemenang dari ketegangan antara Israel dengan Palestina (saya mungkin lebih suka menyebutnya Hamas) selama sekitar 11 hari ini.
Lupakan soal siapa pemenang dan siapa yang kalah, mari bahas soal gencatan senjata yang katanya didengungkan oleh tentara Israel. Menurut berita yang beredar, Israel katanya melakukan gencatan senjata setelah bermediasi dengan Mesir. Sementara itu, AS mempertegas supaya meski gencatan senjata, Israel perlu terus mempertahankan teknologi militer Iron Dome-nya supaya rakyat mereka aman dari serangan roket milik Hamas.
Namun gencatan senjata hanya manis di mulut saja. Pasalnya, beberapa waktu setelah klaim kemenangan dari Hamas digelar di Gaza, terjadi bentrokan antara warga sipil dengan polisi Israel di kompleks Masjid Al Aqsa.Â
Bentrokan ini membuat polisi Israel harus menyemprotkan gas air mata, persis seperti yang terjadi pada awal mula konflik atau ketegangan selama 11 hari lamanya di mana saat itu terjadi juga bentrokan di kompleks Masjid Al Aqsa.
Di sisi lain, pihak Israel mengaku bahwa pihak Palestina yang memulai terlebih dulu atas ketegangan dengan melempar batu ke sisi Israel. Entah kenapa, saya justru takut dari hal sepele muncul lagi perang-perang lainnya.
Kenapa saya sebut gencatan senjata di Gaza gagal? Karena pihak Hamas katanya akan terus meningkatkan kemampuan untuk melawan begitu pula dengan Israel. Mereka berdua bagai kucing dan anjing, tikus dan kucing, atau serigala hitam dan serigala putih. Rasa curiga di masing-masing negara membuat kedua negara akan sulit menciptakan kedamaian.
Baca juga: Jarang Diketahui, Ini Sebenarnya Penduduk Asli Wilayah Palestina-Israel, Bukan Keduanya tapi...