Profesi Youtuber ini menghipnotis semua kalangan. Mulanya hanya sedikit artis yang nyambi buka praktik di Youtube. Seiring berjalannya waktu, banyak artis lain yang menyusul. Tak hanya artis rupanya, semua kepincut ingin jadi seorang Youtuber.
Ini bukan tanpa alasan, menjadi seorang Youtuber selalu dicitrakan sangat menghasilkan. Apalagi setelah deretan artis memamerkan hasil kekayaannya berkat rajin buat video di Youtube. Bukan main-main pendapatan mereka, bisa milyaran rupiah hanya dalam sebulan.
Mereka tak peduli soal kualitas, asal bisa menarik perhatian, semua bisa dilakukan. Drama cinta, pamer saldo ATM, gebrek rumah, sakit hati, berselisih dengan anak, dan serangkaian hal-hal aneh atau tabu turut dijadikan konten karena digemari oleh penonton.
Meski begitu, saat ini bukan hanya artis saja yang ingin mendapat milyaran uang dalam sebulan lewat Youtube. Politisi termasuk salah satunya.
Politisi ini mungkin merasa iri. Namanya iri, itu wajar sebagai seorang manusia biasa. Bayangkan saja, gaji DPR mungkin tidak menyentuh sampai angka ratusan juta perbulan, namun gaji artis melebihi seorang dewan.
Sudah begitu, modal untuk dapat kursi di senayan ini sangat mahal sementara modal untuk jadi Youtuber tidak semahal itu. Hanya perlu gimik dan narasi yang ciamik, dijamin dapat perhatian di Youtube.
Namun persaingan Youtube tidak seperti dulu lagi. Semenjak pandemi datang, ramai-ramai artis yang namanya hampir redup karena panggung tutup akhirnya merambah Youtube. Ini membuat para politisi harus lebih pintar lagi membuat strategi.
Sejauh ini, siapa saja politisi yang menjadi Youtuber? Apakah mereka dapat mengalahkan Deddy Corbuzier, Atta Halilintar dan kawan-kawannya?
Pertama kita lihat Fahri Hamzah. Siapa tak kenal politis satu ini. Namanya cukup kontroversial sehingga banyak dikenal.
Baru-baru ini mendapatkan penghargaan dari Jokowi. Sebuah penghargaan bergengsi bernama Bintang Mahaputra Nararya. Selain itu, politikus yang merintis partai Gelora ini cukup aktif di Youtube.
