Habib Bahar malah pawai menuju kediamannya setelah bebas dari penjara. Pengikutnya malah merekamnya sambil konvoi ria. Lalu berceramah di depan khalayak ramai setelahnya. Meski di pesantren, harusnya Habib Bahar sadar betul, dia adalah orang yang memiliki banyak pengikut.
Bukannya malah memprovokasi dengan menyebut pemerintah zalim, pemerintah mengorbankan rakyat kecil, dan menyerang kebijakan-kebijakan penguasa. Kritik sih boleh tapi harusnya Habib Bahar tahu tempatnya.
Habib Bahar sepertinya juga lupa bahwa Prabowo kini sudah berada di barisan Jokowi. Prabowo juga pasti tidak setuju dengan apa yang dikatakan Habib Bahar karena lagi-lagi saat ini Prabowo termasuk dalam lingkaran rezim yang berkuasa.
Mungkin nih, kalau Prabowo tidak jadi menteri, bisa jadi Prabowo akan mendukung Habib Bahar karena posisinya opisisi dan tentu saja punya kepentingan tersendiri. Sementara saat ini, siapa itu oposisi? Mungkin hanya Fadli Zon yang masih ngotot mendukung Habib Bahar.
Dulu waktu awal-awal Habib Bahar ditangkap saja, Fadli Zon berada di barisan paling depan dalam mendukung Habib Bahar. Lagi-lagi mungkin karena masa pengikut Habib Bahar sangat banyak jadi bisa menguntungkan dirinya dan partainya untuk kampanye hitam terselubung.
Tapi kini beda bung, oposisi tidak begitu terang benderang. Pun saat ini yang kita hadapi lebih menyeramkan dari oposisi itu tersendiri, Covid-19. Jika oposisi itu bisa dilihat secara kasat mata maka Covid-19 mainnya sembunyi-sembunyi karena memang virusnya tidak kasat mata.
Kalau sudah begini skenarionya, maka jangan salah jika Prabowo lupa siapa sih Habib Bahar itu. Lah Prabowo saja jarang kelihatan mengkritik Jokowi saat Covid-19 ini meski banyak PR besar sebenarnya, namanya juga masih satu lingkaran rezim. Wajarlah! Siapa Habib Bahar?