Keinginan keluarga korban tentu adalah memakamkan keluarganya di dekat rumah. Dengan memakamkan di daerahnya sendiri akan membuat mereka lebih mudah mengunjunginya untuk berziarah dan memohon doa kepada Yang Maha Kuasa.
Lalu kenapa gubernur Jawa Tengah tidak menyediakan hotel bagi tenaga medis sebagai tindakan preventif penularan Covid-19 ini?
Kita tidak bisa langsung menyalahkan Ganjar Pranowo karena Jawa Tengah bukanlah Jakarta. Wilayah Jawa Tengah lebih luas dari Jakarta. Dan penyebaran kasus Covid-19 di Jawa Tengah tidak sebanyak Jakarta.
Rumah sakit di Jawa Tengah juga tersebar di berbagai daerah. Jarak satu kabupaten atau kota ke kabupaten atau kota lainnya tidak sedekat di Jakarta. Kalau menyediakan hotel, tentu diperlukan anggaran yang lebih besar dan banyak ketimbang Jakarta. Di tambah lagi kemiskinan di Jawa Tengah termasuk tertinggi di Indonesia.
Jika presentasi kemiskinan di Jawa Tengah adalah 11,19 persen sedangkan Jakarta hanya 3,55 persen. Angka kemiskinan tersebut tentu meningkat tajam di tengah mewabahnya corona sehingga diperlukan kebijakan untuk mengentaskan atau minimal mengurangi angka kemiskinan di tengah pandemi.
Tentu tidak mudah membuat kebijakan yang dapat mengenakkan semua pihak sementara anggaran tidak bisa mancur deras di tengah bayang-bayang defisit ekonomi akibat pandemi Covid-19 kecuali kalau ada gotong royong serius antar masyarakat dan pemerintah.
Baik menyiapkan hotel atau taman makam pahlawan merupakan kebijakan mulia, hanya saja masyarakat kita belum terlalu dewasa sehingga apa-apa selalu dikaitkan politik.Â
Daripada menyalahkan gubernurnya, lebih baik ikut gotong royong baik melalui edukasi maupun ikut iuran untuk berjuang bersama-sama melawan Covid-19.