Yang Sering Disalahpahami Soal Penyebab Hamil

Masa-masa pubertas adalah masa yang indah. Dari pubertas ini kita akan dianggap sudah mulai dewasa oleh orang tua. Kita juga dianggap bisa lebih mandiri. Yang tadinya diantarkan ke sekolah, diperbolehkan ke sekolah bersama teman-teman sebayanya. Yang tadinya tidak boleh membeli ponsel pintar jadi diperbolehkan.

Ada banyak privilege yang akan didapatkan oleh remaja puber tersebut. Namun di balik kepuberan itu, mereka kadang masih tabu akan pendidikan seks. 

Maka tak heran mereka sering salah paham soal penyebab seseorang bisa hamil. Biasanya ini ditemukan di daerah-daerah dan jarang terjadi di perkotaan.

Pertama, ciuman bisa membuat perempuan hamil. Sebenarnya warning ini baik yakni agar perempuan tidak mudah terbujuk oleh rayuan gombal si pacar. 

Namun siapa sangka, banyak orang desa yang menganggap bahwa ciuman bisa membuat hamil si wanita. Menurut mereka yang masih percaya mitos tersebut, kontak bibir yang terlumuri air liur bisa mengundang calon bayi ke perut perempuan.

Di zaman digital seperti ini harusnya pemahaman dangkal seperti itu dihilangkan. Meski bertujuan baik namun kalau keterusan bisa-bisa menjadi mitos yang diyakini oleh warga.

Kedua, tidur bersebelahan membuat hamil. Ini juga hampir sama dengan yang pertama. Pernyataan tidur bersebelahan bisa membuat hamil semacam tindakan pencegahan. Namun yang menjadi pokok utama penyebabnya adalah hanya tidur bersebelahan.

Kehamilan bisa benar-benar terjadi jika lawan jenis benar-benar tidur bersebelahan dan melakukan tindakan intim. Sayangnya, mitos yang beredar adalah jika tidur bersebelahan entah berbuat tindakan intim atau sekedar tidur, adalah penyebab seseorang bisa hamil. 

Ketiga, pegangan tangan bisa menyebabkan kehamilan. Ini mitos yang sudah mulai ditinggalkan namun tetap saja ada orang yang berpikir bahwa berpegangan tangan bisa membuat seseorang hamil. Apa yang mendasari seseorang bisa begitu percaya mitos ini sebagai fakta?

Mungkin mulanya adalah berawal dari larangan dari agama agar laki-laki dan perempuan tidak bersentuhan melalui kontak kulit selain mahromnya. Larangan agama tersebut semakin meluas diinterpretasi oleh masyarakat.