Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah
Setiap perayaan 'Idul Adha, tidak henti-hentinya khotib menceritakan fenomena dari setiap kisah-kisah besar di dalamnya. Saat ini, hal penting bagi kita, bagaimana upaya kita mengambil ibrah atau pelajaran istimewa dibalik berbagai kisah luar biasa. Pertama, Membentuk Pribadi yang Ikhlas dan Sabar. Kedua, Pertolongan Allah  datang Bagi Hamba yang berjuang dan berpasrah.
Pertama. Membentuk Pribadi Yang Ikhlas yang Sabar
Dua kata, 'Ikhlas dan Sabar', selalu menyertai perjalanan kehidupan ini. Sesuatu yang mudah diucapkan, tetapi sebagian besar orang menyebut susah untuk dilakukan. Tetapi, mereka para kekasih Allah swt, selalu menganggap hal tersebut  ringan dan mudah. Begitulah kebesaran hati para kekasih Allah dalam laku Ikhlas dan Sabar. Kesabaran merupakan buah dari keikhlasan, bahkan kesabaran sangat erat kaitanya dengan keihklasan. Hal ini sebagaimana terjadi pada kisah Ibrahim, a.s dalam penyembelihan terhadap putranya, Ismail, a.s, sebagaimana tertulis dalam Qur'an Surat Ash-Shoffat: 102
Artinya:Â Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". (37:102)
Kedua Pertolongan Allah  datang Bagi Hamba yang berjuang dan berpasrah.
Sebagaimana pernah dirasakan oleh keluarga besar Nabi Ibrahim, a.s. Ujian pun menerpa kita. Gempa terus menyusul, melanda siapa saja di Nusa Tenggara. Kemarau melanda, kekeringan tak terhindarkan, menguji kita semua. Hasil bumi menurun, pakan-pakan ternak susah didapatkan, air minum apalagi air untuk mandi juga penuh perjuangan untuk mendapatkan.Â
Situasi itu, telah memompa kita semua untuk mengerahkan segala upaya dan jalan pikiran untuk mengatasi kemelut yang menimpa. Segala cara diupayakan, doa pun terus dipanjatkan, tentu, ketaqwaan dan keihklasan menjalani semua garis Ilahi rabbi adalah keniscayaan. Apakah kesemuanya itu akan terus menerpa kita? Tidak, sekali-kali tidak. Allah swt pasti beri kepada kita jalan keluar terbaik, dan hal-hal karunia Allah swt teristemewa dibalik kerutan kening, dan derasan keringat.
Kita semua akan terus menghadapi ujian dan cobaan. Sekalipun seorang Raja, Ratu, Sultan, Presiden sekalipun tak luput dari bahaya laten kefakiran. Kefakiran dari harta benda, ilmu pengetahuian, hasil bumi dan pendapatan, prestasi dan jabatan, dan kefakiran dari kebahagiaan lainnya. Tetapi, bagi hamba Allah swt yang beriman dan bertaqwa, melihat hal itu adalah bagian dari proses kesabaran untuk terus berjuang. Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 155
Artinya: "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar" (QS. Al-Baqarah: 155)
Sabar pada ayat dimaksud adalah, segala upaya kita berusaha, berdoa, dan berserah diri kepada Allah swt dari segala sesuatu yang telah kita perjuangkan. Kunci utamanya adalah bertaqwa, artinya kita hanya takut kepada Allah swt, maka dengan demikian segala jalan keluar dari segala persoalan, pasti akan segera dijumpai dan memperoleh keberkahan yang istimewa.