Mohon tunggu...
Murwat
Murwat Mohon Tunggu... wiraswasta -

Trimo Ing Pandum

Selanjutnya

Tutup

Humor

[Humor] Pelit Karena Ingin Bersikap Adil

29 Agustus 2011   08:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:23 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Tiga hari setelah lebaran, keluarga besar Abik akan menggelar hajatan pernikahan adik bungsu Abik.  Hajatan keluarga besar ini menciptakan masalah besar bagi Abik.  Lebaran tanpa hajatan saja perlu biaya tidak sedikit, dari mulai biaya tiket kereta, oleh-oleh bermacam rupa, sediaan kue lebaran, dan biaya piknik-piknik.  Jika ditambah acara hajatan, tentu biaya berlipat jumlahnya.  Terus kemana harus mencari tambahan?

Abik mencoba meminjam uang ke teman-temannya, tetapi yang didapatkannya hanyalah tepukan di punggung tanda persahabatan diiringi kata-kata lembut "mohon maaf beribu maaf, tabahkanlah hatimu Shobat" Dalam kondisi kepepet jujur saja Abik lebih suka digebuk punggungnya tapi dikasih pinjam uang, daripada tepukan lembut tapi otak tetap senut-senut nihil pinjaman.

"Saya mau meminjam uang ke Pak Boss saja", kata Abik kepada teman-temannya.

"Ikuuuuut", teman-temannya spontan bermufakat mencontek gagasan Abik.

"Maafkan saya, Shobat.  Tidak boleh".  Akan tetapi mereka tidak peduli dan mengikuti terus kemana Abik melangkah, yang menurut dugaannya pasti mengarah ke tempat Pak Boss.  Benar.  Abik masuk ruang kerja Pak Boss, sementara  teman-temannya berkerumun di balik pintu dan jendela.

"Pak Boss, saya ada keperluan mendesak, tolong saya diberi pinjaman uang 5 juta saja.  Keluarga besar kami akan menikahkan adik bungsu saya".

"Urusan beginian nih yang saya tidak bisa.  Tegas saya katakan tidak bisa, tepatnya tidak mampu.  Saya hanya berusaha berbuat adil".

"Tidak bisa kok adil, gimana sih Pak Boss ini".

"Suatu saat kamu jika sudah jadi boss akan tahu kalau memberi pinjaman kepda karyawan itu tidak mudah.  Coba tengok keluar berapa jumlah temanmu yang menguntit kamu dan menguping pembicaraan ini.  Coba pikir apa yang diinginkannya? Sama seperti kamu, mau berhutang juga, mengekor kamu.  Ini kan menjelang lebaran, siapa sih yang tidak perlu uang lebih? Pahami posisi saya, Abik".

"Mana mungkin saya paham, Pak Boss.  Terus untuk apa saya mesti paham.  Yang saya pahami saat ini adalah bahwa kursi pelaminan  bisa sampai ke rumah ibu saya hanya jika kursi itu disewa pakai uang.  OK, begini saja Pak Boss,saya punya janji".

"Janji apa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun