Mohon tunggu...
Murwat
Murwat Mohon Tunggu... wiraswasta -

Trimo Ing Pandum

Selanjutnya

Tutup

Humor

[Humor] Kita Nyate Dulu, Dik!

28 September 2011   15:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:32 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Kenapa ya hari ini saya seneng membayangkan makanan. Pagi tadi ingat es jeruk. Sore tadi ketika ada tukang sate lewat depan rumah, saya teringat kisah yang diceritakan guru saya. Namanya Pak PN ( saya singkat namanya karena tidak minta ijin).

Sepulang mengajar, di jalan Pak PN ketemu mantan gurunya dulu waktu SMA. Guru yang cukup terkenal karena suka melucu saat mengajar. Diboncenglah mantan gurunya itu dengan sepeda motornya.  Kebetulan arah perjalanan sama.  Sampai di pasar Pak PN diminta berhenti di depan warung sate.

"Kita nyate dulu, Dik!" Senang sekali Pak PN menerima tawaran itu. Mantan gurunya itu ternyata baik dan mengerti apa yang dibutuhkan seseorang selepas bekerja.  Makan. Syukur-syukur makan enak.

Sambil mengobrol asyik, mereka menikmati sate kambing bumbu pedas dan tentu saja minuman dingin es jeruk. Puas makan, puas ngobrol, mantan gurunya Pak PN mengajak jalan lagi. Perjalanan masih beberapa kilo lagi.

"Dik, tulung bayari yo!"

Bagaikan ditendang kuda, Pak PN  kliyengan mendengar permintaan itu. Pasalnya Pak PN sama sekali tidak membawa uang.  Kalaupun ada hanya untuk jaga-jaga bayar angin kalau ban sepeda motornya kempes.  Mau terus terang, rasanya tidak enak sama mantan gurunya. Mau diam saja, bagaimana sate bisa kebayar.


Akhirnya trik kuno terpaksa dipakai. Pura-pura Pak PN merogoh saku celana belakang, menghampiri kasir. Sementara itu mantan gurunya sudah mendahului keluar dari warung sambil nyongkeli slilit.

"Waduh maaf, saya lupa nggak bawa uang. Nanti malam saya ke sini ya buat bayar sate, yah...telat-telatnya besok siang lah!"  Pak PN bicara setengah berbisik kepada kasir yang juga pemilik warung sate, yang kebetulan kenal sama Pak PN.  Sebenarnya wajah Pak PN merah menahan malu, tapi karena dari tadi sudah merah karena kepedasan, gurat-gurat malunya tidak nampak.

Kenal dengan tukang sate itu penting! Betul itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun