Mohon tunggu...
Murni Rianti
Murni Rianti Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan SMK Yudya Karya Kota Magelang

Membaca, menulis, traveling, berkebun, bertanam, kurator, olah raga jalan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gitu Aja Kok Ditulis

18 Januari 2023   17:08 Diperbarui: 18 Januari 2023   17:11 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
2013 kala itu, justru ingin menulis yang lain. Tidak takut dinyinyiri karena hanya ingin mengarsip saja. Eh, kok ada ya yang mau beli. Foto dokpri.

Mencoba menulis untuk diterbitkan? Tentu saja boleh. Semua tentang kegiatan dan kenangan, bisa diterbitkan. Meskipun kegiatan dan kenangan itu bisa terjadi juga pada orang lain. Tetapi gaya menulis sesuai karakter penulisnya dan pelaku kenangan itu sendiri.

Tentang karakter, seseorang yang mengerti dan memahami karakter diriku sangat paham dengan kepribadian diriku. Semua itu setelah dipelajari. Sampai aku terkenang dengan cara ibuku mengenal suami dan anak-anaknya.

Dulu ibuku suka bertanya, kamu suka gambar yang mana? Lain waktu, kamu pilih warna yang mana? Entah hari yang ke berapa ibu akan bertanya lagi, kalau gambar seperti ini pilihan kamu jatuh ke gambar nomor berapa? Itu pertanyaan bukan hanya untuk aku saja, untuk ayah juga saudara-saudaraku.

Salah satu yang kuingat sampai sekarang tentang  warna. Ibu bertanya, kamu milih nomor berapa dari warna-warna ini?

Setelah aku memilih nomor warna, ibu melihat arti warna pilihanku di buku lain. Buku yang menurutku buku catatan ibu. Buku yang berisi tulisan tangan ibu. Ibu menulis di buku biasa. Buku tulis zaman dulu.

 Tulisan ibu hampir sama dengan tulisan nenek dan buyut. Semua itu aku tahu dari tulisan difoto yang tertata di ruang keluarga rumah nenek dan menerangkan kegiatan apa pada waktu itu.  Di foto ada siapa saja juga tertulis atau tercatat dengan baik. Bahkan tempat saat berfoto juga ditulis.

Setelah beberapa tahun, aku baru mengerti bahwa semua itu cara ibu mengenal diriku, ayah sekaligus suaminya dan saudara-saudaraku.

Teringat tentang itu, aku juga melakukan aksi seperti ibuku untuk memahami dan mengenal karakter para siswaku. Tentu saja niatnya sambil mendapatkan ide untuk bahan tulisan.

Bahkan siswaku saya suruh menulis nomor pilihan menurut tes psikologi dengan uraiannya. Setelah itu saya beri kesempatan menulis di bawahnya tentang kebenaran psikolgi ini menurutmu.

Teringat tentang buku tulis ibu,buku tulis itu masih polosan belum dengan sampul bagus seperti sekarang. Meskipun itu buku tulis biasa, tetapi warnanya putih bersih. Tidak seperti lembaran hasil daur ulang bersama siswaku. Hanya saja senang ada kegiatan melakukan proses daur ulang menjadi kertas baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun