Mohon tunggu...
Murlan Candiloka
Murlan Candiloka Mohon Tunggu... Guru di sebuah instansi pendidikan SMP Negeri 5 Sidoarjo

Saya suka menulis, kegemaran saat kuliah dulu dan sekarang juga masih menulis semenjak menjadi Guru ASN di SMP Negeri 5 Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Seni

Keunikan Sinden Dalam Karawitan Jawa

21 Maret 2025   13:08 Diperbarui: 21 Maret 2025   13:08 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

  

 

Sinden .......................... 

          Pastinya kenal dong dengan sinden, kalau ditanya mengenai sinden pasti jawabannya penyanyi perempuan. Jawaban yang sangat umum sekali, sinden itu identik perempuan, tetapi di jaman modern ini, sinden itu ada yang pria loh. Aneh kan? Kita harus berpandangan luas sekarang bahwa di dunia bisa berubah-ubah sesuai dengan kondisi jaman. Sinden pria itu apakah seorang banci, bukan! Sinden pria itu suaranya wanita tetapi yang menyuarakan adalah pria. Kesehariannya juga seperti pria biasa, kalau berbicara juga suara pria. Tetapi kalau sudah di panggung, suara pria sudah hilang dan berubah menjadi suara wanita.

          Sebenarnya sinden bukan hanya penyanyi saja, melainkan musisi jawa. Karena di dalamnya ada proses garap yang sulit dan tidak mudah. Maka dari itu, sinden selain harus memiliki suara bagus, juga garap yang baik. Pandangan awam masyarakat bahwa sinden itu cantik dan memiliki suara bagus serta indah. Sesuai dengan jenis keseniannya, ada seni Tayub, seni Wayang, seni Campursari dan lain sebagainya. Seni Tayub, sinden dituntut selain memiliki tubuh seksi, cantik, suara bagus, tetapi juga harus bisa njoged. Seni Wayang, selain paras yang cantik, suara bagus, juga pertunjukan wayang sekarang sinden dituntut dengan njoged juga, karena gending yang disajikan tidak hanya gending wayangan tetapi juga gending campursarian. Apalagi seni Campursari, seni tradisional ini sudah memiliki trend sendiri, kalau sinden Campursari ini hanya duduk saja, kelihatan wagu dan kurang cocok, Maka dari itu sinden yang dulu dengan sekarang itu beda, bisa dilihat dari penampilannya.

          Sebagai seorang musisi vokal, sinden harus paham dengan cengkok dan gregel, karena dalam menyuarakan keindahan, kualitas seorang sinden bisa dilihat dari kedua hal tersebut. Selain itu juga timbre atau warna suara. Kalau ini, manusia sudah dari sanaNYA memiliki warna suara berbeda-beda. Melalui proses latian secara kontinyu dan terus-menerus, maka dihasilkan suara yang unik, apalagi kalau sudah memiliki dasar suara bagus.

Keunikan Sinden dalam Berharmonisasi dengan Gamelan Jawa.......       

          Sinden, jika seseorang sudah niat ingin menjadi sinden, segala macam cara akan dilakukan. Tidak mudah untuk menjadi sinden terkenal, banyak perjuangan dan pastinya halang rintang akan menunggu. Namun demikian, sinden itu memiliki keunikan yang dapat membuat dirinya menjadi idola. Sinden juga dekat dengan jawanya, kalau di jaman modern ini mendengar orang mau belajar sinden saja sudah bilaang waooooooo....hebat ya?. Tidak hanya itu saja, kebanyakan sinden itu memiliki pasangan seorang Dalang. Di dalam masyarakat, Dalang dipandang orang yang berwibawa, tokoh masyarakat, pendakwah dan menjadi contoh atau tauladan dalam bersikap dan bertindak. Maka sangat beruntung jika mendapat suami profesi seorang Dalang.

          Perjuangan seorang wanita yang berprofesi sebagai sinden tidaklah mudah. Sinden yang profesional harus memiliki keahlian dasar suara bagus. Suara bagus diperoleh dari latian secara rutin setiap hari, tidak minum air dingin dan makan kunyit. Proses latian juga harus ada yang membimbing dan mengarahkan. Paling tidak ketika salah cengkok, atau tidak harmonis dengan nada gamelan, seorang pembimbing bisa membenarkan. Berbeda dengan otodidak yaitu belajar sendiri tanpa ada yang mengarahkan. Misalkan belajar melalui channel youtube, di youtube juga komplit mulai dari tutorial belajar cengkok sindenan sampai dengan praktek nyinden yang baik.  

          Gamelan jawa yang memiliki laras slendro dan pelog bisa berfungsi untuk mengiringi pertunjukan wayang, tari, klenengan, campursari dan jenis seni pertunjukan lainnya. Seorang sinden juga harus menguasai titi laras yang baik, baik laras slendro maupun laras pelog. Bayangkan kalau tidak memahami titi laras, maka suara sinden dengan gamelan jawa akan tidak harmonis. Ketidak harmonisan disebabkan oleh suara sinden yang tidak cocok dengan nada-nada gamelan. Gending yang seharusnya menggunakan laras pelog, tetapi disindeni dengan laras slendro, begitupun sebaliknya. Kadang juga tidak harmonisnya seorang sinden disebabkan oleh kurangnya latian, seorang sinden juga harus intens latian secara rutin.

          Meskipun sinden tidak banyak digandrungi oleh perempuan jaman sekarang atau anak muda, akan tetapi keberadaan sinden sekarang jauh lebih mendapatkan posisi baik. Tentunya dapat meningkatkan ekonomi, honorpun yang diterima juga lumayan, bahkan dalam satu malam manggung bisa mendapatkan Rp 500.000 rupiah ke atas. Malahan, jika sudah dianggap idola, honor yang didapat Rp 1.000.000 rupiah lebih. Tidak hanya memikirkan honor saja, namun demikian sinden juga termasuk orang yang cinta terhadap seni tradisi, karena warisan leluhur ini harus kita jaga dengan baik. Dengan melestarikannya, maka akan berkembang dan dikenal oleh semua lapisan masyarakat secara luas, bahkan sekarang sudah dikenal di dunia Internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun