Mohon tunggu...
Murlan Candiloka
Murlan Candiloka Mohon Tunggu... Guru di sebuah instansi pendidikan SMP Negeri 5 Sidoarjo

Saya suka menulis, kegemaran saat kuliah dulu dan sekarang juga masih menulis semenjak menjadi Guru ASN di SMP Negeri 5 Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Teknologi Semakin Canggih Attitude Peserta Didik Semakin Tersisih

14 Maret 2025   12:26 Diperbarui: 14 Maret 2025   19:33 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teknologi Semakin Canggih Attitude Peserta Didik Semakin Tersisih

 

Murlan,S.Sn

(Guru SMP Negeri 5 Sidoarjo)

Luar biasanya teknologi semakin canggih yang bisa kita lihat sekarang ini, mulai dari gadged serba pintar, aplikasi game online, mobil listrik dan lain sebagainya. Perkembangan teknologi tersebut tidak lepas dari sumber daya manusia yang berasal dari pemikiran, penelitian, ide dan gagasan. Kejeniusan dari pemikiran inilah melahirkan hasil karya luar biasa. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat menentukan arah menuju prestasi gemilang.

  Dibalik canggihnya ilmu pengetahuan dan teknologi nampaknya ada hal yang perlu dibenahi guna meraih masa depan beraklhak mulia. Sebut saja Attitude, istilah ini sudah tidak asing bagi dunia pendidikan. Banyak orang yang mengesampingkan bahkan sampai tidak tahu menau mengenai attitude ini. Attitude menurut La Pierre adalah pola perilaku tendensi atau kesiapan diri seseorang tersebut dalam melakukan adaptasi, termasuk dalam menyesuaikan diri. Attitude ini sangat berpengaruh pada sikap seseorang dalam hidup bermasyarakat. Jika attitude ini dipandang buruk maka segala pundi-pundi harkat, martabat, harga diri dan sikap akan buruk pula.

Generasi milenial ini pada dasarnya adalah generasi yang memiliki ide, gagasan dan potensi serta pemikiran matang dalam menghadapi tantangan jaman. Melihat dunia yang semakin hari semakin berkembang dalam bidang ilmu dan teknologi ini menandakan bahwa sumber daya manusia sekarang tergolong tinggi. Manusia bisa mencetak, membuat, mencoba, menstransfer, dan segala rasa keingintahuan besar menjadi sebuah kanyataan yaitu berupa hasil karya. Namun dibalik itu semua, Attitude semakin rendah, tidak ada sedikitpun rasa menghormati dan menghargai sesama. Maunya enak sendiri, dunia ini adalah milik saya, teknologi ada digenggaman saya, semuanya dikuasai. Kesombongan ini muncul yang nantinya akan menghilangkan attitude secara perlahan-lahan. Seperti halnya tepa salira yang dimiliki oleh orang jawa jaman dahulu juga akan musnah, mengingat minimnya attitude.

Dalam dunia pendidikan, attitude ini sudah tidak lagi asing di telinga, setiap detik, menit, jampun sering dijumpai baik dalam diri peserta didik, guru, maupun karyawan sekolah. Ada yang baik dan juga ada yang buruk. Attitude yang baik akan melahirkan kebijaksanaan sedangkan yang buruk akan mendatangkan petaka bagi dirinya. Pemandangan seperti itu dapat juga di lihat pada saat peserta didik melaksanakan ujian dengan menggunakan alat komunikasi (handphone). Handphone diibaratkan dunia seisinya, hampir semua orang seluruh dunia punya. Ketik kata apa saja di handphone pasti akan muncul  hasilnya. Lain halnya dengan tujuh tahun sebelum tahun 2022 ini, ujian masih menggunakan kertas lembaran hasil dari print out. Keterjagaan dan kejujuran masih terwujud dengan baik.

Pada saat pengawas ujian akan membagikan kertas soal dan jawaban, peserta didik akan sabar menunggu pengawas sampai masuk di kelas, meskipun terlambat beberapa menit saja. Attitude menghargai seorang pengawas ujian masih terlihat beberapa tahun silam. Di mana kejujuran di atas segala-galanya. ”PRESTASI ITU PENTING TETAPI JUJUR YANG UTAMA”. Semboyan ini bagaikan ujung tonggak keberhasilan dan penanaman attitude yang baik kepada peserta didik. 

Berbeda dengan ujian menggunakan handphone yang sekarang ini sudah hampir semua tempat pendidikan melaksanakannya baik SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA dan Perguruan Tinggi/Universitas. Sudah banyak aplikasi di dalam handphone yang bisa digunakan untuk tes atau ujian misalnya Google form, google classroom, exambro dan lain sebagainya. Selain bisa digunakan untuk ujian juga sangat fleksibel sebagai tempat pengumpulan tugas, ulangan harian, penyampaian materi pembelajaran dan komunikasi dengan peserta didik. Hal inilah yang menjadikan adanya suatu peralihan dari ujian menggunakan kertas/paper ke handphone.

Menilik apa yang dialami dari tujuh tahun silam dengan saat ini tentulah berbeda, kelemahan dan keunggulan akan terlihat dengan jelas. Mana yang attitudenya baik dan mana yang buruk. Saat ini hampir di semua tempat pendidikan atau sekolah sudah menggunakan handphone. Posisi handphone sekarang sudah menjadi kebutuhan dan gaya hidup. Hampir semua peserta didik memiliki handphone. Karena segala bentuk ujian dan proses pembelajaran menggunakan handphone. Maka tidak salah sekolah mewajibkan memiliki handphone. Raja diraja, handphone seperti TUHAN. Manusia tidak bisa lepas kendali dari handphone. Seharipun dilalaplah handphone tersebut. Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam habis digunakan untuk bermain handphone. Lupa akan kewajiban, attitude berubah ke arah tidak baik, sering berkata kotor, membentak orang tua dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun