Mohon tunggu...
Murbedi Aris Marico
Murbedi Aris Marico Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UMB

Mahasiswa UMB

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB1 Prof Dr Appolo "Pengenalan Audit Pengendalian Internal dengan Pendekatan COSO"

9 April 2021   11:30 Diperbarui: 9 April 2021   11:49 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sistem Informasi dan Pengendalian Internal selalu menjadi tema pembahasan yang menarik saat ini dikarenakan fenomena tindak kecurangan (Fraud) dalam perusahaan atau entitas selalu menjadi sebuah masalah yang masih terus terjadi hingga saat ini. Pembahasan terus di lakukan oleh pihak akademik hingga praktisi untuk mencari solusi dari fenomena yang terus meningkat dewasa ini di Indonesia.

Salah satu upaya yang efektif dalam menekan resiko terjadinya fraud adalah dengan pembentukkan Sistem Pengendalian Internal di perusahaan atau entitas tersebut, dalam beberapa kajian akademis hal ini di pandang efektif dan dalam penerapannya terus berkembang seiring waktu,

Saat ini ada beberapa konsep atau metodelogi dalam penerapan pengendalian internal dalam perusahaan beberapa yang cukup dikenal dan digunakan oleh perusahaan adalah COSO, COSO merupakan organisasi yang berdedikasi untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan melalui penerapan etika bisnis dan pengendalian internal yang efektif, serta tata kelola perusahaan yang baik

Di saat ini, dimana penggunaan teknologi sudah sangat masif diberbagai aspek kehidupan termasuk dalam bisnis proses perusahaan maka penerapan Sistem Informasi dengan tujuan Pengendalian Internal perusahaan menjadi salah satu syarat yang tak dapat terelakkan, oleh karena itu penulis mencoba membahas penerapan pengendalian internal dengan konsep COSO

Sebelum pembahasan lebih jauh mari kita simak hasil survei dari Association of   Certified   Fraud   Examiners   (ACFE) yang telah melakukan penelitian tentang Survei Fraud Indonesia (SFI) pada tahun 2019. Dari hasil survei tersebut menunjukkan bahwa fraud yang kerap terjadi dan menyebabkan kerugian terbesar di Indonesia saat ini adalah tindak pidana korupsi dengan total kerugian hingga Rp.500 juta per kasusnya

Sebenarnya apa itu Kecurangan (Fraud)?

Fraud (Kecurangan) merupakan istilah yang tidak asing lagi di kalangan auditor, namun pada umumnya masyarakat lebih mengenal istilah korupsi, kolusi dan nepotisme atau biasa disingkat KKN, berikut adalah definisi yang saya kutip dari beberapa sumber :

  • Dalam Black Law Dictionary, kecurangan dapat diartikan sebagai kesengajaan atas salah pernyataan terhadap suatu kebenaran atau keadaan yang disembunyikan dari sebuah fakta material yang dapat mepengaruhi orang lain untuk melakukan perbuatan atau tindakan yang merugikannya, umumnya merupakan kesalahan manusia saja namun dalam beberapa kasus memungkinkan merupakan suatu tindak kejahatan atau kesengajaan.
  • Dalam Webster’s New World Dictionary, kecurangan meliputi beragam makna tentang kecerdikan, akal bulus, tipu daya manusia yang digunakan oleh seseorang, untuk mendapatkan suatu keuntungan atas orang lain melalui cara pelaporan yang salah.

            Dari beberapa definisi diatas, dapat dikatakan bahwa secara umum kecurangan mengandung tiga unsur penting yaitu, perbuatan tidak jujur, niat atau kesengajaan, dan keuntungan yang merugikan orang lain. atau dapat kita simpulkan

 Kecurangan merupakan tindakan yang disengaja dan direncanakan dengan menggunakan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari posisi kepercayaan dan kewenangan yang dimiliki.

Kecurangan memiliki cabang atau turunan yang cukup beragam, dimana korupsi hanyalah salah satunya diantaranya. ACFE-2000 menggunakan istilah pohon kecurangan (fraud tree) serta mengkategorikan kecurangan dalam tiga kelompok besar, sebagai berikut:

  1. Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud)
  2. Penyalahgunaan aset (Asset Misappropriation)
  3. Korupsi (corruption)

atau dapat di gambarkan sebagai berikut :

Bagaimana cara kita dapat mencegah terjadinya kecurangan?

Selain fraud tree, terdapat istilah fraud triangle atau segitiga kecurangan yang merupakan sebuah teori yang dikemukakan oleh Donald R. Cressey untuk menjelaskan alasan mengapa orang melakukan fraud, yaitu :

  • Kesempatan: situasi atau kondisi yang memungkinkan terjadinya kecurangan.
  • Tekanan: keadaan di mana seseorang merasa ditekan/ tertekan, kondisi yang berat saat seseorang menghadapi kesulitan.
  • Rasionalisasi/Pembenaran: alasan yang rasional sebagai bentuk pembelaan diri, menganggap kesalahan yang terjadi adalah tindakan yang wajar dilakukan.

Cressey mengungkapkan bahwa ketiga faktor (tekanan, kesempatan, dan pembenaran) harus ada dalam suatu tindakan kecurangan (fraud), sehingga salah satu faktor saja tidak cukup untuk mendorong terjadinya fraud. jika kita gambarkn maka akan seperti berikut ini :

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Bagaimana kita dapat meminimalisir terjadinya fraud?

 dengan cara menekan 3 (tiga) faktor pendukung terjadinya kecurangan yaitu tekanan,kesempatan dan pembenaran. Kemudian bagaimana cara mengimplementasikannya dalam sebuah organisasi? yaitu dengan membuat suatu ekosistem yang terpadu dan terkontrol. 

Disinilah perannya dari konsep Audit Pengendalian Internal dimana saat banyak organisasi menggunakan kerangka konseptual COSO dan saat ini telah menjadi standar di banyak negara di dunia untuk membangun pengendalian internal pada organisasi mereka

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Sejak COSO 1992 sampai dengan COSO 2013, COSO tidak mengubah lima komponen pengendalian intern yang telah dipakainya selama ini. Hanya ada penyempurnaan dari sisi penjelasan / definisinya saja . secara singkat 5 (Lima) komponen tersebut dapat kita rangkum sebagai berikut :
  1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
    Komponen ini merupakan susunan dari standar, proses dan struktur yang menjadi dasar untuk terlaksananya pengendalian internal dalam organisasi secara menyeluruh. Keberhasilan lingkungan pengendalian dapat terlihat dari budaya kerja yang diciptakan oleh dewan komisaris, direksi dan manajemen mengenai pentingnya pengendalian internal dan standar perilaku yang di harapkan oleh perusahaan.Manajemen dituntut untuk dapat  memperoleh, menghasilkan, dan menggunakan informasi yang relevan dan berkualitas, baik dari internal maupun eksternal. Konsep komunikasi yang dimaksud dalam kerangka pengendalian internal COSO adalah proses iteratif dan berkelanjutan dalam hal memperoleh, membagikan, dan menyediakan informasi. Komunikasi internal harus bisa menjadi sarana diseminasi informasi di dalam organisasi secara horizontal dan vertical .
  2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
    Apa itu resiko?
    risiko secara umum dapat didefinisikan sebagai peristiwa yang mungkin akan terjadi dan berimplikasi negative bagi perusahaan, sehingga komponen penilaian risiko dalam COSO adalah proses yang dinamis dan berulang (iterative) dari proses identifikasi dan analisis risiko yang mungin akan terjadi pada tujuan perusahaan.
    Dalam menilai suatu risiko, manajemen perlu melihat korelasinya dengan penetapan tujuan yang ingin diraih oleh perusahaan kaitannya dengan berbagai tingkatan atau lintas sektor di dalam organisasi. Manajemen diharapkan dapat menetapkan tujuan dalam proses mengkatagorikan risiko tersebut seperti risiko operasi, pelaporan, kepatuhan dan lain sebagainya,  sehingga risiko-risiko tersebut dapat teridentifikasi dan dianalisa dengan baik. Manajemen juga diharapkan mampu melihat ketersesuaian risiko dengan tujuan organisasi serta dampak perubahan lingkungan eksternal serta perubahan model bisnis organisasi itu sendiri.
  3. Kegiatan Pengendalian (Control Activities)
    Komponen kegiatan pengendalian adalah tindakan-tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan serta prosedur dengan tujuan memastikan terlaksananya arahan manajemen serta meminimalkan risiko yang mungkin akan terjadi. Proses pengendalian diterapkan hingga semua lapisan organisasi, proses bisnis, dan lingkungan teknologi.
    Contoh : Proses otorisasi dan persetujuan, Verifikasi, rekonsiliasi, dan revie kinerja
  4. Informasi dan komunikasi (information and communication)
    Manajemen harus dapat  memperoleh, menghasilkan, dan menggunakan informasi yang relevan dan berkualitas, baik yang berasal dari sumber internal maupun eksternal, untuk mendukung komponen-komponen pengendalian internal lainnya berfungsi sebagaimana mestinya.Konsep komunikasi yang dimaksud dalam kerangka pengendalian internal COSO adalah proses iteratif dan berkelanjutan dalam hal memperoleh, membagikan, dan menyediakan informasi. Komunikasi internal harus bisa menjadi sarana diseminasi informasi di dalam organisasi secara horizontal dan vertical
  5. Kegiatan Pemantauan (Monitoring Activites)
    Sebelumnya komponen ini disebut pemantau (monitoring) pada COSO 92, mengapa perubahan ini terjadi agar memperluas konsep pemantauan sebagai rangkaian aktivitas yang bukan dilakukan sendiri dan juga merupakan kesatuan proses dari empat komponen pengendalian intern sebelumnya. Pemantauan meliputi evaluasi yang berkelanjutan, terpisah, atau kombinasi dari keduanya yang digunakan untuk dapat memastikan masing-masing komponen pengendalian internal berjalan seperti yang di harapkan.

Penulis berharap dengan penjelasan yang sangat singkat ini dapat memberikan informasi dan korelasi dari apa itu tindak kecurangan, mengapa tindak kecurangan bisa terjadi dan bagaimana pencegahannya sehingga dapat mencegah atau meminimalisir kemungkinan terjadinya tindak kecurangan

DAFTAR PUSTAKA

 Hall, James A. Accounting Information Systems, 3rd, 2001, South Western Publishing, USA.

Romney, Marshal B., Paul John Steinbart. Accounting Information Systems, 9th edition, New Jersey. Pearson_Prentice Hall. (www.coso.org)

Kuntadi, Cris. 2017. Si Kencur (Sistem Kendali Kecurangan): Menata Birokrasi Bebas Korupsi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun