Kaya Makin Kaya, Miskin Makin Miskin: Perspektif Robert Kiyosaki tentang Ketimpangan Finansial
Fenomena klasik bahwa "yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin" bukan sekadar ungkapan pesimistis. Bagi Robert Kiyosaki, penulis buku legendaris Rich Dad Poor Dad, hal ini mencerminkan realitas struktur ekonomi dan perbedaan cara berpikir tentang uang. Kiyosaki menegaskan bahwa kesenjangan ini bukan hanya soal seberapa besar pendapatan seseorang, melainkan bagaimana mereka memperlakukan uang: sebagai alat konsumsi semata atau sebagai alat pembangun kekayaan.
 1. Mindset: Titik Awal yang Menentukan
Menurut Kiyosaki, perbedaan paling mendasar antara orang kaya dan orang miskin terletak pada mindset finansial.
"The poor and the middle class work for money. The rich have money work for them."
Orang miskin dan kelas menengah umumnya fokus pada stabilitas dan keamanan: mendapatkan pekerjaan tetap, gaji bulanan, serta tunjangan. Mereka diajarkan bahwa kerja keras akan membawa kesuksesan. Sebaliknya, orang kaya tidak hanya bekerja untuk uang---mereka belajar membuat uang bekerja untuk mereka.
Mindset ini membentuk kebiasaan dan keputusan keuangan sehari-hari. Orang miskin cenderung mencari kenyamanan jangka pendek, sedangkan orang kaya fokus pada pertumbuhan jangka panjang.
 2. Aset vs Liabilitas: Titik Kritis Pemahaman Finansial
Kiyosaki membagi dunia finansial menjadi dua: aset dan liabilitas.
Aset adalah segala hal yang menghasilkan uang: properti sewa, saham, bisnis, dan hak cipta.
Liabilitas adalah hal yang menguras uang: cicilan mobil, kartu kredit, dan gaya hidup konsumtif.
Sayangnya, banyak orang mengira memiliki rumah, mobil, atau gadget terbaru adalah tanda kesuksesan. Padahal, jika semua itu dibeli dengan utang dan tidak memberikan pemasukan, maka itu adalah liabilitas, bukan aset.
Orang kaya terus membangun aset. Orang miskin terus menumpuk liabilitas.
3. Gaji Bukan Jaminan: Ketergantungan yang Menjebak
Ketergantungan pada gaji adalah jebakan paling umum dalam sistem modern. Ketika seseorang hidup dari gaji ke gaji, maka ia sangat rentan terhadap perubahan ekonomi: PHK, inflasi, atau naiknya biaya hidup.
Orang kaya memahami pentingnya multiple streams of income. Mereka membangun sumber penghasilan pasif melalui investasi, bisnis, atau properti. Dengan begitu, mereka tidak panik ketika kehilangan satu sumber penghasilan karena mereka punya cadangan dari sumber lain.
 4. Pendidikan Finansial: Jurang yang Memisahkan
Robert Kiyosaki juga mengkritik sistem pendidikan konvensional yang jarang, bahkan nyaris tidak pernah, mengajarkan literasi keuangan. Akibatnya, banyak lulusan cerdas secara akademik, tetapi buta terhadap manajemen keuangan pribadi.