Mohon tunggu...
Munib Abduh
Munib Abduh Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Pemerhati media, Jurnalis Pejalan Kaki & Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mencari Pemimpin Berkarakter Alam

10 Oktober 2017   18:07 Diperbarui: 10 Oktober 2017   18:55 1285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau kamu (baca: tokoh masyarakat) dan istri pergi keluar, orang akan menuduh kamu menelantarkan anak-anak kamu. Kalau kamu dan istri tinggal dirumah, orang akan menuduh kamu pemalas dan tidak mau bergaul dengan masyarakat. Karena tokoh masyarakat akan selalu disorot.

Profesor Hasjim Djalal.

Masih ada waktu untuk bermuhasabah bagi masyarakat dalam menentukan pilihan pada pemilu serentak tahun 2018 atau 2019. Kematangan pikiran, kejernihan hati dan mengetahuitrack record masing-masing kandidat merupakan hal mutlak yang harus benar-benar diperhatikan oleh masyarakat utamanya pemilih melenial. Jangan sampai, masyarakat terjebak pada gaya-gaya yang dipertontonkan, jangan terbuai pada janji-janji yang dilontarkan kandidat melalui mihrab-mihrab suci, pengeras suara, serta media Tv sekalipun.

Dibelantara demokrasi yang sepertinya hukum tumpul ke atas menohok kebawah maka menurut hemat saya, sangat tepat untuk menjatuhkan pilihan pada seorang figur pemimpin yang selaras dengan karakter alam:

Langit

Sebagaimana adanya langit yang menjadi atap bagi seluruh yang berteduh di bawahnya. Tanpa memilih ruang yang panas, dingin, kemarau dan musim penghujan. Pemimpin seharusnya demikian, tidak menjadi pemimpin bagi segelintir golongan, ras, suku tertentu dalam menjalankan roda kepemimpinannya. Sehingga kiprahnya nyata dirasakan semua jamaah.

Bumi

Bumi menjadi dasar pijakan dan menahan beban apa saja. Serta menjadi tempat pergi dan kembali bagi apa dan siapa saja. Menyediakan space bagi yang mau tumbuh dan runtuh (baca: tewas, kuburan). Begitu juga sejatinya seorang pemimpin bertingkah, menjadi sandaran serta menyiapkan lapangam kerja dan siap-sedia menumbuh-kembangkan 'kelayuan' yang menimpa abdinya.

Angin

Seperti halnya yang dirasakan kita, angin menerpa seluruh penjuru, bertandang kesana-kemari, meskipun tidak bisa dilihat wujudnya tetapi perannya begitu urgen dan nyata bermanfaat. Dari angin sosok pemimpin pantas mengambil ibrah untuk senantiasa melakukan bluskan, sehingga benar-benar tau bagaimana kabar dan kebutuhan abdinya. Memang secara akal sehat pemimpin tidak memungkinkan untuk bersafari pada seluruh penjuru, minimalnya dia bisa menggerakkan dan 'memecut' kepala desa sebagai kepanjangan tangannya  untuk mengintip serta melayani kebutuhan abdinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun