Mohon tunggu...
Moh. Toriqul Chaer
Moh. Toriqul Chaer Mohon Tunggu... lainnya -

Orang yang berhasil akan mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahan yang ia lakukan, dan akan mencoba kembali untuk melakukan dalam suatu cara yang berbeda. (Dale Carnegie)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PHK Bukanlah Akhir Segalanya

11 Januari 2012   07:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:02 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

PHK BUKANLAH AKHIR SEGALANYA !

Oleh : Moh. Toriqul Chaer

Jika ada pertanyaan,mana yang lebih menyakitkan diputus cinta sang pacar ataukah diputus dari pekerjaan?, jawaban yang hadir bisa jadi sangat kontradiktif apabila pertanyaannya ditujukan berdasar pada subyek kategorisasi usia  dan jumlah tanggungan hidup yang dipikulnya. Jika pertanyaan diatas ditujukan kepada para remaja dan dewasa awal pastinya lebih menyakitkan bila diputus sang pacar, dunia seakan-akan runtuh bersama karamnya cinta kepada si Dia. Tetapi coba anda tanyakan kepada orang yang sudah berkeluarga, saya punya keyakinan bahwa diputus dari pekerjaan adalah hal yang menyakitkan, dan dunia seakan kiamat. Dalam terminologi Teologi yang satu sedang terjadi Kiamat Sughro, sedang pada yang lain sedang terjadi Kiamat Kubro. Apapun pertanyaannya apabila didalamnya terdapat makna “putus” sangatlah tidak mengenakkan, apalagi jika kata “putus” berbanding lurus dengan “putusnya sumber nafkah hidup”.

Pada abad modern sekarang ini manusia sedemikian rentan dengan hal-hal yang berhubungan dengan proses kehidupan itu sendiri. Manusia modern menjadi sangat egois dan materialistik !, sesuatunya diukur dengan standar materi. Mereka berasyik-masyuk dengan komunitas, kelompok dan kroninya sendiri sembari mendesain ulang, berbenah diri untuk menjaga stabilitas kroni-kroninya dengan bersih-bersih, menyingkirkan mereka-mereka yang tidak memiliki ideologi yang sama. Miris memang jika kita melihat kenyataan tersebut terpapar jelas, clearly and distinctly ! Bertrand Rusell menyebut mereka ini dengan sebutan “orang-orang sakit” yang memiliki karakteristik penjajah dan stereotype watak culas, mengambil keuntungan dari masyarakat yang sakit, yang teraniaya dan didholimi. Orang- orang sakit ini menurut Bertrand Rusell -cenderung- didominasi oleh orang- orang yang senantiasa ingin melestarikan kondisi status quo. Mereka ini berjuang mati-matian demi kelestarian diri dan habitat lingkungannya sendiri. Mereka adalah sosok-sosok naif-possesif-akut yang melulu berjuang demi kepentingan pribadi dan kelompoknya tanpa pernah mau mencoba menjadi bagian solusi alternatif bagi permasalahan- permasalahan yang ada di sekitarnya.

Ada juga manusia-manusia absurd yang menggunakan manipulasi efek Palcebo[1] sekedar menutup- nutupi bobroknya manajemen yang mereka miliki, mereka berharap dan terus berharap bahwa suksesi, pergantian kepemimpinan (yang dilakukan tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lainnya) dapat memenuhi dahaga mereka akan sosok pemimpin yang arif, bijaksana dan egalitarian. Mereka melakukannya itu semua tanpa hati nurani, mereka tidak pernah mau tahu dengan apa yang terjadi dengan orang lain atas kebijakan yang mereka ambil.

Jadi apapun bentuk “pemutusan” termasuk Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bukanlah akhir segalanya, selama kita masih memiliki keyakinan  bahwa kasih Tuhan selalu bersama hamba-hambanya yang berusaha. Terus berusaha dan terus bermanfaat bagi sesama selama belum “diputus” hak hidup kita !

[1] Efek Placebo merupakan istilah dalam dunia medis, berupa penanganan yang standar dengan manipulasi perlakuan dengan harapan pasien dapat sembuh lebih cepat. Sebagai contoh pemberian media, atau obat yang biasa-biasa saja tetapi diberikan dengan trik-trik khusus atau dengan pendekatan emosional kepada si pasien bisa jadi menimbulkan reaksi yang luar biasa pada diri si pasien.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun