Mohon tunggu...
MUNAWAR FUAD NOEH
MUNAWAR FUAD NOEH Mohon Tunggu... Dosen - Profesional, Social Entreprenuer

Bocah asli Putera daerah Pasundan Jawa Barat, terlahir asal Cibarusah Bekasi, pegiat perubahan, seorang social entrepreneur leader dengan visi besar, misi mulia dan cita luhur utk pemuliaan antar sesama, Pendiri/Pembina GSA Foundation, Pimpinan Yayasan Pesantren Ashshulaha Cibarusah, penulis buku "Indonesia: Awakening The Giant", "Kyai di Republik Maling", serta 27 buku terpublikasi lainnya, DOSEN di President University, Konsultan Corporate Social Responsibility & Good Corporate Governance, Direktur Program Dewan Masjid Indonesia Pusat, pernah bertugas diplomasi publik di mancanegara, pernah menjadi Tim Ahli Menteri Pertambangan dan Energi, Staf Khusus Menteri Kominfo RI, Asisten Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Sekretaris PP DMI Pusat, Pengurus PB Nahdlatul Ulama, MUI Pusat, ICMI Pusat, terpilih sebagai Sekretaris Jenderal DPP KNPI, Sekretaris Jenderal PP GP Ansor, Vice President Pemuda se Asia, Koord. Persaudaraan Anak Bangsa (Pimpinan Pemuda Lintas Agama0, Ketua Umum Senat Mahasiswa FS IAIN Jakarta, Ketua Presidium Mahasiswa Pascasarjana IAIN Jkt, buku terbarunya "Kyai di Panggung Pemilu : Dari Kyai Khos sampai Kyai High Cost", DR. Munawar Fuad Noeh, MA, lengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

NU Siapkan Pesantren Santri Preneur dan Santri Diplomat

21 November 2020   06:08 Diperbarui: 21 November 2020   06:13 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah suasana gaduh dan ricuh, saat gelisah dan resah menghinggapi suasana kebatinan sebagian warga saat ini, angin segar berhembus dari Nahdlatul Ulama. Sebagai santri, saya sowan ke Abah Kyai Manan, guru mulya dan ketua PBNU di kediamannya.

Dari Kyai Manan, pembawaan yang tenang dan penuh wibawa, saya mendengar langsung kabar baik dan menyejukkan bagi warga negeri ini. Sebuah terobosan dan lompatan dari program PBNU untuk Indonesia dan warga dunia. Saat negeri ini dan mancanegara dilanda resesi dan krisis pandemi dan ekonomi, NU hadir memberi solusi.

Nahdlatul Ulama pasaca Muktamar di Jombang, menggulirkan Islam Nusantara sebagai cara pandang menghadirkan Islam Rahmatan lil'alamiin, dari NU untuk Indonesia dan Dunia untuk menjaga kehidupan masyarakat yang  damai, toleran, moderat dan berkeadilan.

Sejak kelahirannya, peran tersebut telah dan terus diperankan oleh para Kyai NU, santri dan ribuan pesantren bersama jam'iyyah maupun jama'ah nahdhiyyin sebagai perintis, pelopor dan penggerak Islam Nusantara untuk menjaga meneguhkan spirit "hubbul wathon minal iman".

Dengan berkah rahmat Allah Subhanahu wata'alaa, spirit Cinta Tanah Air itu menggerakkan komitmen dan persaudaraan dalam bingkai ukhuwwah Islamiyah, ukhuwwah Wathoniyah dan ukhuwwah Insaniyah secara terpadu. Dengan prinsip dan asasi itulah NU menjaga dan merawat pilar kesepakatan berbangsa dan bernegara yaitu : PBNU (Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945).

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Semakin terbukanya tatanan dunia baru di era globalisasi, dunia seakan tanpa batas, menembus batas negara, bangsa, wilayah bahkan desa. Kehidupan desa pun membentuk  "a global village", desa global.

Kehidupan masyarakat pun saling terhubung dan tersambung secara langsung (online) dan memasuki budaya digital, baik kehidupan ekonomi, sosial, budaya dan lainnya. Hingga system transaksi dan interaksi pun berlangsung secara otomatis dan tanpa batas waktu maupun wilayah. Perkembangan globalisasi dan digitalisasi tersebut mempengaruhi tata nilai, etika, moral dan pandangan kehidupan masyarakat antar bangsa dan negara yang dapat menimbulkan efek atau pengaruh positif maupun negatif.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Bagaimana, tata nilai, pemahaman, tradisi dan budaya serta karakter  ke-NU-an secara utuh dapat dilestarikan dan dikembangkan dalam masyarakat Indonesia dan dunia ? Bagaimana peran kaum santri Aswaja dapat terus menyuarakan dan mengembangkan tata nilai (values) bagi lingkungan bangsa dan negara serta mancanegara ? Bagaimana kaum santri juga dapat mengisi dan menggerakkan tantangan dan peluang perekonomian yang mendorong kemandirian juga keberdayaan ekonominya secara produktif dan inovatif ?

Dalam konteks itulah, PBNU secara kelembagaan merintis dan mendirikan Pondok Pesantren Annahdloh Padamulya  di Kuningan Jawa Barat, Indonesia, untuk menjadi penggerak dan sekaligus penyedia layanan bagi para santri jamm'iyyah NU yang memfokuskan pada Program Santri Preneur dan Santri Diplomat. Melalui Pesantren tersebut, para alumni pesantren, atau Pasca Santri diberikan pengembangan dan penguatan Pendidikan dan Keterampilan di bidang Entrepreneurship (Wirausaha) dan Diplomasi (Juru Dakwah Wasathiyah berstandar global) dalam waktu terbatas, baik dalam wawasan keaswajaan, keindonesiaan, keterampilan Bahasa Arab maupun English (sebagai prioritas), serta keterampilan kerja sesuai dengan kebutuhan di dalam maupun di luar negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun