Tak terkecuali saat menerima kunjungan atau bertemu dengan tamu-tamu kepala negara maupun ulama dari luar negeri, baik dari kalangan pemimpin negara maupun ulama-ulama dunia Islam.Â
Sebagaimana saat pertemuan antara Wapres JK dan Raja Salman. Wakil Presiden JK saat melakukan pertemuan silaturahim khusus dan diplomasi dengan Raja Salman di Jakarta, tak urung juga terpisahkan dari kapasitasnya sebagai Ketua Umum DMI. Ada momen yang tak terlupakan dari pertemuan Wapres Jusuf Kalla dengan Raja Salman di Jakarta pada  Maret 2017.
Raja Salman sangat terkejut saat mendengar penyampaian JK  bahwa Indonesia memiliki lebih dari 800.000 masjid. Sementara itu, Raja Salman juga menyandang gelar kemuliaan sebagai Khadimul Haramain wa syariifain (Pelayan dua masjid besar dan dua kota suci) yang selama ini belum pernah ada yang  menandingi  jumlah jamaah terbesar di dunia selain di Mekah dan Madinah. Bagaimana halnya dengan jumlah 800.000 ribu masjid ? Mungkin itu yang terpikir dari Raja Salman.
JK menerangkan,  Indonesia sebagai negara mayoritas muslim memang tidak memiliki masjid sebesar Masjidil Haram di Mekah atau Masjid Nabawi di Madinah. Namun, Indonesia memiliki masjid yang  sangat banyak dan tersebar luas di semua daerah.
Tujuan utama memakmurkan dan dimakmurkan masjid adalah untuk mencapai masyarakat yang hasanah di dunia dan akherat. JK menyebutnya sebagai masyarakat yang hasanah.Â
Hasanah merupakan  kata apa yang paling sering dan setiap saat diucapkan oleh umat Islam saat kita berdoa, memohon kepada Allah atas segala harapan dan permohonan kita. Tentunya, kata "hasanah" yang berarti bahagia, kebaikan.
Karenanya JK menempatkan, posisi dan strategis DMI untuk membangun gerakan Hasanah. DMI bukan pesaing Ormas Islam dan lembaga keagamaan manapun. DMI tidak berada di atas sementara yang lainnya berada di bawah.Â
Bahkan DMI menjadi fasilitator dan pelayan terhadap lembaga keagamaan seperti MUI, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah maupun lembaga lainnya. Karena mengelola lembaga kemasjidan, sedangkan masjid menjadi milik semua umat dari kalangan manapun. DMI menjadi organisasi yang memang terbuka dan melayani.
Visi "Memakmurkan dan Dimakmurkan masjid" diwujudkan dalam misi dan program yang terumuskan dalam 10 Program Utama DMI.
Dengan terbuka  JK menyatakan, DMI menjadi poros pergerakan dalam menyatukan semangat dan solidaritas keumatan, bahkan melayani semua lembaga dan organisasi keummatan. Melalui DMI, umat dan lembaga keumatan terfasilitasi untuk menjalankan peran dan agenda keummatannya. DMI pun menjadi penyambung silaturahim keummatan, bukan hanya ummat beragama lebih luas lagi dalam menjalin harmoni, toleransi dan kerukunan umat beragama.
Sebelumnya PP DMI berkantor di salah satu ruangan masjid istiqlal di Kantor DMI di masjid negara Istiqlal di ruang 30. Kini  seiring dengan kebutuhan yang semakin luas dan mendesak, kantor pusat  DMI administrasi kesekretariatannya beralamat  di  Jalan Surabaya No. 1 Cikini, Menteng, Jakarta Pusat. Guna memperluas dan mempercepat program, kegiatan juga ditempatkan di Kantor DMI di Jalan Jenggala 1, Nomor 3, Jakarta Selatan. Â