Mohon tunggu...
MUNAWAR FUAD NOEH
MUNAWAR FUAD NOEH Mohon Tunggu... Dosen - Profesional, Social Entreprenuer

Bocah asli Putera daerah Pasundan Jawa Barat, terlahir asal Cibarusah Bekasi, pegiat perubahan, seorang social entrepreneur leader dengan visi besar, misi mulia dan cita luhur utk pemuliaan antar sesama, Pendiri/Pembina GSA Foundation, Pimpinan Yayasan Pesantren Ashshulaha Cibarusah, penulis buku "Indonesia: Awakening The Giant", "Kyai di Republik Maling", serta 27 buku terpublikasi lainnya, DOSEN di President University, Konsultan Corporate Social Responsibility & Good Corporate Governance, Direktur Program Dewan Masjid Indonesia Pusat, pernah bertugas diplomasi publik di mancanegara, pernah menjadi Tim Ahli Menteri Pertambangan dan Energi, Staf Khusus Menteri Kominfo RI, Asisten Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Sekretaris PP DMI Pusat, Pengurus PB Nahdlatul Ulama, MUI Pusat, ICMI Pusat, terpilih sebagai Sekretaris Jenderal DPP KNPI, Sekretaris Jenderal PP GP Ansor, Vice President Pemuda se Asia, Koord. Persaudaraan Anak Bangsa (Pimpinan Pemuda Lintas Agama0, Ketua Umum Senat Mahasiswa FS IAIN Jakarta, Ketua Presidium Mahasiswa Pascasarjana IAIN Jkt, buku terbarunya "Kyai di Panggung Pemilu : Dari Kyai Khos sampai Kyai High Cost", DR. Munawar Fuad Noeh, MA, lengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Negarawan Muslim Sejati

15 Mei 2019   13:23 Diperbarui: 15 Mei 2019   13:45 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Catatan Khusus Milad ke 77 Tahun H.M. Jusuf Kalla

JEJAK  TELADAN DAN PENGABDIAN

JK tak pernah henti mengabdi. Itulah ungkapan awal saat saya mulai menulis artikel  sebuah catatan kecil saat JK menapaki usianya ke 77 tahun. Semacam menorehkan  memori jejak pengabdian JK menjelang akhir masa baktinya sebagai wakil presiden RI di akhir tahun 2019 dengan husnulkhotimah.  

Sepanjang usianya, JK tak pernah kosong dan lepas dari pengabdian di berbagai bidang yang lengkap. JK mengabdi, memberi, peduli, menginpsirasi, menyemai manfaat dan menghadirkan legacy. Banyak pengabdian, berbagi spirit dan motivasi, melahirkan karya, kemajuan dan kemaslahatan yang terus mengalir dan terwariskan dari satu generasi ke generasi.  

JK, lengkapnya Haji Muhammad Jusuf Kalla,  yang terpilih kembali sebagai Wakil Presiden RI  pada Pemilu 2014 mendampingi Presiden RI Joko Widodo, tengah mengemban amanah di bidang kemanusiaan dan keumatan. 

Masa pengabdian sebagai Wakil Presiden RI semasa Presiden SBY (2004-2009) kembali diraihnya. Saat terpilih sebagai Wakil Presiden RI dalam Pemilu 2014,  JK sedang mendapat kepercayaan sebagai Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) dan juga menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (PP DM). Bahkan, hingga di penghujung masa baktinya sebagai wakil presiden RI, JK tetap dengan riang dan ceria, penuh ketulusan, tetap bersedia mengemban amanah sebagai pelayan kemanusiaan dan pecinta rumah Allah.

Terkait dengan DMI, Indonesia menjadi negara dengan jumlah populasi umat Islam terbesar di dunia, juga mempunyai jumlah masjid yang terbanyak, tak kurang dari 800.000 masjid yang terus menerus bertambah banyak setiap bulannya. 

Dewan Masjid Indonesia, berdiri pada 1972, merupakan organisasi kemasyarakatan yang berkiprah dalam Negara Kesatuan RI sesuai dengan amanat dalam UU No.17 tahun 2013  tentang organisasi kemasyarakatan. Di masa Ketua Umum JK, sejak terpilih pada Muktamar ke 6 DMI, JK membenahi status dan legalitas kelembagaan DMI, termasuk program dan kelengkapan organisasinya.

Dimasa JK, segala pembenahan organisasi DMI, perangkat struktur maupun infrastruktur dilakukan secara lebih profesional.  Saat ini DMI telah membenahi status badan Hukum DMI, berdasarkan  Kementerian Hukum dan HAM RI telah menerbitkan Surat Legalisasi dengan Nomor : AHU-137.AH.01.08 Tahun 2015. Selain itu terdaftar dalam Kementerian Dalam Negeri RI Nomor : 01-00-/022/D.III.4/IV/2013. Sebagai Badan Hukum, DMI dinyatakan dalam Akta Notaris : 43 Notari Nevie Alifah Assegaf, 16 Desember 2015.

Sekilas kesejarahannya, DMI berdiri dengan dipelopori oleh 14 para tokoh umat Islam saat itu yaitu : KH. Moh. Natsir, KH.Achmad Syaichu, KH.Hasan Basri, KH. Muchtar Sanusi, KH. Taufiqurrohman, KH. Hasyim Adnan, Letjen TNI Pur H.Sudirman, Jend.Polisi Pur H.Sucipto Judodihardjo, Kolonel H.Karim Rasyid,Kolonel H. Soekarsono, Brigjen TNI Pur H.MS Raharjodikromo, Brigjen TNI H. Projokusumo, H. Fadli Luran dan H.Ichsan Sanuha. 

Mereka telah mewakili 8 induk organisasi kemasjidan di Indonesia  sebagai perwujudan yang mewakili para Pengurus Masjid dan Musholla seluruh Indonesia, yaitu: Persatuan Masjid Indonesia (PERMI), Ikatan Masjid dan Musholla Indonesia ( IMAMI ), Ikatan Masjid Indonesia (IKMI), Majlis Tamiril Masjid Muhammadiyah, Haiah Tamiri Masjid Indonesia (HTMI), Ikatan Masjid dan Mushola Indonesia Muttahidah (IMMIM), Majlis Kemasjidan Al Wasliyah dan Majlis Kemasjidan Majlis Da'wah Islamiyah (MDI)

Secara aklamasi, peserta Muktamar ke 6 Dewan Masjid Indonesia  bersepakat memohon kesediaan dan mengesahkan Bapak H.M. Jusuf Kalla sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia untuk masa khidmat 2012-2017. 

Tepatnya pada Minggu, 12 April 2012, meskipun saat itu JK tak hadir, karena tengah berada di luar negeri, para peserta muktamar dengan semangat untuk membangkitkan kembali peradaban Islam melalui masjid menaruh harapan dan kepercayaan besar kepada JK untuk bersedia menerima mandat dan kepercayaan tersebut.

JK pun menerima sebagai sebuah amanah dan kehormatan. Bukan hal baru bagi JK  mengenal seluk beluk masjid. Sejak kecil pengenalannya  menjadi "anak" masjid, pecinta masjid sekaligus pelayan "Rumah Allah" telah berlangsung lama dan terus menerus tanpa terkait dengan peran dan posisi jabatan formal apapun.

JK memulai pengabdiannya sebagai Ketua Umum PP DMI dengan menghadirkan spirit dan visi yang digagas dan dicanangkannya sendiri yaitu Memakmurkan dan Dimakmurkan Masjid. Terdapat kandungan pesan, bagaimana umat Islam kembali memakmurkan masjid dan memakmurkan jamaah dan lingkungannya sebagaimana di zaman rasulullah yang telah menghasilkan tonggak peradaban Islam sebagai sumbangsih dunia Islam pada kemajuan dan modernisasi di berbagai bidang.

Masjid Baiturrohim di lingkungan kantor istana wakil presiden  menjadi  tempat untuk menggelar silaturahim di Rumah Allah, merajut komunikasi di atas sajadah. Wakil Presiden H.M. Jusuf Kalla, menunaikan shalat Jumat dan kegiatan ibadah lainnya. 

Kegiatan yang berbeda dari rutinitas ibadah shalat Jumat itu, karena JK sebagai Wakil Presiden RI  kerap kali ketika usai menunaikan  shalat Jumat, JK  melakukan semacam silaturahim dan dialog terbuka dan leluasa dengan  jamaah masjid dari ulama, tokoh dan umat Islam.  

JK menerima para tamu siapapun dan jamaah yang menyampaikan aspirasi atau memohon pandangan dan arahan JK terkait isu dan masalah kontemporer. Suasana akrab, di depan mimbar masjid sebagai keluarga besar muslim yang saling dekat dan tanpa jarak dalam membangun komunikasi yang sangat efektif.

Fenomena  menarik lainnya,masih di sekitar masjid,  saat ketika dari kalangan umat dan tokoh non muslim pun, yang akan menemui JK saat berlangsung khutbah dan shalat Jumat, mereka berada di sekitar masjid, tentu di berandanya untuk menunggu waktu bisa bertemu dengan Wapres JK. 

Usai berdialog di sekitar area mimbar di atas sajadah bersama khatib, imam dan para tokoh, atau tamu dan jamaah yang memang berniat bersilaturahim atau menyampaikan aspirasi, Wapres JK mengajak makan siang dengan ala sederhana di salah satu ruangan makan di istana.

Demikian suasana khas, unik dan langka karena rutinitas serupa tak terjadi saat para wakil presiden pendahulunya. Demikian juga, saat Wapres JK tengah mengadakan kunjungan kenegaraan, terdapat tradisi baru kegiatan  Wapres JK berkunjung ke masjid-masjid yang menjadi daerah kunjungannya. Bukan hanya dalam rangka menunaikan shalat, juga Wapres JK lakukan dengan melakukan silaturahim dan dialog dengan para ulama, tokoh dan jamaah setempat.

Pada kesempatan lainnya, sebagai Wakil Presiden RI dan juga Ketua Umum DMI, banyak permohonan yang terus-menerus kepada Wapres JK untuk meresmikan sejumlah masjid di sela kunjungannya ke berbagai daerah. Bahkan saat melakukan kunjungan dan tugas diplomasi kenegaraan ke luar negeri, Wapres JK  kerap kali menyempatkan kegiatan di masjid setempat.

Tak terkecuali saat menerima kunjungan atau bertemu dengan tamu-tamu kepala negara maupun ulama dari luar negeri, baik dari kalangan pemimpin negara maupun ulama-ulama dunia Islam. 

Sebagaimana saat pertemuan antara Wapres JK dan Raja Salman. Wakil Presiden JK saat melakukan pertemuan silaturahim khusus dan diplomasi dengan Raja Salman di Jakarta, tak urung juga terpisahkan dari kapasitasnya sebagai Ketua Umum DMI. Ada momen yang tak terlupakan dari pertemuan Wapres Jusuf Kalla dengan Raja Salman di Jakarta pada  Maret 2017.

Raja Salman sangat terkejut saat mendengar penyampaian JK  bahwa Indonesia memiliki lebih dari 800.000 masjid. Sementara itu, Raja Salman juga menyandang gelar kemuliaan sebagai Khadimul Haramain wa syariifain (Pelayan dua masjid besar dan dua kota suci) yang selama ini belum pernah ada yang  menandingi  jumlah jamaah terbesar di dunia selain di Mekah dan Madinah. Bagaimana halnya dengan jumlah 800.000 ribu masjid ? Mungkin itu yang terpikir dari Raja Salman.

JK menerangkan,  Indonesia sebagai negara mayoritas muslim memang tidak memiliki masjid sebesar Masjidil Haram di Mekah atau Masjid Nabawi di Madinah. Namun, Indonesia memiliki masjid yang  sangat banyak dan tersebar luas di semua daerah.

Tujuan utama memakmurkan dan dimakmurkan masjid adalah untuk mencapai masyarakat yang hasanah di dunia dan akherat. JK menyebutnya sebagai masyarakat yang hasanah. 

Hasanah merupakan  kata apa yang paling sering dan setiap saat diucapkan oleh umat Islam saat kita berdoa, memohon kepada Allah atas segala harapan dan permohonan kita. Tentunya, kata "hasanah" yang berarti bahagia, kebaikan.

Karenanya JK menempatkan, posisi dan strategis DMI untuk membangun gerakan Hasanah. DMI bukan pesaing Ormas Islam dan lembaga keagamaan manapun. DMI tidak berada di atas sementara yang lainnya berada di bawah. 

Bahkan DMI menjadi fasilitator dan pelayan terhadap lembaga keagamaan seperti MUI, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah maupun lembaga lainnya. Karena mengelola lembaga kemasjidan, sedangkan masjid menjadi milik semua umat dari kalangan manapun. DMI menjadi organisasi yang memang terbuka dan melayani.

Visi "Memakmurkan dan Dimakmurkan masjid" diwujudkan dalam misi dan program yang terumuskan dalam 10 Program Utama DMI.

Dengan terbuka  JK menyatakan, DMI menjadi poros pergerakan dalam menyatukan semangat dan solidaritas keumatan, bahkan melayani semua lembaga dan organisasi keummatan. Melalui DMI, umat dan lembaga keumatan terfasilitasi untuk menjalankan peran dan agenda keummatannya. DMI pun menjadi penyambung silaturahim keummatan, bukan hanya ummat beragama lebih luas lagi dalam menjalin harmoni, toleransi dan kerukunan umat beragama.

Sebelumnya PP DMI berkantor di salah satu ruangan masjid istiqlal di Kantor DMI di masjid negara Istiqlal di ruang 30. Kini  seiring dengan kebutuhan yang semakin luas dan mendesak, kantor pusat  DMI administrasi kesekretariatannya beralamat  di  Jalan Surabaya No. 1 Cikini, Menteng, Jakarta Pusat. Guna memperluas dan mempercepat program, kegiatan juga ditempatkan di Kantor DMI di Jalan Jenggala 1, Nomor 3, Jakarta Selatan.  

Hingga usai Muktamar ke VII, sesuai dengan  komitmen JK, telah dicanangkan peletakan batu pertama dan dimulainya pembangunan Gedung DMI  di Jalan Matraman Raya No. 39/40 seluas lebih kurang 1000 Meter persegi. Cita dan harapan umat Islam, terutama para pecinta masjid di Indonesia terwujud atas prakarsa dan jasa Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga Ketua Umum PP DMI.

Secara kelembagaan, berdasarkan hasil Muktamar VI DMI, Pimpinan Pusat DMI yang dipimpin JK  memiliki 8 (delapan) bidang kerja, yaitu : Organisasi dan Pengembangan SD, Sarana, Hukum dan Wakaf, Dakwah dan Pengkajian, Kesehatan, Lingkungan Hidup, dan Kepemudaan, Pengembangan Ekonomi Umat dan Iptek, Pengembangan Potensi Muslimah dan Anak, Sosial Kemanusiaan dan bidang Kominfo, Hubungan Antar Lembaga dan Kerjasama Luar Negeri.

JK memfokuskan perhatian dan kinerjanya sebagai Wakil Presiden bersama Presiden RI dan pemerintahan untuk menjalankan amanah secara optimal. Untuk tetap menjaga fokus, arah dan capaian sukses kepemimpinan nasional, sementara roda organisasi DMI  pun tetap berjalan baik, JK menunjuk Ketua Harian dan sekaligus dua wakil ketua umum, yang bersifat fungsional ke dalam dan keluar. 

Posisi Wakil Ketua Umum sekaligus menjadi Ketua harian dipercayakan kepada Komisaris Jenderal H. Syafruddin, M.Si  bersama wakil ketua umum bidang keagamaan dijabat oleh Bapak KH Masdar Farid Mas'udi.

Untuk menunjang kelancaran kerja dan kinerja organisasi DMI, JK melengkapi struktur dengan adanya Tim Komunikasi dan Koordinasi di lingkungan sekretariat kantor wakil presiden dengan tim sekretariat dan manajemen DMI. Dalam memfokuskan pada sukses dan capaian program, JK juga membentuk posisi dan peran Direktur Program DMI untuk memperkuat koordinasi dan sinerji pelaksanaan program utama DMI.

Pada Muktamar VII,  PP DMI secara struktur kelembagaan mengalami pengembangan dengan tetap menjaga keberlanjutan bidang yang ada. Ditambah dengan penguatan fundamen kelembagaan dengan keberadaan beberapa badan otonom yang secara khusus dan terfokus mengerjakan target, program dan capaian sesuai dengan wilayah tugas dan bidangnya.

Postur kelembagaan pada era kedua kepemimpinan JK di DMI mencakup departemen sebagai berikut : Pemberdayaan Organisasi dan Pembinaan Kewilayahan;  Peribadatan dan Hukum;  Dakwah, Ukhuwwah dan Sumber Daya Keumatan;  Pendidikan, Iptek dan Kebudayaan; Kominfo, Pengembangan Arsitektur dan Infrastruktur; Pemberdayaan Ekonomi dan Kewirausahaan; Pemberdayaan Potensi Muslimah dan Keluarga; Kesehatan dan Sanitasi Lingkungan; Sosial, Kemanusiaan dan Penanggulangan Bencana; Hubungan Antar Lembaga dan Hubungan Luar Negeri; dan Kaderisasi Pemuda dan Remaja Masjid.

Badan-badan otonom dan badan usaha pun dibentuk dalam memperluas dan mempercepat capaian sukses dari 10 Program di seluruh masjid dan jamaahnya. Terdapat beberapa badan otonom, yaitu : LBH DMI (Lembaga Bantuan Hukum); BKP2U (Badan Konsultasi Pelatihan dan Pemberdayaan Umat); BPTKI  (Badan Pembina Taman Kanak-Kanak Islam); KMM (Korps Muballigh-Muballighah); BKMM (Badan Koordinasi Majelis Taklim Berbasis Masjid); PRIMA (Perhimpunan Remaja Masjid); Ikatan Khatib DMI; PIM (Perhimpunan Imam Masjid); PTPQ (Perhimpunan Taman Pendidikan Al-Quran); HPBM (Himpunan Pengusaha Berbasis Masjid), dan PKM (Perhimpunan Koperasi Masjid).

Dari sejumlah program yang terus berkembang, JK memfokuskan pada 10 Program Utama yang sangat progresif, lebih luas dan lebih cepat untuk dilaksanakan secara nyata dan berkesinambungan.

Program memakmurkan masjid  seperti  penataan akustik masjid,  menghadirkan progam aplikasi berbasis masjid, menata manajemen masjid yang lebih profesional, meningkatkan dakwah dan ukhuwwah, menata kebersihan dan kesehatan masjid, kesehatan dan lingkungan asri, juga menata desain arsitektur  dan infrastruktur  masjid, termasuk mengembangkan pendidikan berbasis masjid serta menyiapkan generasi muda, remaja dan pemuda terdidik dan handal dalam keimanan dan ketakwaan serta unggul dan berdaya saing. 

Program dimakmurkan masjid termasuk juga dalam pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid, pengembangan wisata religi berbasis masjid, dan menyiapkan generasi muslim dan keluarga muslim yang sakinah.

Secara khusus, kick off  pemasangan akustik pertama kali dilakukan di Masjid Amaliah Ciawi Bogor Jawa Barat pada April 2013. Program pun terus bergulir dengan melakukan penataan di sekitar 100 masjid lebih di area Jabodetabek. Tim Akustik langsung melakukan pendataan dengan pengurus DMI Daerah di Provins Jakarta, Banten dan Jawa Barat. 

Sejumlah masjid langsung disurvei dan dipetakan tentang apa saja yang perlu ditata, seberapa penting perlunya pengadaan alat dan komponen pengganti. Bekerjasama dengan teknisi yang sudah ahli dan perusahaan produk sound system, pengerjaan langsung dilakukan secara intensif sebagai program tahap kedua.

Pada Juni 2013, pertama kali digelar  Program Sosialisasi Singkat kepada para pengurus DMI, Pengurus Takmir Masjid se Jabodetabek untuk menyiapkan calon tenaga teknis dari setiap masjid. 

Acara tersebut  berlangsung di Kantor DMI PUSAT sementara di Jalan Borobudur. JK sebagai Ketua Umum bersama Tim Akustik Pusat memperkuat komitmen dan kerjsama semua pihak dari kalangan pengurus dan mengajak para mitra untuk fokus dan menjadikan program Penataan Akustik Masjid sebagai andalan prioritas, di samping program lainnya.

Hingga tahun 2019, DMI telah menyiapkan lebih dari 100 unit mobil servis yang bekerja rutin, terpadu dan menyebar luas di seluruh Indonesia. Fungsinya, untuk memperbaiki tata letak sound system, meningkatkan kualitas, melatih para teknisi, membekali para marbot dan pertugas masjid dalam merawat kualitas perangkat sound system masjid. Bahkan, kerap berfungsi lebih luas untuk memperbaiki jaringan kabel AC, kipas angin, telelpon hingga jaringan listrik.

Masjid harus bisa menghadirkan Islam Rahmatan lil alamin. "Tugas kita semua menjaga batas-batas itu. Menjaga bagaimana masjid memakmurkan masyarakat kita agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan harapan dan pemikiran-pemikiran pada masyarakat," tutur JK.

Di bidang takmir, tata kelola manajemen kemasjidan, DMI mendorong dan memfasilitasi peningkatan kualitas layanan dan peribadatan di masjid. Termasuk dalam memfasilitasi program bagi kesejahteraan dan pemuliaan terhadap marbot masjid, imam maupun khatibnya. DMI telah beberapa kali dan terus berlanjut memberangkatkan mereka untuk berziarah ke tanah suci Mekah dan Madienah dalam menunaikan ibadah umrah dengan biaya penuh dari mitra DMI.

Program  pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid yang dicanangkan oleh JK mendapat respon sangat antusias dari umat, khususnya pengurus DKM dan Takmir masjid. Termasuk para remaja dan pemuda masjid. 

Agenda dan fokusnya sangat jelas, bagaimana peran umat Islam melalui masjid dapat mulai menata perekonomian umat sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

Bersama DMI  terjalin sejumlah kemitraan untuk mewujudkan visi Memakmurkan Masjid dan Memakmurkan Jamaahnya. Mulai dari kementerian, lembaga perbankan Syariah, BUMN, perusahaan nasional hingga korporasi global. 

Masjid menjadi wahana terpercaya dalam menyambungkan kerjasama ekonomi yang saling bermanfaat. Kemitraan dengan lembaga dan perbankan Syariah, menghasilkan program pemberdayaan ekonomi umat dalam sektor usaha setiap jamaah ataupun komunitas jamaah masjid di bidang perdagangan, peternakan, perikanan hingga pertanian. 

Produk inovatif seperti  ATM Beras dan Instalasi Air Bersih Multifungsi di masjid juga menunjukkan adanya upaya bersama untuk mengatasi masalah kemiskinan, peningkatan daya beli dan memuliakan para kaum dhu'afa. Meskipun baru dalam skala kecil dan terbatas, program ini tengah membangkitkan semangat baru di tengah umat.

Di berbagai daerah secara bertahap, DMI dan Takmir masjid menggelar  beragam agenda pergerakan perekonomian umat yang  bermuara dari masjid. Di Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, DKI Jakarta hingga Jawa Barat sampai ke Nusa Tenggara Barat. 

Melalui kerjasama dengan BULOG, DMI bermitra dalam mengkreasikan program penjualan secara khusus berniaga di masjid yang diberi nama Program Tobatan (Toko Baitul Pangan). Produk-produk Bulog yang diminati jamaah, disediakan oleh DKM Masjid dengan membentuk Tim Manajemen sendiri, dengan tetap terkelola secara profesional.

Upaya meningkatkan kualitas program peribadatan, dakwah dan taklim juga mendapat perhatian dari DMI di bawah kepemimpinan JK. DMI  terus mendidik dan melatih para khatib dan juru dakwah moderat untuk menghadirkan kualitas dan iklim berdakwah yang rahmatan lil'alamiin. Halaqah Dakwah Wasathiyah dilaksanakan secara nasional yang diikuti oleh para Pengurus Ikatan Khatib Pusat dan Daerah. 

Bahkan telah dilaksanakan Halaqah Regional dan Training of Trainer para Juru Dakwah di Jakarta, Jawa Barat dan Banten, serta Sumatera. Selanjutnya, DMI juga telah menyiapkan Pendidikan khusus bagi Juru Dakwah Wasathiyah yang akan dikirim ke Universitas Al-Azhar Mesir untuk melahirkan Juru Dakwah Wasathiyah dalam membantu terwujudnya iklim dan suasana damai di beberapa negara.

Peran JK dan para pengurus, terutama Wakil Ketua Umum DMI, turut secara langsung dalam peran "Diplomasi Masjid", sangat  bermanfaat membangun komunikasi global, mengembangkan jaringan dan hubungan luar negeri, berpadu pada misi perdamaian, membuahkan peran dan posisi para pengurus sebagai Juru Dakwah Wasathiyah. Dari mulai negara-negara timur tengah, terutama di daerah konflik, sentra bertikai dan bercerai berai, termasuk dalam rangka mengatasi  radikalisasi dan liberalisasi yang diciptakan.

JK pun sebagai wakil presiden dan ketua umum PP DMI, mencanangkan program nasional Gerakan Masjid Bersih. Program masjid bersih dan sehat menjadi skala utama. DMI mendorong dan memfasilitasi segala upaya agar masjid dan lingkungannya benar-benar bersih dan sehat. Terdapat kerjasama dengan berbagai pihak dalam merealisasikannya. Dengan Perusahaan Unilever sudah lebih dari 3.000 masjid tertata kebersihannya selama masa 2 kali program kerjasama. 

Bahkan pada tahun 2019, kembali program "Bersih-Bersih Masjid" dilakukan secara serentak dalam sehari di 2130 masjid yang dianugerahi dengan rekor MURI (Museum Rekor Republik Indonesia).  Kerjasama dengan perusahaan, semisal Unilever, dan lainnta terus berlanjut dengan lambaga dan pihak yang memiliki kesamaan spirit dan tujuan.

Demikian juga program masjid sehat dan lingkungan sanitasi yang sehat dikembangkan kementerian kesehatan dan BPJS Kesehatan. Program Klinik Sehat di masjid dan segala upaya membangun kesadaran hidup sehat, hingga membangun klinik berbasis masjid telah berjalan baik. Model Program ECO Masjid kerjasama dengan Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (LP-LH dan SDA) MUI berjalan secara bersinerji.

Bersama Kementerian Pariwisata RI, DMI telah bekerjasama dengan adanya MOU yang disaksikan langsung oleh Wakil Presiden JK  di Jakarta pada tahun 2017. Program utama DMI, Pengembangan Wisata Religi-Halal Berbasis Masjid, mendapatkan sokongan dan juga kemitraan dengan para pemangku kepentingan industri wisata.

Tindaklanjut program dipimpin langsung oleh penerus JK, Wakil Ketua Umum DMI, Komjen H. Pol. Syafruddin. DMI-Kemenpar melaksanakan sosialisasi, simposium nasional hingga simposium regional dan pelaksanaannya hingga ke daerah. 

Secara konsep, pengembangan potensi wisata religi-halal berbasis masjid mengacu pada kategori masjid tertua, masjid terbesar jamaahnya, dan masjid terbaik service dan layanannya secara kreatif dan inovatif.  DMI telah membentuk Komite Kerja Pengembangan Wisata Religi-Halal berbasis masjid untuk mewujudkan program berkesinambungan.

Di kalangan remaja dan pemuda masjid, terutama generasi millennial, terbentuk komunitas remaja dan pemuda usahawan muslim yang tergabung dalam ISYEF (Islamic Young Entrepreneur Forum). Pada Silaturahim Nasional baru-baru ini, bersama komunitas remaja dan pemuda masjid lainnya, seperti BKPRMI (Badan Kekeluargaan Pemuda Remaja Masjid Indonesia), JPRMI (Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia) dan  PRIMA DMI (Perhimpunan Remaja Masjid DMI), keempat pilar wadah berhimpun tersebut telah bersatu dan bersinerji dalam satu barisan. Melalui program pemberdayaan ekonomi umat yang dipelopori oleh ISYEF dan komunitas muslim millennial, telah dilakukan beragam program kreatif-inovatif berbasis masjid, back to masjid.

Sesuai dengan dedikasi tinggi dan karakter JK yang berjiwa sosial dan empati kemanusiaannya, DMI sangat aktif dalam melakukan kerja cepat tanggap dalam program kemanusiaan dan rehabilitasi masjid di daerah bencana. Mulai dari saat terjadi nya banjir di Jakarta dan sekitarnya, musibah  bencana alam dan tsunami di  Lombok, Sulawesi Tenggara hingga Sulawesi Selatan dan Banten.

Dalam tempo singkat DMI membangun sejumlah masjid darurat dalam menyediakan sarana ibadah bagi warga korban dan terdampak bencana alam. Dilanjutkan dengan membangun masjid semi permanen hingga proyeksi membangun masjid permanen berjangka panjang di daerah bencana. DMI juga mendapat kepercayaan dari para donator, perusahaan nasional bahkan negara timur tengah dan lembaga internasional dalam upaya membangun masjid di daerah pasca bencana.

Berkat perhatian dan dorongan JK, DMI mengalami adaptasi yang cepat dengan pemanfaatan perkembangan dan kemajuan teknologi informasi digital.  JK mendorong kebutuhan akan pemanfataan teknologi digital untuk kemajuan dan kemanfaatan syiar dan dakwah. DMI telah membuat dan mengoperasikan aplikasi Dewan Masjid Indonesia. Aplikasi Dewan Masjid Indonesia dengan mudah di download  lewat Google play memiliki sajian fitur : Jadual shalat dan arah kiblat, lokasi masjid dan Hallo Dai.

Dengan fitur Jadual Shalat dan arah kiblat kita dapat dengan cepat mengetahui jadual shalat lima waktu dan arah kiblat dimanapun  berada secara akurat. Fitur lokasi masjid dapat menemukan lokasi masjid terdekat sekaligus berfungsi sebagai system pendataan secara langsung oleh setiap pengurus masjid yang dapat menginput nama masjid, alamat dan kapasitas jamaahnya. Fitur Hallo Da'i berisikan informasi para juru dakwah sesuai dengan latar belakang, jenis dan kekhususan, secara langsung dapat berinteraksi  bersama umat.

Demikian juga DMI-TV Channel bekerjasama dengan PT Nin-Media dengan antenna khusus parabola yang didukung satellite. Dapat dinikmati di TV Kabel Indihome dengan server Telkom, DMI TV Channel dapat diakses yang salurannya berdekatan dengan TV9, TV-Muh, Roja dan puluhan saluran lainnya.

Sistem administrasi keuangan dan laporan keuangan DMI diaudit oleh Kantor Akuntan Publik independent. Laporan terbaru hasil Tim Auditor Independen dikeluarkan pada Desember 2015. 

Dalam mendorong tata kelola manajemen kemasjidan yang makin professional, DMI juga telah menyiapkan perangkat dan system keuangan dengan kualitas ISO (International Standard Organization).

Program Dakwah Preneur juga menjadi model yang dikembangkan oleh DMI dalam mengelola potensi amal Zakat,  Infaq, Shodaqah dan Wakaf yang dipadukan dengan sistem dan teknologi digital. 

Antara lain dengan program INFAQ DIGITAL. DMI telah mengadakan workshop dan pelatihan bagaimana mengembangkan dakwah guna mendorong semangat dan kemampuan kewirausahaan jamaah di lingkungan masjid dan sekitarnya.

Untuk membantu pelestarian dan pengembangan bangunan fisik masjid, JK mendorong adanya komunitas dan kelembagan para arsitek profesional untuk membantu terwujudnya capaian program DMI. Telah tersusun panduan membangun masjid dan memeliharanya yang dirumuskan oleh para insinyur yang tergabung dalam DMI.

Kegiatan kemasjidan di kampus juga sudah terkoneksi dan terpadu dengan kegiatan DMI. JK sebagai Wakil Presiden pun turut secara langsung menyatu padukan silaturahim dan koordinasi antar masjid kampus seluruh Indonesia.

Kegiatan pengembangan di bidang Pendidikan diwujudkan dalam bentuk Program PAUD di Masjid. Saat ini dilaporkan telah terealisasi sekitar 594 PAUD di Masjid melalui kerjasama DMI dengan  kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2014 dengan anggaran sekitar   Rp  10.120.200.000. Jenis PAUD : program rintisan 129, BOP, APE, Penguatan.

Dalam mengembangkan program Pendidikan dan kecerdasan literasi, DMI juga telah mengembangkan program Perpustakaan berbasis masjid melalui kerjasama Kemendikbud dalam Program TBM (Taman Bacaan Masyarakat). Setidaknya telah terwujud 10 Pogram TBM berbasis masjid di 10 Masjid di Jabodetabek yang akan terus berlanjut.

Program sertifikasi tanah wakaf dan perizinan serta legalitas bangunan masjid mendapat perhatian JK agar masjid memiliki keamanan kepemilikan dan status yang jelas. Telah dilakukan komitmen dan penandatanganan MoU dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN dan Kementerian Agama pada 20 Mei 2015.Hingga kini, program tersebut masih terus berlangsung dari pusat hingga ke daerah. Keberadaan masjid yang bersifat struktural, fungsional maupun masjid komunitas, membutuhkan kepastian kepemilikan dan legalitasnya yang dibantu dan difasilitasi DMI Pusat dan Daerah dalam pelaksanaannya bersama kementerian dan dinas terkait.

Beragam program yang real dan nyata dalam mewujudkan spirit dan visi memakmurkan dan dimakmurkan masjid, terus digerakkan dan dikembangkan oleh JK melalui DMI. 

Masjid yang menjadi pusat ibadah umat Islam, juga menjadi pusat gerakan persatuan dan persaudaraan, kebangkitan ekonomi umat, serta peningkatan kualitas layanan takmir masjid, tengah dikembangkan model masjid ramah anak, masjid ramah lingkungan, ramah manula, masjid ramah disabilitas, semuanya merupakan tanggungjawab bersama dan pegiat perubahan  mulia buat semua warga. 

Sejak tahun 2012 Hingga akhir 2018 dan menjelang 2019, 10 Program Utama DMI yang digagas dan dicanangkan JK telah dapat diwujudkan seluruhnya. Yang terbaru adalah pembangunan Gedung DMI sebagai centre of excellent  di Jakarta yang insya Allah akan diselesaikan dalam tempo minimal 1 tahun di tahun 2019 atau awal 2020 semoga dapat mulai berfungsi.

Di tengah suasana dan dinamika keumatan dan kebangsaan, peran JK sebagai Wapres RI maupun Ketua Umum DMI kerap terpadu dan tersinerji dalam menjaga, meluruskan dan menasehati tentang  masalah keumatan dan kewargaan serta solusinya. 

Dalam beberapa kasus dan suasana, JK kerap hadir dengan sikap terbuka dan kritis, untuk menyelesaikan masalah secara damai, harmoni dan bijak. DMI telah menjadi pusat keseimbangan strategis, kekuatan kontrol moral terdepan, wahana pemersatu ulama, umara dan umat,  dan menjadi penjaga utama rumah Allah agar tetap murni dan lestari dalam khittah dan perannya.

Di masa JK, DMI telah benar-benar menjadi wadah dan lembaga keumatan yang terbuka bagi siapapun yang mempunya niat memakmurkan masjid dan memakmurkan jamaahnya. Siapapun dengan maksud dan tujuan mulia tersebut, dapat berkhidmat sesuai dengan kemampuannya. DMI menjadi milik umat, sekaligus milik Indonesia, dengan memberikan akses dan ruang pengabdian bagi siapapun. 

DMI hadir membawa spirit keislaman yang terbuka, inklusif, menjalin harmoni, persatuan dan ukhuwwah. DMI menegaskan arah dan tujuannya untuk melestarikan dan membangun kembali peradaban Islam yang dimulai dan berbasis dari masjid sebagaimana dilakukan semasa Rasulullah bersama para sahabatnya.

Cibarusah, Bekasi.

15.05.2019-16.05.2019

Munawar Fuad Noeh

Direktur Program Dewan Masjid Indonesia

Lecture of President University.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun