Mohon tunggu...
Muna Madrah
Muna Madrah Mohon Tunggu... -

socio reviewer who like traveling.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Damainya Serambi Mekah

1 September 2013   02:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:32 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama kali menginjakkan kaki ke tanah serambi mekah saat itu masih masa darurat sipil di awal 2002. Gambaran kelam sejarah konflik nan panjang menghantui perjalanan saat itu. Tidak terlalu banyak orang di Bandar udara Sultan Iskandar Muda saat itu.

Memasuki kota saya sungguh terpana, jalanan bersih nan lengang.Masjid Raya Baiturahman megah menjulang, berlatar pegunungan bukit barisan. Krueng Aceh jernih berkelok indah sekali. Rasanya sulit percaya bahwa telah begitu banyak darah tertumpah dinegeri ini. Ah saya jatuh cinta dengan kota ini, saya pun memutuskan tinggal lebih lama.

Entah berapa kali sudah saya mengunjungi Banda Aceh, melakukan perjalanan ke kota-kota disekitarnya, Sabang, Langsa, Lhokseumawe, Bireun, Pidi, hingga Meulaboh dan Tapak Tuan semua indah, pantai-pantainya biru jernih ada yang berpasir putih ada juga yang hitam, semua indah.

Pun ketika gelombang itu meluluh lantakkanbumi Serambi Mekah ini, cinta saya tak pernah pudar. Sisa kecantikan negeri ini masih ada di balik puing-puing kehancuran.Saya selalu mencari-cari alasan untuk tetap bisa mengunjungi tanah ini, entah untuk urusan research, ataupun pekerjaan. Dan mencuri-curi waktu disela-sela kesibukan hanya untuk melepas rindu disini rasanya menyenangkan.

Berbincang dengan kawan-kawan lama di kedai kopi legendaris “solong” di ujung kota Banda. Sekedar bincang-bincang ringan sampai yang serius ditemani secangkir kopi lokal yang bercitarasa global he he..

Baru-baru ini setelah menyelesaikan tugas dikota medan yang sibuk, rasanya tidak bisa tidak untuk menyempatkan diri mengunjungi tanah yang selalu saya rindukan itu. Takjub bukan kepalang menyaksikan negeriini bangkit dari kehancuran beberapa tahun lalu. Badar Udara nan megah, jalan-jalan indah nan mulus, hotel-hotel mewah. Kalau dulu minta tolong kawan menjemput dibandaralebih sering dijemput pakai kereta (baca motor), kini sudah berganti roda empat yang nyaman..ah..senangnya.

Bernostalgia lagi di ibukota Serambi mekah, Masjid Raya Baiturrahman masih tegak menjulang. Obyek wisata juga bertambah dengan situs-situs yang mengingatkan kita akan bencana Tsunami. Masuk museum Tsunami yang gratis, membawa perasaan haru seakan kembali ke masa itu, mengingat kembali kawan dan orang-orang tua yang saya cintai yang telah pergi. Tidak menyenangkan memang mengenang sesuatu yang menyakitkan, tapi itulah hikmah ziarah, agar kita selalu mengingat bahwa tidak ada kekuatan selain kekuatan-Nya, dan kepada Nya kita semua akan kembali.

13779760701139053279
13779760701139053279

Tentu saja selain tambahan wisata sejarah bencana di Banda Aceh, tetap saja masih banyak tempat yang dapat di eksplorasi untukmenikmati keindahan alam dan cita rasa kulinernya, dan ah...kopinya yang nikmat itu.

Kawan lama mengajak saya mengunjungi pantai yang memang belum pernah saya kunjungi, agak jauh diluar kota, Pantai Lhok Me, berpasir putih menyilaukan ditempa sinar matahari, birunya laut berlatar awan putih bergulung-gulung dilangit biru nan cerah sebuah lukisan alam yang sempurna. Rasanya satu hari memang tidaklah cukup, tetapi resiko mencuriwaktu itu, harus bisa memanfaatkanya dengan maksimal, cukuplah hari iniuntuk mengobati rindu.

13779762831212191898
13779762831212191898

Sejujurnya kota ini adalah kota yang damai. Dalam hati terus berdoa, semoga negeri ini selalu diberi kedamaian, tidak ada lagi pertumpahan darah, dijauhkan dari bencana, dimakmurkan dengan kekayaannya, dan tentunya saya di beri kesehatan dan kesempatan untuk mengunjunginya. Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun