3. Penggusuran lahan tempat tinggal warga lokal
Dari ketiga proses yang disebutkan di atas, bagaimana jadinya bila surga tropis dunia sebagaimana Raja Ampat dibabat habis kemudian disulap menjadi wilayah pertambangan, perindustrian, atau bahkan sampai menjadi perkotaan?
Memang sudah sepantasnya pemerintah harus tegas dalam menangani tindakan-tindakan eksplotasi yang ilegal maupun legal. Hal itu akan berdampak jauh lebih besar bagi Raja Ampat. Karena apa? Karena Raja Ampat adalah rumah teruntuk spesies ikan yang unik, tidak kurang dari 1.104 jenis ikan, 699 hewan lunak, dan 537 karang ada di di dalamnya. Pemerintah telah menetapkan Raja Ampat sebagai warisan dunia (world heritage site) disebabkan oleh potensi ekowisatanya, yang meliputi spesies ikan, terumbu karang, hutan mangrove, hamparan padang lamun yang menakjubkan, serta pantai tebing berbatu yang jelita.
Di samping itu pula, selain berdampak bagi lingkungan, eksistensi tambang juga akan mengusik kehidupan warga lokal. Mereka akan kehilangan ruang hidup, mata pencaharian nelayan dan pelaku wisata rusak, adanya potensi konflik lahan dan degradasi sosial yang tak bisa terelakkan. Selama ini masyarakat adat Raja Ampat bertahan hidup dari alam, baik dari hutan, dari laut, dan dari pariwisata berbasis komunitas.
Ironis sekali kalau tidak ada pengambilan kebijakan dalam memelihara keanekaragam hayati dan budaya di kepulauan Raja Ampat. Sungguh amat disayangkan bila rencana eksploitasi benar-benar akan dieksekusi. Sekali dimusnahkan, begitu susah atau hampir mustahil untuk dipulihkan agar kembali pada wujud semula.
Tetap Gaungkan Suara Kita yang Bisa Jadi Penentu
Problematika yang tengah terjadi saat ini bukan hanya menjadi tanggung jawab penduduk Raja Ampat, tetapi juga tanggung jawab kita bersama sebagai rakyat Republik Indonesia yang wajib merawat semesta. Tentunya kita berhak bertanya:
1. Kenapa pembangunan tambang nikel harus ditempatkan di Raja Ampat?
2. Apakah sudah melalui proses penelitian atau kajian mengenai dampak lingkungan secara objektif dan transparan?
3. Siapa yang diuntungkan, siapa yang dikorbankan?
Mari kita senantiasa gaungkan suara, terus sebarkan aksi-aksi menjaga lingkungan alam, tumbuhkan kesadaran untuk itu serta dukung berbagai upaya pelestarian Raja Ampat.
Alam ini laksana surga milik Tuhan yang diamanahkan kepada manusia supaya dijaga, bukan dihancurkan. Alam ini tetap akan dihuni terus oleh anak cucu kita, maka jangan biarkan mereka hanya bisa memandang foto-foto atau video lama.