Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kolonial Heritage Journey 6

13 April 2021   09:24 Diperbarui: 13 April 2021   10:05 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


 

Wayang Kamboja. Dokpri
Wayang Kamboja. Dokpri

Melihat deretan wayang berjejer di ruangan luas, kuno dan temaram itu pikiran melintas ke masa setengah abad lebih silam. Saat wayang kulit menjadi satu even yang sangat diangen angen dan dinanti untuk ditonton.

Pertunjukan wayang kulit berlangsung sehari penuh atau semalam penuh. Atau bahkan sehari semalam dibawakan oleh hanya satu Dalang. Dimulai sekitar pukul 9 pagi atau malam selesai jam 5 sore atau 5 pagi.

Pakem pertunjukan dengan serangkaian jejeran. Tiga kali perang yakni perang gagal perang yang belum jelas pemenangnya. Kedua perang kembang, perang satria dengan para raksasa denawa yang dikomandani butho Cakil. Dan terakhir perang brubuh, perang akhir sebagai penutup cerita.

Tentu juga ada satu adegan yang selalu ditunggu tunggu penonton setelah tengah hari atau tengah malam, yaitu Goro goro. Saat dimana para punokawan bercengkerama dengan segala tingkah, guyonan dan gending tembang berkumandang.

Jejer pertama pasamuan Istana. Membahas situasi dan menetapkan misi yang akan segera dilakukan. Pasamuan usai, raja masanggrah di dalam kedaton. Dilanjut adegan perbincangan ngrumpi para emban abdi dalem keputren. Representasi para emban ini diwakili Cangik dan anaknya Limbuk. Mengudar uneg uneg rasa dan karsa wong cilik yang diwedarkan ki dalang dengan bumbu bumbu lelucon.

Berikutnya jejeran di alun alun. Panglima perang menyiagakan pasukan. Menyampaikan misi yang diemban dan segera dilaksanakan. Pasukan segelar sepapan berangkat. Prajurit tegap berbaris, pasukan kuda berderap, kereta perang bergeretak, rampokan berjalan memekakkan telinga diiringi gamelan dan gending rancak hingar bingar.

Bagi para penyuka wayang, museum ini pasti akan menghadirkan nostalgi manis sebagaimana awak rasakan. Kenangan masa lalu.

Berbagai jenis wayang dipamerkan disini. Wayang kulit gaya Solo, gaya Yogya, Cirebon, Bali, wayang Revolusi, Sadrah, wayang kardus, wayang suket, wayang golek bahkan ada juga wayang Batak. Juga dipamerkan wayang kulit mancanegara, dari Vietnam, Thailand, Kamboja dsb.

Pertunjukan wayang kulit atau shadow puppet digelar untuk memperingati berbagai hal. Dari syukuran kelahiran jabang bayi, sunatan, pernikahan, peresmian kantor kantor, tolak bala, bersih desa sampai acara ruwatan atau peringatan kemerdekaan.

Sang dalang aktor utama pertunjukan wayang kulit sesungguhnya adalah seniman serba bisa yang menghidupkan kisah sehari penuh atau semalam suntuk tanpa jeda. Sarat dengan petuah dan pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun