Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hembusan Angin Cemara Tujuh 72

2 Januari 2019   12:34 Diperbarui: 2 Januari 2019   12:45 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Malam merangkak, namun belum tua benar. Para Reunion masih bergelak, bercengkerama melanjutkan  Nostalgia. Tembang kenangan masa mahasiswa dinyanyikan bersama. Suguhan teh panas manis mengalir tak henti. Dilengkapi panganan khas kawasan lereng Merapi. Wajik super manis, Juadah bakar, Tempe bacem nyemek dengan rasa tak tertandingkan. Logistik kali ini jauh berbeda dibanding saat mereka menginap disini semasa masih kuliah. Kalau sekedar teh dan penganan saja, mereka saling berebut membayar.

Hanya satu Harmonika yang dimainkan Rudi dengan sepenuh hati. Mampu mengubah malam dingin menjadi gembira ria. Sederet lagu telah dipadu suarakan, dinyanyikan bersama. Tak masalah tidak selalu merdu, fals sana sini. Yang penting riang.

Tiupan harmonika Rudi menyayat ketika I got the blues, lagu blues melow Rolling Stone dilantunkan. Dan berubah jigrak rancak mengiringi koor I saw her standing there The Beatles ditimpali perkusi peralatan rumah tangga.

Mereka berteriak gegap gempita ketika harmonika mengintro  lagu lawas Koes Plus, Kujemu. Kujemu dengan cengkok Rock N Blues,

Kujemu dengan hidupku
Yang penuh liku liku
Bekerja di malam hari
Tidur di siang hari
Kurasa berat kurasa berat
Beban hidupku uu
Ku tak tahu, ku tak tahu
Oh oh oh oh
Kujemu

Kerja keras bagaikan Kuda
Dicambuk dan didera
Semua telah aku lakukan
Untuk mencari uang
..............
..............
Kujemu ....Kujemu....Kujemu

........,.....
Jemuuuu

Rudi Closing lagu dengan Harmonika tiupan keras ditingkah perkusi perkakas dapur, ember panci piring meja sendok sapu digebrak bersama.

Kujemu, lagu yang sederhana baik irama maupun liriknya. Namun menghentak kuat mengekspresikan rasa sedih, geram dan frustrasi. Rasa jemu yang sering juga dialami setiap orang. Terkadang tanpa sebab yang jelas. Di dera dan dicambuk ketidak pastian kehidupan.

Heru menyetop acara nyanyi nyanyi heboh itu. Sebelum mereka kembung dengan guyuran teh manis yang tak henti, dan pingsan kehabisan nafas bernyanyi berteriak tak putus putus.

" sudah sudah nyanyinya, cukup teriak teriaknya, ngganggu tetangga"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun