Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menyusuri Balkan, Catatan Perjalanan 30

12 Oktober 2018   09:41 Diperbarui: 6 Juli 2020   21:16 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

RUMANIA

Bucharest untaian Taman, Avenue, Plaza, Monument, Danau dan Ego 

Menjelang subuh. Masih Sendirian di kafe Buritan, dengan secangkir Black Tea hangat. Passion masih terapung apung di sungai Danube. Sebentar lagi akan sampai dan bersandar di Oltenita, mengakhiri 5 hari Cruise.

Masih berkutat dengan imajinasi. Kembali mengamati coretan kertas tissue. Teringat, dua hari lalu makan siang, satu meja dengan rombongan peserta Cruise senior dari Arizona USA. Oma trendi sekitar 70 tahunan, berkostum bling bling menyapa. Melihat saya makan lahap Iga sapi bakar yang memang delicious. Oma itu menawari, kalau ke Amrik bisa mampir ke kampung halamannya di Arizona. Gudangnya grilled grilled an sapi dengan rasa number one, katanya.

Ngobrol ngobrol. Oma bercerita, bersama rombongan sedang mengikuti Integrated Cruise. Hampir satu bulan. Mereka mulai embarkasi Sea Cruise di Venesia Italy. Lima belas hari perjalanan laut dan berakhir di Dubrovnik Kroasia. Dilanjutkan wisata darat, dan embarkasi lagi, mengikuti River Cruise, dari Wina, Austria.

Menganalogkan dengan cerita Oma USA itu. Saya membayangkan rute Sea Cruise Indonesia. Dari Benoa Bali ke Surabaya. Berwisata di Surabaya dan sekitarnya. Berlayar lagi dan disembark di Tanjung Emas, Semarang. Wisata darat Yogya Solo. Kemudian mengikuti  Bengawan Solo Cruise dari hulunya, Pegunungan Sewu di perbatasan Klaten Yogya. Sampai ke muaranya di kota Gresik, Jatim.

Atau dari Benoa ke Labuan Bajo. Berlanjut ke Makassar. Wisata darat Makassar. Lanjut Cruise Sungai Tallo. Atau dari  Sorong ke Raja Ampat, lanjut Ambon, Ternate , Banda Naira. Dst dst . Ternyata banyak sekali potensi Sea maupun River Cruise di Indonesia.

Bagaimana menggali potensi potensi itu?

Pertama pemerintah Pointing destinasinya. Kemudian Disign rutenya. Rute tunggal dan atau integrasi. Selanjutnya menjalin Aliansi  dengan Internasional Cruise yang bereputasi, seperti Avalon, Royal Carribean dan lokal companies. Selanjutnya Pemasaran dan promosi yang tepat sasaran, dengan target internasional market.

Masih tercenung, berimajinasi. Tiba tiba HP berpendar pendar, memberi tanda waktu Sholat Subuh tiba.Menghirup Sesapan terakhir Black Tea , mengakhiri imaginery pagi ini. Berdiri, meninggalkan kafe buritan kembali ke kamar.

Menapak undakan terakhir jembatan kapal. Kaki telah menjejak dermaga kecil Oltenita, bumi Rumania. Memandang ke Passion, melambai Sayonara. Jendela kotak di haluan kapal, seolah mata Kapal yang sayu, bersedih mengucap perpisahan. Hampir lima hari lima malam nge kos di Kapal itu. Dengan segala warna pengalaman baru, yang tak terbayangkan sebelumnya. Ada sedikit sentimentil yang singgah.

Tiba tiba terdengar suara, ngomong Indonesia dengan dialek lucu,

" selamat pagi, selamat datang di Rumania "

Kami menoleh. Ada wajah putih Rumania dengan senyum lebar, kepala plontos, ramah bersahabat. Orang Rumania berbahasa Indonesia.

Namanya Chelu. Chelu bahasa Rumania, artinya botak. Chelu akan menjadi pemandu selama dua hari ini di Bucharest.

Chelu pernah tinggal tiga tahun di Bogor. Mendapat bea siswa entah darimana. Bahasa Indonesianya lumayan. Bahasa Sundanya berantakan. Orangnya ceria, menyenangkan.

Dari Dermaga Oltenita sampai ke kota Bucharest ditempuh dua jam, dengan view biasa saja. Bus masuk jantung kota. Berkeliling melewati tempat tempat bersejarah. Royal Palace Square, tempat demonstrasi rusuh tanggal 22 Desember 1989, menggulingkan kediktatoran Nicolai Ceausescu. Yang kemudian dihukum mati bersama istrinya Elena. Berdua ditembak di hari Natal, 25 Desember 1989.

Bucharest sering juga disebut Little Paris. Terlihat kemiripannya, ketika kita melewati Victory Avenue. Jalan yang lebar dan indah. Di ujungnya berdiri megah Arc de Triomphe. Monumen penghormatan perjuangan prajurit, di Perang Dunia Satu. Melewati Avenue dan monumen itu, serasa kita melewati De champs Ellysee yang berujung di monumen Kemenangan Napoleon, le Arch De Triomphe. Memang mirip Paris.

Slanjutnya kami menuju Gedung Parlemen yang spektakuler. Cerminan visi Megalomania Ceausescu, sang Diktator.

Gedung ini adalah gedung perkantoran terbesar di dunia. Kukuh, berbentuk persegi tegas, besar dan berbalut marmer putih Rumania. Gedung perkantoran terbesar, juga termahal di dunia.

Ada 1200 ruangan di gedung itu. Empat lantai ke bawah tanah, dan delapan lantai ke atas. Di disign oleh tujuh ratus Arsitek Rumania ... koordinatornya arsitek wanita. Dikerjakan 20 .000 orang, tiga shift selama sepuluh tahun, sejak 1983. Konon ribuan orang meninggal, dalam pembangunan gedung ini.

Masuk ke dalam, melewati foyer yang lebar dan panjang berkarpet hijau. Ruang ruang sidang besar dan indah. Salah satu ruang sidang utama, seperti gedung teater dengan tempat duduk merah bersusun susun. Kursi itu Membentuk setengah lingkaran. Berujung panggung tinggi, diperuntukkan bagi pimpinan rapat.

                  bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun