Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hembusan Angin Cemara Tujuh 49

9 Agustus 2018   19:17 Diperbarui: 9 Agustus 2018   19:21 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

*Hembusan Angin Cemara Tujuh 49*

Bangunan Masjid berdiri tegak, cukup megah dibanding bangunan di lingkungan sekitarnya. Masih sunyi, satu satu jamaah mulai berdatangan. Rata rata bersarung dan berpeci hitam Bung Karno, muncul dari belokan gang, melangkah menuju halaman Masjid tak berpagar.

Di pojok halaman kiri depan, berdiri dua pohon Randu Alas Raksasa.Dua pohon tua itu bak menara kembar menjulang menggapai langit.

Sutopo membuka kran tempat Wudhlu. Gemericik airnya, bening dingin membasahi telapak tangan. Nyass, rasa kantuk Sutopo sirna. Marbot mulai memukul pukul kerangka Beduk beberapa saat. Tiba tiba menggelegar suara Beduk membahana di langit pagi bumi Macanan yang masih ranum.

Suara Adzan Subuh menyusul berkumandang mendayu, mengelusi jiwa jiwa Insan Illahi. Panggilan Sholat Subuh melantun meliuk, melumuri langit dan relung hati dengan kedamaian.

Jamaah Subuh pagi itu berjajar tiga shaf. Imam melantunkan surah surah doa dengan merdu, lembut dan takjim menggetarkan jiwa.

Air mata Sutopo meleleh dari ke dua matanya, menghayati lafal lafal ayat suci yang mengalun indah. Campur aduk perasaan haru, sedih sekaligus gembira. Sutopo mensyukuri karunia Ilahi, dirinya telah berhasil menggapai jenjang tertinggi , tingkat pendidikan yang bisa dibayangkannya sewaktu kecil.

Dan pagi ini, dirinya masih mampu tegak berjajar lurus dalam jamaah sholat Subuh , bersama sama orang orang yang taat, ikhlas dan berpengharapan.

Karena harapan adalah kekuatan, energi penggerak kehidupan. Apakah harapannya di masa datang? Hanya menjadi orang kaya? Sutopo bertanya diri. Tak berjawab.

Pepatah yang mengatakan *Indah kesuksesan, namun lebih indah perjuangan* menjadi kenyataan baginya.

Sutopo gembira dengan hasil yang dicapainya saat ini. Namun mengenang perjuangannya selama lima tahun lebih sampai saat sore kemarin, adalah suatu perjalanan, perjuangan yang lebih indah dibanding hasilnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun