Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hembusan Angin Cemara Tujuh 40

20 Juli 2018   19:38 Diperbarui: 20 Juli 2018   19:51 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

*Hembusan Angin Cemara Tujuh 40*

Kenangan akan perjuangan mendaki gunung, selalu menumbuhkan semangat baru bagi Sutopo. Daya juangnya timbul kembali,  bila mengingat dirinya, selalu bisa mengatasi rasa lelah dan godaan untuk berhenti mendaki, ketika menuju puncak Gunung.

Mengingat itu, rasa jenuh dan mentok ketika menulis Tesis bisa terpulihkan. Semangat nulisnya bangkit lagi.

Dan pada akhirnya, setelah bolak balik konsultasi dan melalui koreksi koreksi yang seolah tidak ada habisnya, Sutopo mendapat pujian dosen pembimbingnya. Tesis nya dianggap Orisinil dan relevan untuk dikontribusikan ke perusahaannya. Muatan Tesisnya, tidak hanya kutap kutip dari Tesis tesis sebelumnya, yang bisa dipinjam di perpustakaan.

Dan saat Ujian tesis di depan dua dosen pembimbingnya dan satu dosen yang lain, Topo menjalaninya dengan percaya diri. Sutopo sudah bisa menikmati berbahasa Inggris tanpa rasa takut grammar nya salah. Dosennya akhirnya juga dapat memahami apa yang dia jelaskan.

Kuncinya adalah persiapan, persiapan dan persiapan, serta kemampuan untuk menyajikan slide yang tepat, menarik dan relevan, sehingga dapat mengurangi dirinya berbicara terlalu banyak. Slide yang tepat mewakili banyak kata kata.

Sutopo lulus dengan baik, demikian juga Wikarya. Sedangkan Puspa lulus dengan predikat istimewa, Distinction. Ambisi Puspa tercapai, untuk menjadi yang terbaik di jurusannya. Bahkan termasuk yang terbaik di antara semua jurusan. Puspa puas, merasa bisa mengecilkan Julian, mantan pacar wurungnya itu.

Wisuda sederhana diselenggarakan di kampus Institut. Keluarga Marieska lengkap ikut hadir di acara wisuda itu.

Pidato Presiden Direktur institut ini menjadi kunci dan penutup acara wisuda pagi itu.

Ada satu metafor dari pidato penutupan itu, yang mengesankan dan akan selalu tertanam di pikiran Sutopo. Pak Presdir mengakhiri pidatonya dengan metafor itu, cerita tentang tiga Sapi perah hasil sinergi dua perbedaan,

Sapi pertama berwarna putih, setiap pagi diperah , menghasilkan susu segar dengan jumlah liter bagus. Sapi kedua berkulit hitam, sebagaimana sapi putih, setiap pagi diperah dan menghasilkan susu yang segar dan literan juga bagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun