Para wisudawan mengular berbaris menuju panggung pentasbihan kesarjanaan.
Satu satu mereka menjalani ritual yg didamba, penyerahan Ijazah Sarjana dan juga pemindahan tali topi Toga dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri, sama saja tergantung dari mana melihatnya.
Momen yang diurut dari setiap Fakultas itu berlangsung lebih dari satu jam, baru selesai.
Pidato wisuda sekaligus pesan Rektor itu diresapi oleh Sutopo sebagai penyegaran dan Visi baru yg selama ini seolah tak terpikirkan oleh dirinya, maupun sebagian besar Mahasiswa.
Karena yg dipikirkan hanya di demarkasi kuliah, presentasi, ujian, lulus, tidak lulus, ujian ulangan dstnya. Tak terpikirkan hal2 yg lebih besar inti pembelajaran di Universitas, yg seharusnya sudah mulai diresapi ketika mulai menginjak jenjang Sarjana, setelah menyelesaikan jenjang BSC, Sarjana Muda.
Tri Dharma Perguruan Tinggi ; Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian, perkataan ringkas yg berimplikasi besar terhadap kehidupan setiap bangsa bangsa.
Pendidikan dan penelitian yg efektif serta niat pengabdian untuk kebaikan adalah Modal utama untuk kesejahteraan dan kedamaian kehidupan bersama.
Dan, perguruan tinggi adalah ladang subur untuk menyemai dan melahirkan bibit bibit unggul calon pemimpin bangsa.
Pak Rektor mengakhiri pidatonya dengan kalimat yg akan selalu di ingat Sutopo,
" manakala dalam kehidupan nyata, apakah anda bekerja di bidang politik, perusahaan, pemerintahan, sosial dan yg lain anda menghadapi dilema, pilihan yg sulit untuk dilakukan atau tidak dilakukan, ingatlah Almamatermu, ingatlah Bulak Sumur, ingatlah spirit nya, ingatlah hari ini. Insya Allah anda semua akan menjadi insan yg berguna, semoga Tuhan memberikan petunjuk. Aamiin, sekian terima kasih "
Sutopo menarik nafas, kembali mencoba meresapi pidato pak Rektor. Mencoba merekam dalam bawah sadarnya.