Mohon tunggu...
Hilman Mulya Nugraha
Hilman Mulya Nugraha Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Coba menulis saja

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Memahami Strategi Low Cost Carrier

28 Maret 2015   13:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:52 1634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Sebenarnya tulisan semacam ini sudah banyak beredar di Google. Tapi saya coba rangkum tentang apa yang saya tahu mengenai LCC. Kalau ada yang salah mohon kasih masukan

Biaya untuk naik pesawat terbang sangat mahal. Namun,  beberapa jasa penerbangan banyak yang menawarkan harga murah. Biasanya harga murah ini bisa didapatkan calon penumpang jauh-jauh hari sebelum hari keberangkatan. Langkah ini dianggap cukup efektif dalam mendapatkan para penumpang yang akan berpergian menggunakan pesawat terbang. Langkah inilah yang disebtu sebagai strategi Low Cost Carrier

Low Cost Carrier, dikenal juga sebagai LCC atau Discounter Carrier ini merupakan sebuah strategi dari maskapai penerbangan agar semua orang bisa terbang. LCC  ini merupakan solusi agar setiap orang yang memiliki budget terbatas bisa naik pesawat terbang.  Di Indonesia, jasa penerbangan yang menyediakan layanan LCC ini salah satunya adalah Lion Air. Perusahaan asal Malyasia yang juga beroperasi di Indonesia, Air Asia, juga menyediakan layanan ini..

Kehadiran LCC sendiri mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi calon penumpang. Selain harganya yang murah, penumpang juga bisa mendapatkan layanan yang cukup baik meskipun tidak mewah seperti halnya layanan lainnya. Maskapai penerbangan juga mendapat keuntungan dari adanya layanan ini. Keuntungannya yaitu  mendapatkan biaya lebih awal. Gambaran jelasnya, maskapai penerbangan dengan layanan LCC akan menyediakan tiket penerbangan  jauh-jauh hari. Jika ada orang yang akan pergi pada bulan November, maka orang tersebut bisa membeli tiket penerbangan dengan harga murah pada bulan Februari. Tentunya, maskpai penerbangan yang menyediakan layanan ini bisa mendapatkan uang lebih dulu untuk kemudian diputar, baik untuk biaya operasional maupun untuk keperluan lainnya.

Sejarah Singkat LCC

Strategi LCC ini pertama kali diperkenalkan oleh Maskapai Southwest pada tahun 1967. Maskapai in melakukan efisiensi, berupa penggunaan teknologi, biaya operasional, tidak adanya fasilitas makanan dan minuman gratis, sampai permasalahan rute yang ditempuh. Langkah yang dilakukan oleh Maskapai Southwest ini kemudian diikuti oleh Ryanair, Shuttle, Continental Lite, MetroJet, dan banyak maskapai lainnya dari Eropa dan Amerikan. Strategi ini lantas digunakan juga di wilayah oleh Air Asia pada tahun 2000. Maskapai miliki Toni FernadMaskapai penerbangan Virgin Blue yang bermarkas Di Australia pun menggunakan strategi LCC ini.

Ciri-ciri Maskapai LCC

Low Cost Carrier mungkin bukanlah strategi yang baik dari segi kualitas layanan. Namun, strategi ini juga tidak bisa dikatakan buruk. Strategi ini perlu dipahami sebagai suatu langkah dari maskapai penerbangan untuk memenuhi kebutuhan “terbang” semua golongan. Toh, tidak semua orang membutuhkan layanan berkelas tinggi di pesawat. Atas dasar ini, barangkali banyak maskapai penerbangan yang membuka layanan LCC. Mereka (para maskapai penerbangan) mau mengatur strategi penerbangan dengan memangkas anggaran mengefisiensikan beberapa hal yang membuat biaya operasional meningkat. Jelasnya, maskapai penerbangan yang menghadirkan layanan LCC melakukan hal-hal sebagai berikut.


  1. Menghilangkan kelas premium dan bisnis
  2. Memperluas ruangan untuk penumpang sehingga maskapai pesawat bisa menampung lebih banyak penumpang.
  3. Pesawat yang digunakan adalah pesawat baru yang dianggap lebih hemat untuk urusan konsumsi avtur (bahan bakar pesawat).
  4. Penumpang hanya mendapatkan air mineral.
  5. Tidak ada nomor kursi. Artinya, penumpang tidak bisa memesan nomor kursi tertentu.
  6. Fajat dan tengah malam adalah dua waktu yang digunakan pesawat untuk terbang. Langkah ini dilakukan untuk menghindari jam-jam tertentu yang ramai dan sibuk di Bandara.
  7. Rute yang ditempuh lebih simpel dengan sistem pulang-pergi. Misalnya, dari Jakarta ke Singapura atau dari Surabaya ke Singapura kemudian kembali lagi. Dengan langkah ini, maskapai penerbangan tidak perlu menyediakan hotel atau tempat penginapan untuk kru pesawat.
  8. Para kru pesawat memiliki tugas ganda. Untuk menghemat anggaran, maskapai penerbangan biasanya melakukan efektivitas karyawan. Contoh sederhananya, pramugari yang kemudian juga melakukan tugas kebersihan.


Jika menilik penjelasan tersebut, LCC ini memang sebuah layanan yang kurang memuaskan untuk “terbang”. Tentu hal itu bisa dimaklumi jika perbandingannya adalah penerbangan kelas ekonomi dengan penerbangan kelas premium dan bisnis. Tapi, meskipun mengurangi pelayanan, LCC adalah strategi yang bagus. Banyak maskapai penerbangan di seluruh dunia yang sukses menggunakan layanan ini. Bahkan, bisa jadi kedepan LCC adalah layanan yang lebih banyak menambah profit bagi maskapai penerbangan dibandingkan layanan lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun