Rumah adalah surganya anak. Orangtua ngalah dulu. Jangan terlalu mementingkan rumah rapi. Sebab kerapian hanya akan membunuh kebahagiaan anak.Â
 Bisa dibayangkan. Benar rumah rapi, tapi anak mecucu, sedih berat duduk di pojokan kamar karena dilarang ini-itu. Dilarang berkreasi dengan mainannya.Â
Dimarahi karena membuat "onar" di dalam rumah. Diomeli karena "melukis" corat-coret tembok, dan atau dilarang berkarya lainnya. Takut kotor, katanya. Takut sama siapa? Plis ah, jangan jadi orangtua nyebelin.Â
 Atau orangtua malah memberi umpan hape akhirnya anak nggak bergerak dan---memang--duduk rapi. Padahal tanpa disadari hape bagi mata yang tak siap menerima cahaya hape berakibat mata anak rusak. Atau keburukan hape lainnya jika salah tontonan. Naudzubillah mindzalik.Â
 Maka biarlah mereka (anak-anak) bermain. Karena memang dunia mereka dunia bermain. Selagi mereka masih kecil.Â
 Kalau anak digalakin, diomelin, dihardik, bahkan dipukul, bisa-bisa anak akan muntab juga. Dipikir cuma orang tua yang bisa berang. Anak juga bisa. Kalau anak sudah marah, lalu mendoakan orangtua yang nggak-nggak, bagaimana? Akan masalah. Padahal doa anak sholih-sholihah bisa mengantarkan orangtua ke surga.
 Lagi pula bermain macam hal ini hanya sementara kok. Tak lama. Sebentar lagi anak kita yang suka main, suka bikin orangtua pusing, stress, dll. Pindahin toko mainan ke dalam rumah, corat-coret tembok pakai krayon, dll, sebentar lagi dia akan dewasa kok. Dia juga akan ikut menata rumah. Ikut beres-beres, ikut mewarnai rumah dengan banyak prestasi, keceriaan, dan keberkahan rumah. InsyaAllah. Aamiin...
 Jalani, nikmati, syukuri, sabari. Memang jadi orangtua begini adanya. Sudah beruntung Allah kasih kita anak. Untung banget punya anak. Padahal di luar sana masih banyak orangtua/pasutri yang justru ingin banget punya anak tapi belum juga diberiNya anak.
 Kalau ada anak rumah bisa hangat, ceria, dan kehidupan dalam rumah jadi bahagia laksana surga. Tidak usah keterlaluan menyalahkan anak yang suka main. Bikin aturan---katanya sebagai pendidikan---yang tak wajar. Jangan! Anak adalah belahan jiwa yang harus dididik dengan cinta di atas cinta.Â
 Kalau anak tak ceria, atau demam sedikit saja, sudah repot, kan? Rumah memang rapi, tapi masalah. Atau rumah rapi tapi tak punya anak. Buat apa? Mending punya anak rumah seperti kapal pecah. Ini sebentar saja. Tak lama lagi mereka akan rapi dengan sendirinya. Mama Papa nggak usah galak-galak. Hehe.
 Rumah berantakan kayak pesawat oleng, seisi kabin kocar-kacir. Gimana kalo mendadak ada tamu? Jadi malu, kelabakan. Malu untuk apa? Siapa? Meski pak presiden sekalipun berkunjung kalau saya tak akan malu.
 Biarin aja berantakan, asal anak senang. Badannya sehat, hatinya sehat, nalarnya terawat, dan senyumnya mengembang. Alangkah malangnya bila rumah rapi tapi anak tak bisa tersenyum. Cemberut karena kena omel mama papanya tiap mau main.
 Oiya satu lagi, orangtua jangan sampai salah menangani/menanggapi ketidakrapian atau ketidakteraturan anak. Karena anak bikin "onar" terus orangtua mengatai "dasar anak nakal, nggak penurut, nggak rapi, dll".
 Maka jangan salahkan nasib, bila kelak di masa depan anak jadi "anak nakal, nggak penurut, nggak rapi, dll" juga. Itu akibat ucapan orangtua atau doanya orangtua begitu. Maka berdoalah yang baik-baik. Berkata yang baik.
 Sungguh saya bukan siapa-siapa, ini hanya berbagi saja. Penting loh Pak, Bu pendidikan pengasuhan anak. Ayo kita semua belajar, khususnya kami, juga panjenengan keluarga muda, keluarga masa kini.Â
 Berkahnya orangtua yang punya anak banyak sekali. InsyaAllah anak bagai sang surya yang akan terus menyinari kehidupan ini dan yang akan menggendong orangtua ke surga kelak. Aamiin...
 Semoga anak-anak kita senantiasa sejak saat ini hingga kelak dewasa istiqomah di jalan Allah, di jalan yang diridhoiNya. Semoga anak kita sholih sholihah dan kelak sukses, bahagia, dan hidup berkah. Aamiin....
 Lalu apa lagi yang kita cari selain bahagia dan keberkahan? Semoga berguna.
 _____
 Surabaya, 8/9/2019
 Salam Sayang,
 Mulyanto
