Sementara itu, UMKM yang dipercaya menjadi mitra justru dikhianati. Skema pembayaran reimbursement---talangi dulu, tagih kemudian---adalah jebakan maut. Laporan vendor yang merugi hingga hampir Rp1 miliar karena pembayaran tak kunjung cair menjadi bukti nyata. Keris ini tidak hanya melukai musuh, tetapi juga menikam dari belakang para prajuritnya sendiri.
Mematahkan Kutukan: Akankah Para Raja Bijaksana?
Kutukan keris Mpu Gandring terus berlanjut karena setiap raja pewaris takhta lebih memilih menggunakan kekuatan keris itu daripada memikirkan cara mematahkan kutukannya. Program MBG kini berada di tangan para "raja" kebijakan.
Melanjutkan program ini dengan cara tambal sulam dan "evaluasi sambil jalan" Â sama saja dengan mewariskan keris terkutuk ini ke generasi berikutnya, membiarkan kutukan inefisiensi, keracunan, dan ketidakadilan terus memakan korban.
Satu-satunya cara mematahkan kutukan ini adalah dengan keberanian untuk mengakui bahwa keris ini ditempa dengan cacat. Hentikan penggunaannya, dan tempa ulang dari awal dengan fondasi hukum yang kuat, tata kelola yang transparan, dan model yang memberdayakan ekonomi rakyat, bukan membunuhnya.
Pertanyaannya kini sederhana: akankah para pemegang kebijakan saat ini memiliki kebijaksanaan yang tidak dimiliki Ken Arok dan keturunannya? Ataukah mereka akan terus menggenggam erat keris terkutuk ini, hingga ia benar-benar menuntaskan kutukan tujuh turunannya pada bangsa ini?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI