seriasi
Selanjutnya Brunner mengatakan bahwa perkembangan kognisi seseorang bisa dimajukan dengan jalan mengatur bahan pelajaran. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan kognitif ada 4 faktor :
Lingkungan fisik; kontak dengan lingkungan fisik perlu karena interaksi antara individu dan dunia luar merupakan sumber pengetahuan baru.
Kematangan, artinya membuka kemungkinan untuk perkembangan sedangkan kalau kurang hal itu akan membatasi secara luas prestasi kognitif
Pengaruh sosial, artinya termasuk penanaman bahasa dan pendidikan pentingnya lingkungan sosial adalah pengalaman seperti itu seperti pengalaman fisik dapat memacu atau menghambat perkembangan struktur kognitif;
Proses pengaturan diri yang disebut equilibrasi, Proses pengaturan bukannya “penambah” pada ketiga faktor yang lain. alihalih ekuilibrasi mengatur interaksi spesifik dari individu dengan lingkungan maupun pengalaman fisik, pengalaman sosial, dan per– kembangan jasmani. Ekuilibrasi menyebabkan perkembangan kognitif berjalan secara terpadu dan tersusun dengan baik.
Namun kenyataan di lapangan yang harus dihadapi guru yaitu meski mereka menghadapi kelompok kelas dengan umur yang relatif sama tetapi guru tidak bisa memperlakukan sama terhadap perbedaan karakteristik siswa. Setiap peserta didik itu berbeda dalam hal motivasi belajar, kemampuan belajar, taraf pengetahuan, latar belakang, dan sosial ekonomi. Hal ini mengharuskan guru memperlakukan satuan kelas itu dengan pendekatan yang berbeda pula.
Pertama-tama, marilah kita cermati keadaan di sekitar kita. Anak-anak sekolah dasar yang sedang bermain banyak yang berlari-lari, berjalan ke sana-ke mari sambil tertawa dan berteriak-teriak. Hal ini adalah wajar karena menurut teori anak usia sekolah dasar tidak dapat tinggal diam untuk waktu yang lama. Siswa sekolah dasar yang sedang berkembang ini merupakan pembelajar yang aktif. Mereka sedang dalam tingkat perkembangan kognitif dan apabila ditunjang dengan interaksi sosial yang menyenangkan akan terjadilah proses belajar yang sebenarnya. Namun tidak pula semua karakter anak-anak sekolah dasar seperti itu, ada pula anak-anak yang cenderung pendiam dan malu-malu.
Anak-anak cenderung dipengaruhi oleh perasaan mereka selama proses belajar perasaan terhadap gurunya, situasi kegiatan kelasnya, cara-cara mengajar, dan juga pendapat orang tua mereka. ada dua alasan siswa yang sangat penting mengapa mereka senang belajar adalah “guru” dan “metode mengajar”. Hal ini penting sebagai masukan bahwa peran guru sangat penting dalam memilih bahan yang sesuai, merencanakan kegiatan belajar yang menarik dan menciptakan suatu lingkungan belajar yang positif dan komunikatif.
Daftar Pustaka
Peraturan Pemerintah. Standar Nasional Pendidikan. 2005.