Minyak sawit, satu-satunya revolusi energi?
Â
Minyak sawit bukan satu-satunya solusi atas isu-isu krisis energi dimasa mendatang. Desas desus yang menyatakan minyak sawit menjadi bahan bakar nabati (biofuel) yang potensial masih memiliki banyak kekurangan dalam mengatasi krisis energi, krisis ekonomi sosial bahkan krisis kesehatan lingkungan. Pemerintah dan pengusaha perlu melakukan kajian ulang terhadap analisis risiko yang akan terjadi pada penyediaan air, emisi karbon dan langkah-langkah penyehatan udara bagi anak cucu dimasa mendatang.
Â
Krisis kesehatan lingkungan
Sekitar 47% produksi sawit dipasar dunia berasal dari Indonesia (Arifin Panigoro, 2015). Dari pernyataan tersebut dapat diindikasikan jika perkebunan kelapa sawit di Indonesia sangat luas, dibandingkan perkebunan kelapa sawit dari belahan dunia lainnya. Atau dapat disimpulkan jika Indonesia adalah penghasil produksi sawit terbesar didunia. Bagaimana dengan lahan pertaniannya?
Â
Logika luas perkebunan kelapa sawit
Pada tahun 2015, luas perkebunan kelapa sawit mencapai 10 juta hektar (Arifin Panigoro, 2015). Pertumbuhan perkebunan kelapa sawit mencapai 7,2 juta hektar , atau akan meningkat 2 kali selama 30 tahun kedepan (IOPA, 2017). Di Indonesia lahan yang menjadi tempat perkebunan kelapa sawit adalah lahan basah, salah satunya lahan gambut. Berdasarkan data wetlends International Indonesia Programme luas lahan rawa gambut di Indonesia pada tahun 2005 diperkirakan 20,6 juta hektar dari daratan Indonesia. Diperkirakan 7,2 juta hektar berada di pulau Sumatera dan 5,76 juta berada di pulau Kalimantan. Dari pernyataan diatas dapat dilogikakan jika setengah dari lahan gambut Indonesia adalah perkebunan kelapa sawit, setengah dari lahan gambut Pulau Kalimantan adalah perkebunan kelapa sawit atau Pulau Sumatera adalah perkebunan kelapa sawit.
Pemerintah Indonesia memberikan hak pengelolaan perkebunan kelapa sawit ke tangan pihak swasta sedangkan lahan basah adalah milik negara. Pihak swasta dalam hal ini adalah pengusaha sebagai pengelola. Pada tahun 2015, desas desus sumber daya minyak Indonesia akan habis dalam masa 11 tahun kedepan, saat ini sudah tahun 2019. Maka dari itu, pengelola selalu mencanangkan solusi dari permasalahan krisis energi di Indonesia adalah biofuel berbasis kelapa sawit. Ini mengindikasikan adanya peluang dalam permasalahan, yaitu terjadi pembukaan lahan pertanian seluas-luasnya dalam pemenuhan bahan baku produksi biofuel berbasis kelapa sawit. Maka, akan terjadi pergerusan lahan basah dan kemudian permasalahan krisis kesehatan dan lingkungan baru terasa.