Mohon tunggu...
Muksal Mina
Muksal Mina Mohon Tunggu... Lainnya - Candu Bola, Hasrat Pendidik

Be a teacher? Be awakener

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Antitesis Klub Kaya, Angkat Topi untuk Manajemen RB Leipzig

14 Agustus 2020   16:21 Diperbarui: 14 Agustus 2020   17:11 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Naby Keita semasa di RB Leipzig (Sumber Foto : detiksport.com)

 

Dijalankan Atas Filosofi : Muda dan Cepat

Pada 2012, masih di divisi empat Liga Jerman, Leipzig menunjuk Direktur Olahraga yang dirasa tepat untuk membawa tim ke tujuan utama, promosi hingga Bundesliga. Orangnya adalah Ralf Rangnick, sosok yang sempat diberikan resmi membesut AC Milan beberapa waktu lalu.

Rafl Rangnick, Direktur Olahraga RB Leipzig. (Sumber Foto : indosport.com)
Rafl Rangnick, Direktur Olahraga RB Leipzig. (Sumber Foto : indosport.com)
Rangnick menetapkan filosofi klub sebagai dasar. Klub harus lebih cepat, lebih muda. Baik dalam perekrutan pemain, ataupun strategi permainan.

"When he arrived at Leipzig, everything changed. He made the club younger, faster. It's his philosophy and since this day everything is under the pressure of this philosophy."

Demikian keterangan Guido Schafer, Chief Reporter di Leipziger Vokszeitung kepada BBC.

Dibantu oleh Gerrard Houlier, eks pelatih Liverpool yang menjabat sebagai kepala pencari bakat, Leipzig konsisten mencari dan menemukan bakat-bakat muda dibawah usia 23 tahun dari berbagai negara. Membelinya dengan harga murah, lalu mengasahnya hingga menjadi tulang punggung tim.

Naby Keita dan Timo Werner adalah nama-nama yang direkrut sesuai filosofi klub, lalu kemudian mendatangkan profit tinggi saat dilelang.

Filosofi pemain muda yang konsisten diterapkan ternyata berimbas positif pada pencapaian prestasi klub.  Berhasil promosi ke bundesliga pada 2016, Leipzig mengejutkan banyak pihak.

Tanpa tedeng aling-aling, si anak bawang ini sukses finish sebagai runner up dibawah Bayern Munchen, dan lolos ke Liga Champion untuk pertama kalinya di musim 2016/2017.

Meskipun hasil pada musim 2017/2018 tergolong tidak memuaskan (finish urutan 6) dan tersingkir dini di Liga Champion (peringkat 3 grup G), namun pencapaian itu dapat dimaklumi. Bisa jadi Leipzig agak kaget karena harus berbagi konsentrasi di tiga ajang sekaligus dalam satu musim (liga, Eropa, Piala Jerman).

Konsistensi Leipzig tergambar pada pencapaian di dua musim berikutnya. Klub banteng merah ini sukses menjadi penganggu Bayern sepanjang musim, dan lolos ke Liga Champion lewat tiket di peringkat tiga klasemen akhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun