Mohon tunggu...
Mukhlis Syakir
Mukhlis Syakir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nyeruput dan Muntahin pikiran

Mahasiswa Pengangguran yang Gak Nganggur-nganggur amat

Selanjutnya

Tutup

Diary

Teragus-agus oleh Mulyadi

14 April 2023   02:30 Diperbarui: 14 April 2023   02:34 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi Penulis

Tak disangka, setelah ritual panjang yang harus saya lewati selama bertahun-tahun akhirnya kapal kehidupanku bersimpangan dengan Agus Mulyadi. Nama Agus memang banyak tapi ini Mulyadi. Agus Mulyadi juga banyak, tapi yang satu ini unik.

            Pergi ke Jogja merupakan kewajiban bagi saya semenjak masuk di bangku kuliah. Tepat 2018 mengenal Ngaji Filsafat Masjid Jendral Sudirman melalui potongan-potongan suara Pak Faiz yang beliau kini sudah jadi artis. Semenjak itu berangkat ke Masjid Jendral Sudirman aku putuskan sebagai suatu ritual khusus bagiku. Jika Nabi Muhammad wajib melaksanakan salat tahajjud dan sunnah bagi ummatnya, bagi saya berangkat setahun sekali ke Masjid Jendral Sudirmanlah yang wajib. Pergi haji ke Jogja ialah perjalanan spiritual filsafati bagiku.

            Dengan sombongnya seringkali tercetus olehku bahwa bukan Malioboro yang membuat Jogja menjadi mewah. Tapi kajian seperti Masjid Jendral Sudirmanlah yang membuat Jogja menjadi istimewa. Bukan pula angkringan yang syahdu seperti kata orang lain, juga bukan burjo atau warmindo nan murah meriah. Kajian-kajian unik nan nyentrik dari MJS Colombo memang belum terkalahkan sampai saat ini, mulai dari Ngaji Filsafat, Ngaji Musik, Ngaji Kolonial, dan lain-lain. Memang "gila" trobosan takmir-takmir masjid satu ini, sampai-sampai masjid ini bukan hanya menyediakan pengajian dengan konsumsi kopi dan teh gratis. Tapi juga produksi tulisan dari hasil-hasil ngaji tersebut berupa buku beserta percetakan MJS Pressnya.

            Tak terasa di tahun 2023 ini akhirnya semesta izinkan untuk mengenal lebih dekat lingkungan Masjid Jendral Sudirman yang menjadi pondok pesantrennya Ngaji Filsafat. Melalui jalur lanjut S2 di UIN Sunan Kalijaga karena diri yang tak kunjung laku. Meski bayang-bayang mantan senantiasa menghantui karena ia lebih dahulu berada di Jogja. Derita mantan seringkali membuatku lupa akan nikmat berkesempatan lebih dekat dengan ngaji filsafat.

            Takdir indah Tuhan sekali lagi berpihak padaku dengan bisa bertemu dengan Agus Mulyadi melalui kelas menulis MJS. Sosok yang pada awalnya ingin aku skip dari rekomendasi YouTube karena terlintas dalam pikir "sopo iki" setiap kali chanel Mojok.co berseliweran. Sosok mirip suneo yang akhirnya setelah aku klik kok ngakak. Sosok yang setelah aku julidi ternyata penakluk hati mbak Kalis Mardiasih yang fenimis solehah puol. Sosok yang gaji bojone lebih besar daripada suaminya.

            Semalam sebelum pengumuman peserta yang diterima untuk kelas menulis MJS sebenarnya aku sudah bertemu dengan mas Agus ini. Sepulang nongkrong dengan kawan dari cafe leha-leha, diparkiran tepat pukul 12 malam seakan bertemu makhluk gentayangan. Aku malah bertemu mas Agus ini diparkiran. Sambil ngegas motor dan hampir saya paksa rem untuk sekedar foto, aku memerhatikan seseorang dengan mulut lancip dan kacamata khas kotak-kotak mirip mas Agus. Setelah yakin dan aku pikir pasti sedang ada agenda sibuk sebagai artis Mojok baru aku panggil sambil mengangkat tangan "mas agoss!". Beliau jawab "oi".

            Betapa bahagianya aku ceritakan pada teman sepulang dari cafe sambil ngebakso dipinggiran hotel Ambarukmo. Padahal ketika aku kenalkan dan ceritakan pun temanku tidak tahu bahwa yang dipanggil olehku tadi ialah akun bercentang biru. Karena tidak ada foto yang jelas, aku foto saja langit untuk update story instagram dengan caption "kok bahagiaku berubah ya, sekedar bertemu mas @agusmagelangan dan say hello karena takut beliau sibuk saja sudah membuatku bahagia". Kebahagiaan pun bertambah karena tak lama kemudian beliau sendiri mereact emoticon ketawa.

            Klimaks bahagia ku tentu saja saat Kelas Menulis oleh Agus Mulyadi ini dilaksanakan tanggal 26 Maret 2023 hari Minggu. Ketika hampir semua orang telah sampai dan duduk rapi berbaris di depan beliau. Aku akhirnya bisa duduk berhadap-hadapan dengan beliau di bagian terdepan karena semua sudah mengisi bagian yang lain. Tentu saja, banyak kisah inspiratif beliau yang disampaikan dengan humoris tangkas dan trengginas. Sungguh aneh akhirnya, yang tadinya ke Jogja demi berguru pada pak Faiz malah jadi teragus-agus oleh Mulyadi.

           

           

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun