Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tradisi Meugang dalam Masyarakat Aceh, adalah Suatu Persiapan Menyambut Bulan Suci Ramadhan

10 Maret 2024   22:58 Diperbarui: 11 Maret 2024   17:07 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjelang tradisi Meugang, harga daging naik. Sumber: KOMPAS.com/RAJAUMAR

Peristiwa ini sudah berlangsung berabad- abad, sehingga menjadi tradisi dalam masyarakat Aceh. Tradisi ini berlangsung pada Kerajaan Sultan Iskandar Muda.  Pada masa kerajaan ini merupakan puncak kejayaan dalam peradaban Aceh.

Pada waktu itu pihak Kerajaan Aceh menyediakan binatang seperti lembu dan.kerbau dalam jumlah banyak. Binatang tersebut disembelih dan dagingnya dibagikan untuk orang-orang yang tidak.mampu dalam menyambut bulan suci Ramadan.

Sumber gambar:foto.serambinews.com
Sumber gambar:foto.serambinews.com

Sudah Menjadi Budaya

Jauh - jauh hari sebelum  Ramadan, Hari Raya Idul Fitri , dan Hari Raya Idul Adha  masyarakat Aceh sudah mempersiapkan segala sesuatu baik dari segi biaya maupun mental.  

Dari segi biaya , mereka sudah menyiapkan uang   untuk keperluan membeli daging dalam jumlah yang cukup. Ada keanehan yang luar biasa apabila mereka tidak menyediakan daging minimal untuk keluarganya pada Hari Meugang.

Bagi masyarakat Aceh Hari Meugang adalah sesuatu yang sakral. Kalaupun mereka tidak mempunyai uang untuk membeli  daging lembu, minimal daging ayam  harus tersedia dalam menyambut Bulan Suci Ramadhan.Daging yang dibelikan,  dimasak dengan berbagai menu khas Aceh.

Selanjutnya semua anggota keluarga berkumpul dan menikmati hidangan lezat dari daging  yang disiapkan. Seberapa pun harga daging yang dijual pada waktu Hari Meugang bukan satu kendala. Apapun cara tetap ditempuh termasuk  mereka berhutang dulu pada pemotong lembu atau kerbau dan dibayar setelah Meugang berlangsung.

Harga daging yang dijual pada hari Meugang  berbeda dengan hari - hari biasa. Bahkan harga daging ketika hari Meugang mendekati puasa atau lebaran tembus sampai RP. 185.0000 / kg.

Walaupun harga berada di atas rata- rata namun bukan satu halangan dari masyarakat Aceh. Mereka menganggap rasanya seperti tidak sah masuk ke dalam Bulan Suci Ramadhan,  apabila tidak melaksanakan Hari Meugang.

Selanjutnya, Hari Meugang ini berlangsung selama tiga kali dalam setahun. Hal ini dilakukan ketika menyambut Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha.  Ketika menjelang hari Lebaran Idul Fitri masyarakat Aceh membeli dan menyediakan daging dalam jumlah yang banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun