Mohon tunggu...
teguh mediross
teguh mediross Mohon Tunggu... -

https://twitter.com/teguhagus

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Wawasan Kesehatan Nusantara

21 Maret 2013   11:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:26 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dalam dokumen BAPPENAS (2010) menunjukan bahwa bayi yang masih kekurangan gizi masih sangat tinggi, terutama di provinsi-provinsi berbasis sektor kelautan dan perikanan, misalnya Maluku (27,8%), Maluku Utara (22,8%), Nusa Tenggara Timur (33,6%), Nusa Tenggara Barat (24,8%), Sulawesi Tenggara (27,6%), Papua (21,2%), Papua Barat (23,2%), Gorontalo (25,4 %), Riau (21,4%), Kalimantan Barat (22,5%), dan Kalimantan Timur (19,3%).

Kenapa hal tersebut terjadi? Dimana para pemerhati anak gizi buruk? Dimana ahli kesehatan masyarakat? Dimana Pengembangan Usaha Mina Perdesaan (PUMP) tahun 2011? Dimana perencanaan pembangunan pabrik rumput laut berpotensi? Dimana upaya peningkatan kualitas hasil perikanan melalui program sistem rantai dingin?,Sekali lagi dimana pengelolaan kawasan minapolitan? Tidak serius, tidak matang dan tidak cermat!

Gembar-gembor MDGs selalu terdengar di setiap rumah sakit dan industri kesehatan lainnya. Akreditasi kesehatan internasional tak ayal sebagai ajang lomba gengsi dan tradisi. Kenusantaraan Indonesia yang sangat kaya, tidak lagi menjadi daya tarik kapitalis dunia medis. Pembangunan kesehatan melulu dilakukan di struktur kuratif dan rehabilitatif.

Gugusan pantai yang luas dan panjangnya melebihi daratan, nomor 2 di dunia. Itu hanya menjadi pemanis negara tropis ini. Tidak ada pemihakan pemerintah dalam hal ini Kementrian Kesehatan untuk menjadikannya disain besar Sistim Kesehatan. Memang jangan Kementrian Kesehatan saja yang menjadi kambing hitam, karena Sistim Kesehatan tidak hanya dunia medis, tapi disitu ada ketahanan pangan, pertahanan dan keamanan, Sistim Ekonomi Kesehatan, dan lain-lain.
Pendirian RS Apung selayaknya bisa menjadi contoh yang serius, matang dan cermat untuk menunjang Wawasan Kesehatan Nusantara. Karena yang kita perlukan adalah sistim, maka perlu adanya kesamaan visi para pemerhati kesehatan yang tertuang dalam Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan. Apakah itu visi kita atau hanya visi kementrian? Penulis menyetujui itu menjadi visi kita bersama. Kata-kata “Mandiri” dan “Adil” akan menjadi panduan kita dalam melakukan tugas kesehatan dimanapun dan kapanpun.

Bila ditilik tentang kejadian Gizi Buruk di daerah perikanan, yang nota bene banyak ikan, apa yang salah disana? Apakah mereka tidak “Mandiri” untuk bisa membeli ikan atau mendapatkan ikan? Apakah mereka tidak mendapatkan porsi “Adil” jumlah ikan? Atau paradigma yang salah tentang makan ikan? Atau yang lainnya?

Beberapa permasalahan klasik, seperti tingginya ego sektoral dan wilayah dalam mewujudkan pembangunan di wilayah tersebut, masih menjadi sandungan. Sehingga perlu penyatuan visi ditambah dengan pemahaman wawasan kenusantaraan di bidang kesehatan.

Anggaran serta program akan berpihak pada hal-hal diatas. Karena untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan perlu modal. Jadi akan banyak hadir Tokoh Lintang dalam Laskar Pelangi yang bisa menjadi seorang Ahli Internasional, Peraih Nobel, yang sehat secara jasmaniah dan rohaniah.

Selain itu bahan industri kimia dasar banyak sekali bisa dihasilkan dari laut untuk menunjang industri-industri besar. Kita akan lebih banyak mengekspor barang jadi ketimbang barang mentah. Bahan dasar obat-obatan pun banyak yang dari laut. Sekali lagi keuntungan-keuntungan itu hanyalah sebagian dari keuntungan. Keuntungan yang terpenting dari penerapan Wawasan Kesehatan Nusantara adalah tercapainya visi Mandiri dan Adil tadi. Betapa efektifnya sebuah institusi RS Apung, yang melayani 14 pasien perharinya di daerah yang RS singgahi. Mereka sangat bertanggung jawab terhadap pasiennya. Dan untuk penduduk yang tidak sakit, bisa mendirikan rumah sehat bersama, tempat untuk melakukan adat sehat, tradisi sehat dan kebiasaan sehat. Sehingga capaian penduduk yang sadar, mau dan mampu untuk hidup sehat berhasil melalui “pintu masuk” ini.

Sekali lagi keuntungan-keuntungan itu hanyalah sebagian dari keuntungan. Lebih menguntungkan bila wacana ini bisa direalisasikan. Karena sehebat apapun wacanan, tanpa ada realisasi maka hanyalah pepesan kosong. Yang ingin berwakaf kapal RS Apung, bisa dimulai dari sekarang!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun