Mohon tunggu...
Mukhamad Ikhsan
Mukhamad Ikhsan Mohon Tunggu... -

Praktisi dalam bidang Teknologi Informasi. Memiliki ketertarikan dalam bidang politik Islam, sosial, psikologi dan dunia menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Propaganda, Distorsi, dan Kekuasaan

23 September 2017   06:55 Diperbarui: 23 September 2017   07:13 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dari pemaparan diatas ada satu prinsip yang dapat disimpulkan bahwa, pernyataan-pernyataan penguasa atau pemerintah tidaklah mutlak benar, kontrol dan koreksi adalah sebuah kemutlakan karena manusia tidak lepas dari kesalahan. Hal ini sejalan dengan pernyataan-pernyataan khalifah-khalifah terdahulu ketika mereka diangkat menjadi khalifah.

Dalam pidato pertamanya saat Khalifah Abu Bakar Assiddiq ra dilantik menjadi pemimpin umat, ia tak menyatakan rasa syukur, apalagi terlihat gembira atau mengadakan pesta.

"Saudara-saudara, aku telah diangkat menjadi pemimpin bukanlah karena aku yang terbaik diantara kalian semuanya, untuk itu jika aku berbuat baik bantulah aku, dan jika aku berbuat salah luruskanlah aku. Sifat jujur itu adalah amanah, sedangkan kebohongan itu adalah pengkhianatan. 'Orang lemah' di antara kalian aku pandang kuat posisinya di sisiku dan aku akan melindungi hak-haknya. 'Orang kuat' di antara kalian aku pandang lemah posisinya di sisiku dan aku akan mengambil hak-hak mereka yang mereka peroleh dengan jalan yang jahat untuk aku kembalikan kepada yang berhak menerimanya. Janganlah diantara kalian meninggalkan jihad, sebab kaum yang meninggalkan jihad akan ditimpakan kehinaan oleh Allah Subhanahu Wata'ala. Patuhlah kalian kepadaku selama aku mematuhi Allah dan Rasul-Nya. Jika aku durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya maka tidak ada kewajiban bagi kalian untuk mematuhiku. Kini marilah kita menunaikan Shaat semoga Allah Subhanahu Wata'ala melimpahkan Rahmat-Nya kepada kita semua."

Begitu juga apa yang terjadi pada khalifah kedua Umar bin Khattab. Ketika Umar dilantik jadi khalifah, ia justru menangis. Orang-orang pun bertanya, "Wahai Amirul Mukminin, mengapa engkau menangis menerima jabatan ini?"

"Aku ini keras, banyak orang yang takut padaku. Kalau aku nanti salah, lalu siapa yang berani mengingatkan?" Tiba-tiba, muncullah seorang Arab Badui dengan menghunus pedangnya, seraya berkata, "Aku, akulah yang mengingatkanmu dengan pedang ini." "Alhamdulillah," puji Umar pada Ilahi, karena masih ada orang yang mau dan berani mengingatkannya bila ia melakukan kesalahan.

Begitu juga yang terjadi ketika khalifah Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi khalifah. Umar berpidato dengan ucapan yang menggugah. "Taatlah kamu kepadaku selama aku ta'at kepada Allah. Jika aku durhaka kepada Allah, maka tak ada keharusan bagimu untuk taat kepadaku.".

Demikianlah sikap-sikap yang dibangun oleh generasi-generasi terbaik umat Islam, para pemimpin pada saat bukan hanya tidak melarang untuk melakukan koreksi, bahkan berharap untuk dikontrol dan diingatkan oleh Umat.

Kontrol dan Kritik

Sikap yang harus dibangun oleh setiap individu dalam masyarakat adalah keadilan menjadi nomor satu. Walaupun pada asalnya posisi pemerintah tentu lebih kuat karena memiliki perangkat-perangkat hukum untuk melaksanakan kehendaknya. Tetapi masyarakat harus memastikan bahwa penggunaan perangkat-perangkat hukum oleh pemerintah sedianya demi kemaslahatan masyarakat dan wajib mengkontrol dan mengkritik jika ada kebijakan-kebijakan yang justru menyengsarakan rakyat atau kebijakan yang hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu sembari mengabaikan kemaslahatan rakyat. Selain itu masyarakat pun harus peka akan propganda-propaganda yang dilakukan pemerintah apakah benar itu untuk kepentingan rakyat atau bukan, sehingga jangan sampai ada edukasiyang menyesatkan ditengah-tengah masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun