Ketiga negara punya potensi besar. Indonesia punya cadangan nikel terbesar dunia, komponen penting dalam baterai EV. Malaysia punya infrastruktur industri yang matang dan bisa jadi pusat R&D. Thailand punya kekuatan produksi dan ekosistem otomotif yang sudah mapan.
Tapi potensi saja tak cukup. Perlu riset terus-menerus, kolaborasi lintas sektor, dan tentu saja: edukasi publik. Teknologi secanggih apa pun tak akan berhasil jika masyarakat tak percaya atau tidak paham manfaatnya.
Maka, masa depan kendaraan listrik di ASEAN sangat bergantung pada komitmen untuk berinvestasi, berinovasi, dan berkolaborasi. Jika ini bisa dijaga, bukan tak mungkin kita akan melihat mobil listrik jadi pemandangan umum di jalan-jalan Jakarta, Kuala Lumpur, dan Bangkok dalam beberapa tahun ke depan.
Dan lebih dari itu, kita juga sedang mengambil bagian dalam upaya besar mengurangi emisi, menghemat energi fosil, dan menyelamatkan bumi dari krisis iklim.
muji.blog.unimma.ac.id
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI