Menulis artikel ilmiah itu ibarat meracik masakan. Bumbunya boleh saja mahal dan resepnya istimewa, tapi kalau cara menyajikannya berantakan, siapa pun bakal malas mencicipi. Nah, hal itulah yang jadi poin penting dalam tips menulis artikel ilmiah part 8 ini. Banyak penulis ilmiah sibuk memikirkan novelty (kebaruan), gagasan besar, atau kontribusi ilmiah. Itu memang penting. Tapi, kalau artikelmu acak-acakan saat dipresentasikan, editor dan reviewer bisa langsung menggeleng.
Bahasa Harus Mengalir, Bukan Hanya Benar
Menulis artikel, apalagi dalam bahasa Inggris, bukan sekadar soal grammar yang betul. Yang jauh lebih penting adalah tulisanmu terasa mengalir, nyaman dibaca, dan tepat pilihan katanya. Artikel harus enak dibaca dan enak dilihat. Kalau merasa kosakatamu terbatas, jangan ragu memanfaatkan aplikasi seperti Desaurus untuk memperkaya diksi. Ini penting supaya tulisanmu tidak monoton dan terasa hidup. Selain itu, pemilihan kata harus kontekstual. Misalnya di bidang teknik (engineering), istilah performance lebih pas ketimbang ability. Sedangkan di bidang sosial, bisa saja lebih cocok pakai kata capability atau competency. Intinya, kenali dulu konteks bidangmu sebelum menentukan istilah.
Gambar Bukan Sekadar Hiasan
Dalam artikel ilmiah, gambar atau grafik bukan hanya pemanis layout. Setiap gambar wajib ada judul sumbu (axis title) yang jelas. Kalau menampilkan grafik, jelaskan sumbu X dan Y secara detail: apa yang diukur, satuannya apa, skalanya bagaimana. Kesalahan di bagian ini sering bikin reviewer bingung dan malah menganggap datamu tidak valid.
Tabel Juga Ada Aturannya
Tabel kelihatannya sepele, padahal sangat menentukan profesionalitas artikelmu. Apalagi saat artikelmu akan diterjemahkan ke bahasa Inggris. Ingat, angka desimal di bahasa Indonesia pakai koma (misalnya 3,14). Namun, begitu masuk bahasa Inggris, harus diganti titik (3.14). Kelihatan sepele, tapi kesalahan ini sering bikin reviewer mengira data kamu salah.
Rajin Membaca, Rajin Menulis
Keterampilan mempresentasikan artikel tidak datang dalam semalam. Rajin membaca dan rajin menulis adalah kunci. Selain itu, manfaatkan aplikasi pendukung seperti Quillbot, Grammarly, hingga software pengolah grafik atau tabel agar hasil artikelmu lebih rapi dan profesional. Dan jangan lupa, kecakapan komputer juga sangat penting. Mulai dari mengatur layout, membuat grafik, hingga menata tabel. Semua butuh keterampilan teknis.
Artikel Ilmiah yang Enak Dibaca Itu Hasil Kebiasaan
Jangan berpikir cukup ikut kelas menulis lalu langsung bisa membuat artikel ilmiah yang memukau. Menulis itu proses panjang. Perlu kebiasaan membaca, berlatih menulis, dan paham prinsip-prinsip presentasi yang baik. Karena pada akhirnya, artikel yang enak dibaca dan enak dilihat tidak muncul begitu saja. Ia lahir dari kebiasaan plus pemahaman konsep dasar.
Semoga tips kali ini membantu teman-teman Kompasianer yang sedang berjuang menulis artikel ilmiah. Mari terus belajar supaya artikel kita bukan hanya bagus isinya, tapi juga rapi dan profesional tampilannya!
Penulis adalah dosen di Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA)
Artikel lainnya: UNIMMA Berbagi Tips Menulis
muji.blog.unimma.ac.id
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI