Selanjutnya, dalam 1 tahun: Evaluasi operasional awal, identifikasi best practices, dan penyesuaian model bisnis di 50% koperasi yang sudah berjalan, termasuk survei kepuasan masyarakat dan audit keuangan awal. Dalam 3 tahun: Penilaian dampak terhadap indikator kesehatan lokal, kemandirian finansial koperasi, dan kapasitas replikasi program secara mandiri di 80.000 target.
Pengawalan ini tidak bisa hanya dari satu kementerian. Perlu kolaborasi erat dan sinergi lintas sektor antara Kemenkes, BPOM, Kemenkop, KemenBUMN, Pemda, hingga BPKP untuk audit dan pengawasan. BUMN farmasi perlu didorong menjadi lebih dari sekadar penyedia obat, melainkan harus menjadi mentor bisnis bagi koperasi dalam pengelolaan apotek dan klinik.
KDMP memiliki semua elemen untuk menjadi game changer dalam transformasi kesehatan dan ekonomi desa. Namun perlu dicatat, ini bukanlah proyek quick win. Ini adalah maraton yang membutuhkan stamina manajemen, adaptasi berkelanjutan, dan komitmen politik yang kuat. Jika mampu mengatasi tantangan ini dengan analisis data yang cermat dan eksekusi yang disiplin, KDMP bukan hanya akan menjadi mercusuar kemandirian ekonomi, tetapi juga salah satu pilar kokoh dalam pemerataan akses kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI