Mohon tunggu...
Mujahid Zulfadli AR
Mujahid Zulfadli AR Mohon Tunggu... Guru - terus berupaya men-"jadi" Indonesia |

an enthusiast blogger, volunteer, and mathematics teacher | https://mujahidzulfadli.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengintip Geliat Volunteering di Fakfak

17 November 2016   10:40 Diperbarui: 17 November 2016   10:57 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Fakfak Menginspirasi (dok. Relawan Fakfak Mengajar)

Saida Husna Wokas. Itu nama lengkapnya. Kerap dipanggil dengan sapaan ‘kak Ida’. Mace satu ini adalah founderkomposTIFA dan sekaligus pemimpin para “provokator positif” atau pasukan “propos”.

Sejauh yang saya tahu (belum sempat konfirmasi ke kak Ida. Hehe), ide ini sudah ada sejak 2015 kalau tidak salah. Sudah ada yang menyebut-nyebut tentang nama komunitas ini. Siapa ya? Hehe. lupa. Waktu itu kami semua memang masih sering diskusi bareng dengan kak Ida yang sehari-hari bekerja di perusahaan swasta di Fakfak.

Hajatan besar yang baru mereka rampungkan adalah PBI 2016. Apa itu? ‘Parade Budaya dan Inovasi’ yang mengangkat tema “Bangga Berbudaya, Berani Berkreasi, dan Berkarya Mencerdaskan”. Kegiatan ini dilaksanakan pada 29 Oktober kemarin untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda.

Ada tiga kegiatan dan kompetisi yang mereka langsungkan dengan keterlibatan dari masyarakat. Pertama, Karnaval Budaya, kedua Lomba Parade Daur Ulang, ketiga yaitu Beta Pangaru (sejenis lomba Rangking Satu di tivi itu lho).

Sebelumnya, menjelang akhir April lalu, komposTIFA juga dipercaya sebagai panitia lokal dalam penyelenggaraan RUBI (Ruang Berbagi Ilmu) 2016 yang mengundang keikutsertaan relawan-relawan dari luar daerah. Datang ke Fakfak dengan biaya sendiri. Para peserta yang kebanyakan usia belasan hingga dua puluhan mendapatkan materi-materi yang begitu bermanfaat, ada “volunteering as a life style”,  “pengelolaan rumah baca”, dan “leadership for youth”.

Kalau saya melihat perkembangannya, mereka sedang mengupayakan dengan keras mendirikan Rumah Baca di setiap distrik di Fakfak. Agustus 2016, Rumah Baca komposTIFA Siboru di Kampung Siboru Distrik Fakfak Barat resmi berdiri, setelah sebelumnya pada bulan Februari Rumah Baca perdana komposTIFA Arguni-Taver di Pulau Arguni di Distrik Kokas juga diluncurkan.

Secara rutin, para relawan yang terdiri dari anak-anak SMA, mahasiswa, dan fresh graduate ini melakukan pembinaan di rumah baca yang mereka bina. Selain kampanye membaca, mereka kadang menyelipkan materi kreatif seperti Bahasa Inggris anak, Wawasan Nusantara, dan Story Telling. Seperti yang mereka lakukan di bulan Oktober bulan lalu di Pulau Arguni.

Para relawan cukup giat melakukan kampanye dan permohonan pengadaan buku untuk calon rumah baca mereka. Bulan Januari mereka launching Gerakan SATUSATU (Satu Orang Satu Buku) dan Gerakan SUSATU (Seribu untuk Satu Juta Buku) yang disosialisasikan ke sekolah-sekolah di Fakfak.

Bulan Juni, mereka mendapatkan bantuan buku dari relawan dan donatur dari komunitas Penyala Makassar dan bulan berikutnya bantuan buku juga ikut meramaikan dari komunitas Share for Love.  Wow.

Project nonton bareng juga pernah dilaksanakan dengan tujuan fundraising, dan yang terakhir tidak kalah mengejutkannya adalah relawan-relawan yang didominasi anak SMA ini rela berpanas-panas dan berhujan-hujan ria dalam kegiatan “Pasar Murah komposTIFA”. Hebat, kan?

Info lebih lanjut, silahkan tengok kompostifa.org

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun