Mohon tunggu...
Mujab Mujab
Mujab Mujab Mohon Tunggu... Buruh - Wahana menuangkan karya dan gagasan

Saya aktif di Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah. Selain itu aktif di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah sejak tahun 2003 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menelisik Air Tanah untuk Masa Depan

18 Maret 2022   16:02 Diperbarui: 18 Maret 2022   16:11 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri: Daerah Tangkapan mata air 

Ketersediaan dan kelestarian air menjadi isu penting banyak pihak.  Mengingat semua elemen masyarakat dan stakeholder berkepentingan atas ketersediaan dan kelestarian air untuk memenuhi kebutuhan mereka. Seperti untuk air minum, industry, sanitasi, dan terlebih air untuk pertanian. Pertanian akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan pangan seluruh masyarakat.

Isu penting yang saat ini adalah air tanah. Ini sesuai dengan tema hari Air Sedunia Tahun ini yaitu "Groundwater : Making the invisible visible" . Air tanah adalah air yang tertahan di tanah, sela sela bebatuan dan diam disana mewujud seperti cadangan air. Air tanah bersumber dari air hujan yang meresap ke dalam tanah dalam jangka waktu tertentu, dan sebagian keluar lagi berbentuk mata air. Sebagian lagi ada di dalam tanah baik berhenti ataupun bergerak.

Proses yang telah  berjalan alami dan berlangsung ribuan bahkan jutaan tahun hingga manusia dengan berbagai kegiatannya mempengaruhi dan mengganggu bahkan menghambanya. Terganggunya proses mempengaruhi siklus air yang mana uap air menjadi awan, turun hujan, meresap ke dalam tanah, menjadi air permukaan baik di danau, sungai, dan air laut. Lalu kembali menguap menjadi awan hujan, dan seterusnya.

Air tanah ada karena air hujan dan air permukaan, meresap ke dalam tanah, meresap ke sela sela tanah dan bebatuan hingga pada kedalaman jenuh air, sehingga menjadi air tanah. Proses penyerapan kadang terganggu dan terhambat karena beberapa hal. Berakibat pada berkurangnya air yang terserap ke dalam tanah dan menjadi air tanah.

Di lahan yang nyaris 100% tidak kedap air atau tanpa kekedapan air, tanpa bangunan pengganggu air meresap ke dalam tanah, yang masih alami, yang masih tertutup pepohonan dan semak belukar, diperkirakan 50% air meresap ke dalam tanah baik meresap ke dangkal atau dalam. Hanya sekitar 10% yang menjadi runoff karena selebihnya (40%)  menguap.

Proses ini bisa berlangsung karena tanah memiliki waktu untuk menahan air hujan melalui pepohonan, daun, semak dan rerumputan, sehingga tidak langsung jatuh ke tanah. Air mengalir perlahan sehingga tanah bisa menyerap dengan optimal sesuai daya serapnya.  

Seiring kegiatan manusia, proses penyerapan ini terganggu dan terpengaruh. Pada pemukiman jarang penyerapan air ke tanah menurun menjadi sekitar 42%. Misalnya ada atap bangunan dan lainnya. Kemudian pada pemukiman padat dengan permukaan lahan kedap air hingga 50%, penurunan  penyerapan menjadi sekitar 35% karena bangunan dan penghalang semakin banyak. Dampaknya adalah runoff meningkat menjadi sekitar 30%.

Keadaan ini semakin parah pada lahan perkotaan yang lahan kedap airnya 75% ke atas, penyerapan air tinggal sekitar 15%. Keadaan ini menaikkan runoff menjadi 55% . Tingkatan ini menjadi indikasi air sangat sedikit yang terserap. Air hujan langsung mengalir ke saluran air, lari ke laut. Lahan kehabisan waktu untuk menyerapnya.  Air jatuh langsung ke tanah sementara tanah tertutup beton, aspal, atap dan lainnya. Dalam kondisi ini kelestarian air tanah terancam.

Luasan lahan yang masih terbuka mengoptimalkan volume air hujan dan air permukaan yang terserap daripada menjadi runoff. Sebaliknya semakin tertutup lahan atau kedap air karena tertutup bangunan, atap, beton, aspal, dan lain sebagainya akan mengurangi voume air yang seharusnya bisa diserap tanah.

Disisi lain pengambilan air bawah tanah melalui pengeboran air semakin massif baik untuk kepentingan industry, perhotelan dan sector usaha lainnya. Terjadi ketimpangan antara air tanah yang diambil dengan air hujan yang dikembalikan ke dalam tanah.

Memasukkan air ke dalam tanah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun