Sebagai salah satu pilar industri di Jawa Timur dan penopang ekonomi nasional, Gresik berada di persimpangan jalan menuju transformasi fundamental. Visi jangka panjang yang ditetapkan adalah mewujudkan Gresik sebagai "Pusat Industri Berkelanjutan dan Ekosistem Inovatif Global". Visi ini dibangun di atas landasan ekonomi yang kokoh, didukung oleh penetapan kawasan strategis seperti Kawasan Industri Gresik (KIG), Kawasan Industri Maspion (KIM), dan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) yang juga merupakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Namun, pertumbuhan ekonomi yang pesat ini juga membawa tantangan, termasuk ketidakseimbangan sosial-ekonomi, keterbatasan infrastruktur, dan isu-isu lingkungan. Mengubah tantangan ini menjadi peluang adalah misi utama. Rencana ini berfokus pada pembangunan yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan, selaras dengan sembilan prioritas utama yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2026. Perencanaan ini didasarkan pada sintesis data dan analisis mendalam, dirumuskan dalam tiga fase strategis yang saling terintegrasi: jangka pendek, menengah, dan Panjang.
Potret Pembangunan GresikÂ
Analisis mendalam terhadap data makro dan mikro Gresik menunjukkan adanya pola dan keterkaitan yang kompleks antar-sektor. Dinamika ini menjadi prasyarat untuk merumuskan strategi yang efektif dan berkelanjutan.
Ekonomi dan Ketenagakerjaan
Data statistik menunjukkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), jumlah industri, dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Gresik selama periode 2010-2021. Temuan ini secara fundamental menegaskan peran sektor industri sebagai mesin penggerak utama perekonomian lokal. Namun, sebuah studi lain menemukan hasil yang tampaknya kontradiktif: jumlah industri justru memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di sektor industri di sub-distrik Gresik.
Kesenjangan yang terlihat antara kedua temuan ini bukanlah inkonsistensi, melainkan indikasi pergeseran struktural dalam lanskap industri. Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan industri saat ini cenderung lebih padat modal (capital-intensive) daripada padat karya (labor-intensive). Dengan demikian, penambahan jumlah perusahaan tidak secara otomatis berbanding lurus dengan penciptaan lapangan kerja berkualitas atau penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar. Keadaan ini menuntut perubahan fundamental dalam pendekatan investasi: dari sekadar mengejar kuantitas industri, Gresik harus bergeser pada prioritas untuk menarik investasi yang berkualitas. Strategi masa depan harus berfokus pada investasi yang membawa dampak berlipat ganda, seperti industri yang membutuhkan tenaga kerja terampil, industri hilir yang mengolah produk lokal, atau industri hijau yang menciptakan "pekerjaan hijau" (green jobs). Hal ini juga menyoroti urgensi untuk menyelaraskan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri di masa depan.
Infrastruktur dan Logistik
Masalah lalu lintas di Gresik, terutama yang disebabkan oleh maraknya truk besar di jalan-jalan, telah lama menjadi keluhan masyarakat. Meskipun Peraturan Bupati telah ditetapkan untuk membatasi jam operasional truk, penegakan aturan ini masih menjadi tantangan. Akibatnya, kecelakaan lalu lintas yang melibatkan truk sering terjadi dan menimbulkan kemacetan yang melumpuhkan.
Ketergantungan penuh pada moda transportasi darat untuk logistik membebani infrastruktur jalan raya, menyebabkan kerusakan jalan yang memerlukan anggaran perawatan tinggi, serta menciptakan biaya ekonomi yang tinggi akibat kemacetan dan polusi. Masalah logistik yang terpusat pada jalan raya ini menjadi hambatan signifikan bagi pertumbuhan ekonomi. Sebuah studi kelayakan untuk reaktivasi jalur kereta api logistik menunjukkan bahwa solusi alternatif ini sangat diperlukan. Proyek ini, yang direncanakan memiliki panjang total 19.159,837 m dengan perkiraan biaya konstruksi mencapai Rp 155.916.827.800,00, dirancang untuk mengurangi beban jalan dan meningkatkan efisiensi transportasi barang. Meskipun demikian, pelaksanaan proyek ini masih terkendala oleh masalah pembebasan lahan di area yang padat penduduk.
Perencanaan proyek kereta logistik ini merupakan sebuah investasi strategis untuk meningkatkan daya saing logistik Gresik secara keseluruhan , menekan biaya logistik yang saat ini jauh lebih tinggi dari negara-negara lain seperti Singapura dan Malaysia , dan mengurangi dampak lingkungan dari transportasi darat.