Mohon tunggu...
Muis Sunarya
Muis Sunarya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Sosok Ibu, Guru yang Membuat Anak Nyaman dan Percaya Diri dalam "Wonderful Life"

20 November 2020   21:43 Diperbarui: 21 November 2020   23:18 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekali lagi, ini bukan berarti, bahwa peran ayah, atau suami (laki-laki) tidak penting dalam kehidupan keluarga, proses pertumbuhan dan perkembangan psikologis dan sosial anak-anak. 

Tetapi, dalam kondisi tertentu, sosok laki-laki atau ayah, terpaksa atau tidak, karena keadaan dan tuntutan, sama sekali tidak dibutuhkan oleh perempuan kuat, wanita karier, cerdas, dan cergas. Tragis, bukan? Rasain kau, laki-laki!

Sementara, hidup harus terus berjalan. Hidup tidak boleh berhenti hanya gegara satu dan lain hal, karena suami meninggal, atau bercerai. Kemudian, memilih yang sebenarnya adalah bukan pilihan, ia tetap hidup menjanda dan dikaruniai anak.

Ibu, Perempuan Kuat dan Guru yang Menyenangkan, Membuat Anak Nyaman dan Percaya Diri dalam Film Wonderful Life

Kondisi inilah yang terjadi pada Amalia (diperankan oleh Atiqah Hasiholan) dan anak laki-lakinya semata wayang, bernama Aqil (8 tahun) yang mengidap disleksia (diperankan oleh Sinyo) dalam film Wonderful Life, sebuah film (lawas) Indonesia garapan sutradara Agus Makkie. Film berdurasi 79 menit ini dirilis empat tahun silam, pada 13 Oktober 2016.

Film Wonderful Life, skenarionya ditulis oleh Jenny Jusuf dan Amalia Prabowo ini, mendapat tiga penghargaan saat itu dalam katagori Pemeran Utama Wanita Terbaik (Atiqah Hasiholan), Pemeran Anak Terbaik (Sinyo) dan Penata Efek Visual Terbaik (Fixit Works) dalam ajang Festival Film Indonesia (FFI) tahun 2016.

Disleksia adalah gangguan pada penglihatan dan pendengaran yang disebabkan oleh kelainan saraf pada otak sehingga anak sulit membaca, atau gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, atau mengeja. 

Penderita disleksia akan kesulitan dalam mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan, dan mengubahnya menjadi huruf atau kalimat. Meskipun begitu, seseorang yang mengidap disleksia tidak memengaruhi tingkat kecerdasannya. 

Film ini bercerita tentang perjalanan Amalia menemani anaknya, Aqil, dalam menjalani terapi gangguan disleksia ke berbagai tempat. Ada pesan moral dan edukatif yang menarik tentang relasi ibu dan anak. 

Dalam prosesnya, ibu dan anak itu mengalami berbagai keseruan, kenyamanan, kebahagian sampai konflik batin dan trauma yang akhirnya membuat mereka lebih memahami dan mengerti satu sama lainnya.

Amalia adalah seorang wanita karier, masih muda, janda karena meninggal suaminya, dan cukup sukses. Ia selalu beranggapan bahwa dirinya serta keluarganya berasal dari kalangan orang yang sukses secara akademis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun