Mohon tunggu...
Mohammad Rafi Azzamy
Mohammad Rafi Azzamy Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Pelajar

Menjadi manusia yang bersyukur dengan cara bernalar luhur dan tidak ngelantur | IG : @rafiazzamy.ph.d | Cp : 082230246303

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ruang Akademisi Nasional Hari Ini: Mengutamakan Gelar Ketimbang Nalar

10 September 2020   12:15 Diperbarui: 15 September 2020   20:20 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Pixabay/Cparks)

Pertama, gelar sebagai modal sosial. Adanya gelar dapat menguntungkan kita ketika terjun ke dalam ranah masyarakat luas, karena memberi stimulus kepercayaan akan keahlian kita yang telah diuji oleh intitusi legal-formal.

Kedua, gelar sebagai modal kultural. Bourdieu membaginya ke dalam 3 tahapan yakni:

1. Embodied state (pengetahuan yang mengubah pandangan hidup)
2. Object state (perwujudan pandangan hidup menjadi material)
3. Institutionalized state (legitimasi formal)

Mungkin gelar sendiri sudah dapat dikatakan kompleks apabila diuji menggunakan 3 hal tersebut, tapi kita lebih memasukkan kritik atas penalaran pada pembahasan berikutnya.

Setelah kita mengetahui kegunaan gelar dalam kehidupan, apakah kita juga dapat menggunakannya dalam penalaran?

Tentunya hal itu dapat dikatakan relatif (walau semestinya tidak), karena penalaran seperti yang saya singgung di paragraf pertama hingga ketiga, berasal dari pengetahuan dan kecakapan kita untuk menghadapi suatu persoalan/permasalahan.

Lalu apa yang terjadi apabila gelar lebih diutamakan ketimbang nalar? Maka sudah dapat dipastikan bahwa pengetahuan tak lagi berbasis intelektual, tapi hanya akan mengacu pada substansi-substansi legal dan formal.

Untuk para orang-orang bergelar di indonesia, saya harap nalar tetap diutamakan ketimbang gelar. Sebab dengan nalar lah manusia dapat melewati seleksi alam dan simpang siur pengetahuan hingga saat ini.

Terima kasih. Share bila manfaat, kalau ada salah kata saya mohon maaf, menerima kritik dan sarannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun