Dalam sebuah acara "Exclusive Media Afternoon Tea & The Launch of Permata Institute for Economic Research," Joshua, seorang pakar ekonomi, memberikan pandangannya tentang pergerakan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah. Menurutnya, kuatnya dolar AS saat ini disebabkan oleh faktor sentimen pasar dan fundamental.Namun, yang menarik adalah keyakinannya bahwa dolar AS tidak akan pernah mencapai Rp 16.000 dalam waktu dekat. Joshua optimistis bahwa rupiah akan berkisar antara 15.300 hingga 15.500 pada akhir tahun ini, dan tahun depan bisa mencapai angka 15 ribuan. Mengapa begitu?
Ia menunjukkan bahwa sentimen pasar, yang terpengaruh oleh faktor seperti peristiwa geopolitik dan kebijakan suku bunga global, bersifat sementara. Artinya, pergerakan dolar AS terhadap rupiah sebagian besar dipicu oleh kekhawatiran dan tidak akan berlangsung lama.
Lebih menarik lagi, faktor fundamental Indonesia yang kuat juga menjadi poin penting. Tingkat inflasi yang terkendali dan peringkat hutang yang tinggi di mata lembaga pemeringkatan internasional menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi baik sebagai tempat investasi.
Dalam pandangan Joshua, faktor-faktor fundamental yang kuat ini membuatnya yakin bahwa rupiah bisa semakin menguat dan stabil terhadap dolar AS di tahun-tahun mendatang. Ini adalah kabar baik bagi investasi dan stabilitas ekonomi Indonesia.
Jadi, meskipun ada ketidakpastian di pasar global, ada keyakinan bahwa rupiah akan tetap stabil, dan bahkan bisa menguat. Dengan demikian, Indonesia tetap menjadi tempat yang menarik bagi para investor.
