Mohon tunggu...
Muharika Adi Wiraputra
Muharika Adi Wiraputra Mohon Tunggu... welcome my friend

memayu hayuning bawana

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Crystal Palace 2-1 Liverpool: Gol Nketiah di Injury Time Akhiri Rekor Tak Terkalahkan The Reds

28 September 2025   00:47 Diperbarui: 28 September 2025   07:28 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Crystal Palace vs Liverpool jadi sajian matchday minggu keenam Premier League. Duel digelar di Selhurst Park, Sabtu (27/9/2025) malam WIB.

Sejak menit awal, laga langsung berjalan panas. Liverpool datang sebagai pemuncak klasemen dengan rekor tak terkalahkan, sedangkan Palace tampil penuh percaya diri di hadapan publik sendiri.

Sejak peluit pertama dibunyikan, Liverpool langsung mencoba mengambil inisiatif serangan. Kombinasi Mohamed Salah, Alexander Isak, dan Florian Wirtz beberapa kali memberi tekanan ke lini belakang Palace. Umpan-umpan cepat, pergerakan lincah, serta pressing tinggi The Reds membuat pertahanan tuan rumah sempat kerepotan. Namun, Palace tidak tinggal diam. Mereka menunjukkan efektivitas luar biasa dalam memanfaatkan momen.

Gol cepat akhirnya tercipta pada menit ke-9. Dari sebuah situasi sepak pojok, terjadi kemelut di depan gawang Liverpool. Bola liar yang gagal dibuang sempurna oleh barisan belakang The Reds langsung disambar keras oleh Ismaila Sarr. Tendangannya menghujam deras tanpa bisa diantisipasi Alisson Becker. Selhurst Park pun bergemuruh. Sorak-sorai pendukung Palace pecah.

Tertinggal lebih dulu, Liverpool mencoba segera membalas. Ryan Gravenberch mendapat peluang emas saat tembakannya nyaris mengarah tepat sasaran. Namun, bola justru membentur tiang gawang dan membuat suporter Liverpool terperangah. Peluang lain lahir dari kaki Salah dan Wirtz, tetapi berkali-kali digagalkan oleh Dean Henderson. Kiper Palace itu tampil luar biasa, dengan refleks cepat dan ketenangan di momen krusial. Hingga babak pertama berakhir, skor tetap 1-0 untuk keunggulan Crystal Palace.

Memasuki babak kedua, tensi pertandingan semakin meningkat. Liverpool yang tertinggal langsung meningkatkan intensitas serangan. Arne Slot melakukan beberapa perubahan strategi, salah satunya memasukkan Federico Chiesa. Kehadiran pemain asal Italia itu membuat lini serang Liverpool lebih hidup. Chiesa beberapa kali berhasil menusuk dari sisi sayap dan melepas tembakan berbahaya.

Puncaknya terjadi di menit ke-87. Chiesa memanfaatkan bola muntah lini belakang Palace. Dengan ketenangan, ia melepaskan tendangan keras yang gagal dihalau Henderson. Meski sempat dicek VAR karena potensi handball dari Mo Salah tapi akhirnya golnya tetap disahkan. Gol itu membuat skor berubah menjadi 1-1, sekaligus membangkitkan harapan Liverpool untuk setidaknya membawa pulang satu poin.

Namun, drama sesungguhnya justru terjadi di penghujung laga. Ketika semua orang mengira duel akan berakhir imbang, Eddie Nketiah tampil sebagai pahlawan. Masuk sebagai pemain pengganti, Nketiah menunjukkan naluri golnya di menit ke-90+7. Dari sebuah serangan cepat, bola jatuh ke kakinya dan dengan satu sontekan terukur, ia berhasil menaklukkan Alisson. Gol itu seketika membungkam kubu Liverpool, sekaligus meledakkan euforia publik Selhurst Park.

Peluit panjang dibunyikan, skor akhir 2-1 untuk kemenangan Crystal Palace. Bagi Liverpool, kekalahan ini bukan sekadar kehilangan tiga poin, tetapi juga mengakhiri catatan tak terkalahkan yang sudah mereka banggakan sejak awal musim. Sementara bagi Palace, kemenangan ini terasa begitu manis. Mereka bukan hanya sukses menumbangkan pemuncak klasemen, melainkan juga menunjukkan bahwa mereka bisa bersaing dengan tim-tim papan atas Liga Inggris.

Kekalahan ini menjadi alarm bagi Liverpool. Selain kekalahan melawan Crystal  Palace lagi dan catatan tak terkalahkan terhenti di Premier League, terlihat jelas bahwa pertahanan mereka masih rapuh, terutama pada situasi bola mati. Gol Sarr di awal laga adalah contoh nyata.

Arne Slot harus menemukan keseimbangan antara agresivitas menyerang dan disiplin bertahan. Terlalu bergantung pada kreativitas individu seperti Salah dan Wirtz bisa berbahaya. Masuknya Chiesa memang membawa perubahan, tapi tidak cukup untuk menutupi kelemahan sistemik di lini belakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun