Mohon tunggu...
Muharika Adi Wiraputra
Muharika Adi Wiraputra Mohon Tunggu... welcome my friend

memayu hayuning bawana

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Perasaan Aneh tentang Waktu: Ke Mana Perginya Semua Itu?

7 Agustus 2025   03:40 Diperbarui: 7 Agustus 2025   20:17 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi waktu berjalan cepat (istockphoto.com/FrankRamspott)

Di usia saya yang menyentuh 25 tahun, ada satu pertanyaan yang terus menghantui kepala: “Kok waktu terasa cepat banget, ya? Ke mana, sih, perginya semua itu?”

Saya yakin saya tidak sendirian. Banyak dari kita mungkin juga diam-diam merasakannya. Rasanya baru kemarin lulus SMA. Baru sebentar kuliah, eh, sekarang sudah sibuk kerja, ngejar target, atau bahkan masih merasa tersesat di antara dua pilihan hidup.

Orang-orang sering bilang bahwa midlife crisis terjadi di usia 40-an hingga 50-an. Tapi jujur, di usia seperempat abad ini, saya justru merasa sedang berada di tengah badai pertanyaan tentang jati diri, tujuan hidup, dan rasa takut yang sulit dijelaskan. Rupanya, ini yang disebut dengan quarter-life crisis.

Waktu Dulu vs Waktu Sekarang

Saat masih kecil, waktu terasa sangat lambat. Satu tahun sekolah bisa terasa seperti seumur hidup. Libur dua minggu saja sudah cukup untuk membuat kita lupa semua pelajaran.

Namun, seiring bertambahnya usia, waktu justru terasa makin cepat. Tahun berganti seperti kedipan mata. Baru Januari, tahu-tahu sudah masuk Agustus.

Ternyata, ada penjelasan ilmiahnya. Semakin kita dewasa, semakin jarang kita mengalami hal-hal baru. Otak kita jadi tidak punya banyak “memori segar” untuk disimpan. Akibatnya, hari-hari terasa sama saja, berjalan tanpa jejak yang kuat,waktu jadi hilang begitu saja. Inilah yang membuat waktu terasa cepat. 

Sebaliknya, ketika kita mengalami hal-hal baru dan menantang, otak akan lebih aktif menyerap pengalaman itu, otak bekerja lebih keras menyimpan memori jadi waktu terasa lebih ‘panjang’, itu rupanya yang dialami pada waktu masih kecil.

Waktu memang tak akan melambat, sebisa mungkin isi dengan makna

Perjalanan ini tidak akan melambat. Waktu akan terus berjalan, dengan atau tanpa kesiapan.

Akhir-akhir ini, hari-hari terasa lewat begitu saja. Bukan karena sibuk, tapi karena semuanya terasa mirip. Pagi dimulai dengan rutinitas, malam ditutup dengan rasa lelah yang itu-itu saja. Lalu bangun lagi, ulang dari awal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun