Mohon tunggu...
Muharika Adi Wiraputra
Muharika Adi Wiraputra Mohon Tunggu... welcome my friend

memayu hayuning bawana

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Mengenal Musik Keroncong hingga Wacana Masuk Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

6 Februari 2025   13:44 Diperbarui: 8 Februari 2025   09:57 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hallo semuanya, Apa kabar? Semoga baik-baik saja. Pasti di sini sudah banyak yang mendengar musik keroncong. Musik yang khas dengan dentingan gitar dan irama yang syahdu ini telah menjadi bagian dari budaya Indonesia selama berabad-abad.

Ulasan ini akan menceritakan sejarah asal-usul keroncong, perjalanan panjangnya dalam menghadapi perubahan zaman, hingga wacana besar untuk menjadikannya sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.

Musik keroncong adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang telah berkembang selama berabad-abad.

Jejak awalnya dapat ditelusuri ke abad ke-16 ketika bangsa Portugis datang ke Nusantara. Mereka membawa alat musik khas seperti cavaquinho, yang kemudian beradaptasi dengan budaya lokal dan berkembang menjadi alat musik keroncong seperti yang kita kenal sekarang.

Melansir Kompas.com Konon katanya musik keroncong pertama kali dibawa oleh orang Mestizos ke Tanah Betawi, pada 1661. Siapakah orang Mestizos?

Mestizos merupakan orang yang memiliki keturunan pelaut Portugis yang akhirnya menikah dengan penduduk lokal dan menjadi koloni. Orang Mestizos kala itu membuat tradisi musik khas yang membuat mereka bernostalgia tentang keseharian, kesulitan serta kebahagiaan mereka. 

Kreativitas warga Kampung Tugu Batavia (Jakarta) saat membuat tradisi musik khas, akhirnya menciptakan tiga jenis gitar yang diberi nama Jitera, Prunga serta Macina.

Jitera adalah sebutan untuk gitar yang besar, Prunga sebutan untuk gitar yang sedang serta Macina sebutan untuk gitar yang kecil. Ketika memainkan ketiga gitar tersebut akan muncul suara 'krong-krong' serta 'crong-crong'. Bunyi gitar inilah yang menjadi awal mula penamaan musik keroncong.

Dalam perkembangannya, keroncong mengalami berbagai transformasi. Pada masa kolonial Belanda, musik ini semakin populer dan menjadi bagian dari hiburan masyarakat, termasuk di kalangan pribumi.

Berbagai unsur musik tradisional Nusantara pun masuk ke dalamnya, menciptakan warna khas yang membedakan keroncong dari musik asalnya. Seiring waktu, muncul berbagai varian seperti Keroncong Asli, Keroncong Stambul, dan Keroncong Langgam yang menggabungkan elemen musik daerah dan modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun