Bukan Sekedar Corat-coret :Â
Menggambar Adalah Terapi Pikiran
Kenapa Menggambar menjadi Terapi Pikiran?
    Sering kali menggambar di pakai oleh Sebagian orang untuk bisa menyalurkan ide dan gagasannya, namun kita juga dapat menggunakan gambar sebagai medium untuk bisa melepaskan kepenatan dan juga kekesalan yang ada di hati kita.
    Salah satu terapi yang melibatkan aktivitas seni untuk mengobati masalah kesehatan mental yaitu Art Therapy.
    Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Art Therapy Association, kurang dari satu jam melakukan aktivitas kreatif dapat mengurangi stres dan memiliki efek positif pada kesehatan mental. Berikut adalah berbagai manfaat art therapy, di antaranya :
- Meringankan gejala depresi
- Meningkatkan pengendalian diri
- Mengatasi trauma masa lalu
- Meningkatkan keterampilan komunikasi
- Mengurangi stres
- Menumbuhkan harga diri
- Memperbaiki gejala yang disebabkan masalah mental
- Meningkatkan keterampilan pemecahan masalah
Terapi seni bisa sangat membantu untuk orang dewasa muda, yang mungkin kesulitan dalam menyesuaikan diri atau mengikuti perubahan yang cepat dalam hidupnya.
Hubungan Otak dan Tangan: Sains di Balik Menggambar
    Menggambar sering kali terlihat seperti kegiatan santai yang hanya melibatkan tangan dan mata. Padahal, di balik setiap goresan pensil atau sapuan kuas, ada interaksi yang rumit antara aktivitas fisik dan mental yang bekerja secara bersamaan.
    Membuat sketsa bukan hanya upaya artistik tetapi juga perpaduan menarik antara kreativitas dan ilmu saraf. Memahami bagaimana otak memproses seni dapat meningkatkan apresiasi kita terhadap sketsa dan dampaknya yang besar terhadap fungsi kognitif. Menggambar bukanlah sekadar meniru apa yang dilihat, melainkan sebuah proses aktif yang melibatkan seluruh otak dan koordinasi tubuh.
    Aktifitas dalam menggambar tidak berjalan terpisah. Mereka terus-menerus berinteraksi dalam sebuah loop umpan balik yang dinamis. Inilah inti dari mengapa menggambar itu sangat kompleks dan bermanfaat.
    Tangan mengaplikasikan apa yang otak perintahkan (berdasarkan observasi atau imajinasi). Kemudian, mata mengamati hasil goresan tangan itu, dan otak mengevaluasi apakah hasilnya sesuai dengan yang diinginkan. Jika tidak, otak membuat penyesuaian pada instruksi berikutnya ke tangan, dan tangan mencoba lagi.
    Aktivitas seni tidak melulu soal seni yang pro atau mahir. Kita bisa melakukannya dari hal-hal sederhana seperti membuat coret-coretan saat di kelas atau saat rapat. Beberapa penelitian menunjukkan mereka yang corat-coret ini lebih baik dalam mengingat informasi yang dibahas disbanding mereka yang tidak melakukannya.
Jangan Pikirkan Hasil, Mulai Aja Dulu
    Mindset "coba aja dulu" mendorong kita untuk melangkah keluar dari zona nyaman. Ketika kamu mencoba sesuatu yang baru, meskipun ada risiko gagal, kamu akan membuka diri terhadap pengalaman baru yang berharga. Dalam setiap coretan yang dihasilkan tanpa mematok hasil akhir, membuat pikiran kita lebih mengalir untuk menyelaraskan setiap coretan-coretan yang telah kita gores supaya menghasilkan karya yang unik dan inovatif.
    Menggambar tanpa menargetkan hasil akhir juga dapat mengembangkan kepercayaan diri. Ketegasan garis dalam coretan mampu meningkatkan kepercayaan diri kita, yakin terhadap yang telah kita lakukan tanpa menghapus coretan yang menjadi hasil akhir gambar pikiran kita.
   Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI